in

Bupati Pessel Rusma Yul Anwar Buka Rakerkesda Tingkat Kabupaten

Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, saat menyampaikan sambutan pada Rakerkesda tingkat Pessel, yang digelar Senin (19/12) di gedung PCC.(IST)

Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Rusma Yul Anwar, membuka secara resmi Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) tingkat Kabupaten Pessel. Rakerkesda dengan tema Meningkatkan Pelaksanaan Tugas Dalam Pelayanan Publik Demi Terwujudnya Reformasi Birokrasi di Lingkungan se Kabupaten Pesisir Selatan itu, berlangsung di gedung Painan Convention Center (PCC) Senin (19/12).

Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, dr Lila Yanwar, Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, Direktur RSUD dr M Zein Painan, dan Direktur RSUD Pratama Tapan,pimpinan puskesmas se Pessel, para bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Bupati Rusma Yul Anwar, dalam sambutan dihadapan peserta Rakerkesda menjelaskan bahwa pembangunan kesehatan menjadi salah satu tujuan utama baginya selaku kepala daerah sebagaimana dituangkan dalam misi dan visinya, serta misi pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2021-2026, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat.

Pelaksanaan pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan berbagai sektor, yakni pelayanan kesehatan, pembiayaan sektor kesehatan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia kesehatan, ketersediaan alat kesehatan, farmasi, dan makanan, perbaikan manajemen dan informasi kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat.

“Karena kesehatan merupakan modal dasar pembangunan bangsa, maka menjaga kesehatan masyarakat dengan pola hidup sehat menjadi sesuatu yang sangat penting, termasuk juga di Pessel. Sebab daerah akan sulit membangun kalau masyarakatnya tidak sehat,” katanya.

Dijelaskannya bahwa pembangunan disegala bidang pada periode RPJMD 2021-2026 di Pessel diawali dengan kondisi Covid-19. Sehingga penanganan pandemi serta upaya pencegahan penularan menjadi fokus utama pemerintah daerah.

“Berdasarkan hal itu sehingga kita mengalokasikan sebagian besar sumber daya yang ada untuk penanganan dan pencegahannya. Berkat upaya serius yang dilakukan, Alhamdulillah di semester kedua tahun 2022 ini, kita sudah memasuki masa recovery atau pemulihan pasca pandemi,” ujarnya.

Namun kata bupati pembangunan dalam masa recovery ternyata memiliki tantangan tersendiri pula. “Tingginya angka stunting atau gizi buruk, meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, serta masih kurangnya sarana dan prasarana kesehatan adalah di antara tantangan yang harus kita hadapi. Dalam hal ini dibutuhkan pemahaman dan semua pihak terhadap tugas dan fungsi, serta hak dan kewajiban masing-masing,” ucapnya.

Menurut Bupati, berbagai persoalan kesehatan yang selama ini terjadi dan ditemukan Pessel hendaknya menjadi pelajaran berharga untuk dicarikan solusinya terutama yang terjadi pada generasi muda. Karena generasi muda penerus pembangunan bangsa haruslah generasi yang sehat sehingga mampu memberikan segenap hidup dan kompetensinya bagi kemajuan daerah dan bangsa serta demi masa depannya.

“Kesehatan itu modal dasar, sekali lagi modal dasar. Karenanya, mewujudkan masyarakat Pessel yang sehat sejak usia balita tidak boleh dianggap sepele,” jelasnya. Dia berharap materi yang dibahas dalam Rakerkesda tersebut benar-benar berangkat dari persoalan yang terjadi di masyarakat. Dan hasilnya harus menjadi rekomendasi untuk dianggarkan dalam APBD Pessel.

“Saya harap materi yang dibahas dalam Rakerkesda ini direkomendasikan kepada saya untuk selanjutnya anggarkan ke APBD. Ini serius, jangan sampai selesai Rakerkesda, diam. Ini sangat menyedihkan padahal kesehatan adalah modal dasar pembangunan. Kalau kita tidak sehat pembangunan tidak mungkin bisa berjalan baik,” ingatnya.

Dia juga meminta kepada Kepada Kepala Dinas Kesehatan Pessel agar pro aktif dengan melaporkan sejak dini segala keperluan pembangunan yang berkaitan dengan kesehatan. “Kalau ada fasilitas kesehatan (faskes) yang kurang, sampaikan. Ingat, kesehatan itu sangat penting disamping pembangunan di sektor pertanian dan pendidikan. Persoalan kesehatan di daerah ini tidak cukup dengan mengeluh, tetapi harus dibarengi dengan tindakan dan usulan pembangunan kesehatan,” tegasnya.

Ditambahkannya bahwa Rakerkesda merupakan agenda tahunan untuk meningkatkan kualitas rencana kerja kesehatan yang berbasis data dan anggaran, serta meningkatkan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan program kesehatan di daerah sehingga bisa menjawab persoalan kesehatan yang terjadi di Pessel.

Kepada Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, mengatakan bahwa di Pessel juga ada beberapa kasus penyakit yang masih menjadi perhatian serius. “Saya katakan demikian, sebab selain kasus menular dan tidak menular, stunting atau gizi buruk pada balita, dan kejadian luar biasa lainnya selalu menjadi perhatian serius guna meningkat kualitas kesehatan masyarakat ke depan,” katanya.

Disampaikannya bahwa beberapa jenis penyakit menular dan tidak menular, serta juga stunting dan imunisasi, mendorong Dinas Kesehatan untuk mengkaji, menganalisis dan menentukan arah program kerja kesehatan ke depan. Tentunya dengan melibatkan semua stakeholder yang ada di Pessel.

“Berdasarkan hal itu maka melalui Rakerkesda dengan tema “Meningkatkan Pelaksanaan Tugas Dalam Pelayanan Publik Demi Terwujudnya Reformasi Birokrasi di Lingkungan se Kabupaten Pesisir Selatan” ini, selain petugas medis, pesertanya juga berasal dari kepala perangkat daerah terkait, anggota DPRD, kepala UPT puskesmas, pimpinan Klinik dan para pemerhati kesehatan lainnya. Pada Rakerkesda ini kita juga mendatangkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, dr Lila Yanwar, sebagai nara sumber,” jelasnya Antoni. (yon)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Recovery Pendidikan, Plus Minus Teknologi Informasi

Diskominfo Raih Penghargaan Penyusunan Masterplan Smart City