JAKARTA – Tantangan terbesar penyelenggara jaminan sosial di seluruh dunia saat ini adalah cakupan kepesertaan kepada seluruh penduduk. Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (16/11) mengatakan tantangan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal International Social Security Association (ISSA), Hans Horst Konkowlesky saat Konferensi ISSA di Panama, Amerika Selatan.
Konferensi itu dihadiri 1000 delegasi dari 155 negara. Dari Indonesia diwakili oleh BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Agus menyebutkan, masalah perluasan kepesertaan itu merupakan satu dari 10 tantangan terbesar yang dihadapi oleh sistem jaminan sosial di seluruh dunia saat ini.
Sembilan tantangan lain adalah kesenjangan kualitas hidup antargenerasi, penduduk yang menua, kesempatan kerja untuk angkatan muda, struktur pasar tenaga kerja di era ekonomi digital dan kualitas kesehatan.
Tantangan lainnya, risiko atas fenomena alam yang semakin ekstrem, perlindungan kepada tenaga kerja migran, transisi pemanfaatan teknologi dan ekspektasi publik yang semakin tinggi. Agus mengakui bahwa tantangan tersebut sangat relevan dengan kondisi terakhir yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
“Namun kami telah mempersiapkan rencana dan langkah-langkah ke depan yang akan dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan,” ujarnya. Berdasarkan data yang di ARBI sampaikan oleh Presiden ISSA, Frank Errol Stoove, jaminan sosial seharusnya merupakan hak asasi seluruh penduduk di dunia, namun sangat disayangkan hingga saat ini ada 73 persen penduduk dunia yang belum mendapatkan akses jaminan sosial.
Sebagian besar penduduk yang kurang beruntung tersebut berada di negara-negara berkembang. Dia menyatakan tantangan terbesar ada pada perluasan cakupan kepesertaan tenaga kerja yang bekerja pada sektor informal. Stoove menambahkan jaminan sosial merupakan pilar untuk mewujudkan kestabilan sosial, keadilan, dan martabat manusia yang sejahtera.
Semakin Penting
Dalam kesempatan tersebut, kata Agus, Direktur Jaminan Sosial International Labor Organizations (ILO), Isabel Ortiz mendukung pernyataan tersebut dengan menyampaikan bahwa di era ekonomi global yang semakin tak terbatas dan fluktuasi ekonomi yang bergejolak, peranan jaminan sosial menjadi semakin penting.
Ortiz mendorong seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem jaminan sosial, khususnya kementerian maupun penyelenggara jaminan sosial untuk terus mengembangkan sistem sesuai konteks dan struktur ekonomi di masing-masing negara.
Pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) sampai dengan tahun 2030 akan banyak bergantung pada dampak yang dapat diberikan oleh sistem jaminan sosial untuk membangun bukan hanya ekonomi dunia tetapi juga manusia yang lebih berkualitas dan terbebas dari kemiskinan.
“BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan sumbangsih terbaik untuk mengembangkan jaminan sosial khususnya ketenagakerjaan, sekaligus turut mengentaskan kemiskinan dan berkontribusi pada pembangunan perekonomian negara serta menciptakan manusia yang berkualitas,” kata Agus. cit/E-3