Ketika mendengar nama Bukittinggi, yang pertama kali terlintas di benak biasanya adalah Jam Gadang. Tidak banyak yang ingat bahwa di masa lampau, Bukittingi di Sumatera Barat pernah menjadi ibukota RI saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Oleh karena itulah, Bukittinggi memiliki banyak bangunan khas kolonial.
Tidak hanya itu, Bukittinggi juga memiliki banyak objek wisata alam dan sejarah yang wajib dikunjungi, seperti berikut ini.
Jam Gadang
Jam yang kerap dijuluki “Big Ben Indonesia” ini merupakan landmark Bukittinggi. Letaknya yang berada di pusat kota membuat Jam Gadang selalu diramaikan pengunjung, khususnya pada malam hari. Jam Gadang sendiri memiliki ornament menarik yang juga dimiliki beberapa jam raksasa di dunia, yakni angka 4 (empat) yang ditulis dengan huruf Romawi IIII, bukan IV sebagaimana seharusnya. Naiklah ke puncak Jam Gadang. Dari sana kamu akan melihat pemandangan Kota Bukittinggi secara keseluruhan.
Benteng Fort de Kock
Inilah satu-satunya benteng peninggalan Belanda yang dijadikan pertahanan selama Perang Paderi berlangsung. Dengan tinggi 20 meter, setiap sudut Benteng Fort de Kock dilengkapi meriam kecil. Kini kawasan Benteng Fort de Kock sudah dijadikan taman yang dihuni banyak pohon rindang sehingga suasananya terasa sejuk. Di kawasan ini, kamu juga akan menemukan Museum Rumah Adat Baanjuang dan Kebun Binatang Bukittinggi.
Museum Rumah Adat Baanjuang
Pada tahun 1935, Mondelar Countrolleur yang merupakan warga Belanda mendirikan Museum Rumah Adat Baanjuang dengan corak tradisional. Bangunan ini memiliki atap yang terbuat dari ijuk, dan anjuang, lantai, dan dinding yang terbuat dari kayu. Museum Rumah Adat Baanjuang menyimpan banyak koleksi fauna yang diawetkan, koleksi etografika, dan numismatika. Menariknya fauna-fauna yang diawetkan di museum ini adalah fauna yang tidak normal seperti kerbau berkepala delapan, kerbau berkepala dua, dan kambing bermuka dua. Fauna-fauna tidak normal seperti ini umumnya tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama.
Dan setelah mati, fauna-fauna tersebut langsung diawetkan di museum. Selain koleksi yang disebutkan sebelumnya, di dalam Museum Rumah Adat Baanjuang juga terdapat miniatur rumah gadang, miniatur rumah makan tradisional, dan surau. Semakin langkanya bangunan-bangunan seperti ini ditemukan di Ranah Minang membuat aneka miniatur bangunan di museum ini sangat menarik perhatian.
Air Terjun Lembah Anai
Bukittinggi memiliki alam yang sangat indah. Salah satu keindahan itu bisa dilihat pada Air Terjun Lembah Anai yang berada di sepanjang jalan Padang-Bukittinggi. Adapun sumber airnya mengalir dari Gunung Singgalang melewati bukit, lereng, tebing, hingga akhirnya jatuh ke dasar lembah. Air Terjun Lembah Anai mengalir dengan sangat cepat sehingga saat terkena sinar matahari, percikan kabut airnya membentuk gugusan warna-warni.
Lobang Jepang
Nah, Lobang Jepang ini sangat terkenal di Bukittinggi. Pada zaman Perang Dunia II, Jepang menjadikan lobang ini sebagai markas pertahanan dan tempat penyiksaan tawanan. Pembangunannya sendiri dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang dibawa dari Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Bagaimana suasana didalamnya? Benar-benar mistis. Apalagi untuk memasuki lobang ini pengunjung harus menuruni 132 anak tangga terlebih dahulu baru kemudian menemukan banyak sekali lorong dan ruangan.
Ngarai Sianok
Tidak jauh dari Lobang Jepang, ada Ngarai Sianok yang berupa lembah curam. Di Ngarai Sianok ini, kamu bisa melihat pemandangan sungai dan hamparan padi. Kamu bisa melihatnya secara langsung, bisa juga melihatnya dari Taman Panorama. Ngarai Sianok juga terkenal dengan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang indah. Wajar saja, saat pagi menjelang matahari terbit dan saat sore menjelang matahari terbenam, Ngarai Sianok selalu diramaikan pengunjung. Biasanya keindahan Ngarai Sianok juga sering diabadikan oleh fotografer dan pelukis.
Terkait