in

Buku ‘Dari Api ke Aksara’ lahir dari ruang redaksi ANTARA NTB

Mataram (ANTARA) – Buku berjudul “Dari Api ke Aksara: Catatan Tajuk ANTARA NTB 2025”, sebuah karya yang merangkum perjalanan pemikiran, refleksi sosial, dan dinamika daerah sepanjang 2025 melalui tulisan-tulisan tajuk dari ruang redaksi ANTARA Biro NTB.

“Sebuah percikan api kadang mampu melahirkan bara semangat yang tak pernah padam. Begitulah kisah awal lahirnya buku ini. Semuanya bermula pada penghujung Agustus 2025, ketika suasana di Kota Mataram tiba-tiba memanas dan kobaran api melumat gedung DPRD NTB,” kata Abdul Hakim, penulis buku sekaligus Kepala Biro ANTARA NTB di Mataram, Selasa.

Buku tersebut disusun dari rangkaian tajuk yang ditulis selama hampir dua bulan, mulai September hingga pertengahan Oktober 2025. Semua berawal dari sebuah peristiwa yang mengguncang Kota Mataram pada penghujung Agustus, ketika demonstrasi di depan Gedung DPRD NTB berakhir dengan kobaran api.

Insiden itu kemudian melahirkan tajuk reflektif berjudul “Membaca Makna di Balik Api DPRD NTB” yang mendapat respons luar biasa dari pembaca.

Menurut Hakim, momentum tersebut menegaskan pentingnya melihat peristiwa tidak semata sebagai berita harian, tetapi sebagai refleksi sosial dan politik yang perlu dibaca lebih dalam.

Dari sanalah lahir dorongan untuk menulis tajuk secara rutin, hampir setiap hari, yang kemudian membentuk jejak pemikiran jurnalistik tentang NTB sebagai miniatur Indonesia.

Buku “Dari Api ke Aksara” memuat tajuk-tajuk yang terbagi dalam enam bagian besar. Bagian pertama membahas arah pembangunan dan infrastruktur.

Bagian kedua menyoroti dinamika sosial dan budaya yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat. Bagian ketiga mengupas politik dan pemerintahan, termasuk refleksi atas kasus pembakaran DPRD dan isu dana pokir.

Bagian keempat membahas tema ekonomi dan lingkungan, mulai krisis air hingga persoalan sampah. Dua bagian berikutnya menghadirkan tajuk tentang event internasional seperti MotoGP Mandalika, hingga kisah kemanusiaan yang jarang tersorot.

Direktur Utama Perum LKBN ANTARA, Akhmad Munir, turut memberikan kata pengantar dalam buku tersebut. Ia menyampaikan apresiasi terhadap upaya memperkuat jurnalisme reflektif di tengah derasnya arus informasi cepat.

Hakim mengakui proses penulisan tajuk setiap hari tidaklah mudah. Banyak tulisan diselesaikan pada malam hari di sela liputan dan dinamika kerja redaksi.

“Semua lahir dari secangkir kopi, dari diskusi dengan para pewarta, dari berita-berita kecil yang sering terlewat,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim ANTARA NTB yang disebutnya sebagai “saudara seperjuangan di medan kebenaran”, serta kepada keluarganya yang menjadi sumber energi dan ketenangan selama proses penulisan.

“Saya ingin tajuk-tajuk ini tidak hanya hidup sehari di laman berita, tetapi juga abadi dalam bentuk buku. Agar generasi setelah kita bisa membaca, memahami, dan melanjutkan semangatnya,” kata Hakim.

Buku ini, tambahnya, adalah persembahan kecil untuk NTB dan dunia jurnalistik, sekaligus pengingat bahwa di tengah hiruk-pikuk informasi cepat, masih ada ruang untuk tulisan yang lahir dari empati dan tanggung jawab moral.

“Semoga buku ini menjadi renungan sekaligus cahaya kecil bagi siapa pun yang ingin melihat NTB dengan lebih jernih dan manusiawi,” katanya.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Persita Tangerang fokus latihan penyelesaian akhir, manfaatkan masa jeda kompetisi