Jalur Sumbar-Riau Padat Merayap
Dua hari pasca-Idul Fitri 1438 Hijriyah, arus lalu lintas di sejumlah jalan negara terpantau padat merayap. Bahkan Jalur Padang-Bukittinggi via Lembah Anai, mengalami kemacetan cukup panjang.
Kemacetan panjang mulai terlihat dari tugu selamat datang Kota Padangpanjang sampai kawasan Air Mancur Lembah Anai. Sebaliknya, kemacetan dari arah Padang-Bukittinggi mulai terlihat selepas Pasar Sicincin sampai kawasan Air Mancur Lembah Anai.
Terjadinya penyempitan ruas jalan di sekitar objek Air Mancur ditambah banyaknya kendaraan yang keluar masuk objek wisata pemandian di kawasan Mega Mendung, menjadi penyebab utama terjadi kemacetan.
Menjelang Pasar Lubukalung juga terjadi kemacetan cukup panjang. Diperkirakan kemacetan di kawasan ini mencapai 5 km. Kondisi ini disebabkan terjadinya penyempitan ruas jalan di Pasar Lubukalung ditambah adanya kendaraan yang keluar masuk di dua titik di kawasan Pasar Lubukalung tersebut. Akibat kemacetan ini, jarak tempuh Padang-Bukittinggi normalnya 2 jam, harus ditempuh sekitar 6 jam.
Sumbar-Riau Padat Merayap
Kondisi tak jauh berbeda terpantau di ruas jalan negara Sumbar-Riau. Ruas jalan yang membelah sebagian wilayah Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota itu, terpantau padat merayap.
Selain dipicu arus balik kendaraan dari Sumbar ke Riau, kepadatan lalu-lintas ini diperkirakan terjadi karena banyaknya wisatawan yang mendatangi objek wisata Lembah Harau, Kapalo Banda Taram, dan fly over Kelok Sambilan.
Pantauan Padang Ekspres Rabu sore (28/6), kepadatan arus lalu lintas di jalan negara Sumbar-Riau ini, paling kentara terlihat mulai dari kawasan Tanjuanganau, Nagari Koto Nan Gadang, Kecamatan Payakumbuh Utara.
Di Simpang Tiga Tanjuang Anau ini, ratusan kendaraan roda dua dan roda empat yang datang dari arah Payakumbuh menuju Pekanbaru, terjebak dalam antrean panjang. Antrean tersebut berlangsung sampai ke gerbang masuk Lembah Harau di Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau.
“Cukup panjang, kendaraan yang mengantre mulai dari Simpang Tanjuanganau hingga Simpang Tanjuangpati dan Simpang masuk Lembah Harau. Jangankan perantau Sumbar yang hendak balik ke Riau, kita yang biasa menetap di sini, cukup lelah dibuatnya,” kata Syafrizal, 41, seorang warga Payakumbuh yang tinggal di Tanjuanganau.
Menariknya, meski arus lalu-lintas dari pertigaan Tanjuang Anau hingga pertigaan Sarilamak terpantau padat merayap, namun pengemudi yang terjebak macet, tetap memilih bertahan di jalan tersebut atau tidak mencari jalan alternatif.
“Kita tidak hafal jalan-jalan kampung di sini, makanya kita tidak cari jalan alternatif. Biarlah macet-macet sedikit,” kata Rinto, 35, pria asal Bukittinggi yang biasa merantau di Panam, Pekanbaru, Riau, saat ditanya Padang Ekspres.
Aparat Polres Limapuluh Kota yang melaksanakan Operasi Ramadaniyah untuk mengamankan Idul Fitri, termasuk arus mudik dan arus balik, sudah berupaya mengurai kepadataan kendaraan di perempatan Tanjungpati dan pertigaan Lembah Harau. Bahkan, polisi sengaja merekayasa jalur lalu-lintas di kawasan tersebut.
“Memang sejak dua hari terakhir, arus balik dari Sumbar ke Riau, sudah mulai meningkat. Namun arus lalu-lintas yang padat dari perempatan Tanjungpati hingga gerbang masuk Lembah Harau, diperkirakan tidak hanya terjadi karena mulai meningkatnya arus balik, tapi juga dipicu banyaknya kendaraan yang masuk ke objek wisata, seperti ke Lembah Harau, Kapalo Banda Taram, dan fly over Kelok Sembilan,” kata Kasat Lantas Polres Limapuluh Kota AKP Zulherman secara terpisah.
Untuk mengurai kemacetan di sepanjang jalan Tanjungpati hingga Sarilamak itu, menurut Zulherman, pihaknya sejak operasi Ramadaniyah, sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
“Kendaraan yang datang dari arah Payakumbuh, setiba di gerbang Harau, kita arahkan ambil lurus ke kanan, lalu putar lagi ke kanan. Ini untuk mengantisipasi antrean panjang,” ujarnya.
Rekayasa lalu lintas juga dilakukan Polres Payakumbuh. Untuk mengantisipasi kemacetan dan penumpukan kendaraan saat arus balik, Polres Payakumbuh sejak H-3 Lebaran, sudah menyiapkan beberapa jalur alternatif.
“Untuk arus mudik dan arus balik ada beberapa jalur altenatif yang kita arahkan. Jalur pertama, pengemudi yang datang dari arah Ngalau Payakumbuh tujuan ke Pekanbaru, bisa masuk dari Simpang Pancoran di Koto Nan Ompek dan keluar di Simpang Kaniang Bukik. Dengan demikian, pengemudi tidak perlu masuk ke pusat kota Payakumbuh,” kata Iptu M Yudi Satria, Kasat Lantas Polres Payakumbuh kepada pers.
Selain itu, menurut Yudi, pihaknya juga mengarahkan pengemudi yang datang dari arah Ngalau Indah, Payakumbuh, untuk masuk ke jalan lingkar utara atau Simpang Bypass di Pakansinayan untuk selanjutnya terus ke Parik, Lampasi dan Tanjuanganau, Payakumbuh Utara.
Selain menyiapkan dua jalur alternatif menuju Pekanbaru, Polres Payakumbuh juga mengimbau warga yang tinggal di Payakumbuh, sebisanya tidak menggunakan mobil pada H-3 dan H+3 Lebaran.
“Ini karena kita lebih prioritaskan orang datang ke kita atau para pengunjung dari arah Riau maupun Bukittinggi dan Padang,” kata Iptu M Yudi Satria.
Objek Wisata Disesaki Pengunjung
Di sisi lain, sejumlah objek wisata di sejumlah daerah terlihat disesaki pengunjung. Selain objek wisata di Kota Bukittinggi dan Kawasan Wisata Terpadu Mandeh di Pessel, antusias masyarakat menghabiskan liburan di Pantai Padang dan Aiamanih di Padang juga terpantau ramai.
Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, ada sekitar 12 ribu wisatawan berlibur di Ibu Kota Sumbar itu. Kawasan wisata Pantai Padang menjadi objek wisata primadona yang dikunjungi wisatawan. Hal ini terlihat di sejumlah titik seperti kawasan Tugu IORA, Taman Muaro Lasak dan Tugu Merpati Perdamaian.
Sejumlah kendaraan plat nomor polisi provinsi tetangga tampak berjejer di parkir sepanjang pantai Padang. Yang paling dominan terlihat plat nomor polisi dari Pekanbaru, Riau (BM), disusul BK (Sumut), BH (Jambi) BG (Sumsel), dan B (Jakarta), F (Bogor) D (Bandung) dan lainnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.