in

Cermat Gunakan Platform Merdeka Mengajar

PENUH SEMANGAT: Tim Monev dari BBPMP Sumbar bersama jajaran UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh.(IST)

Jumat, tanggal 22 Juli 2022 boleh dikatakan menjadi kenangan berharga bagi UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh. Betapa tidak, sekolah ini mendapat kunjungan dari Tim Monev dari BBPMP Sumbar, yang dalam hal ini diwakili oleh Pitria Gusliati, M.Pd dan Elmiza, S.Pd sesuai dengan surat edaran Pelaksanaan Kunjungan Kerja Pimpinan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Adapun tujuan dari monev ini yaitu, untuk memperkuat sinergi dan dukungan pemerintah daerah kepada sekolah yang mengimlementasikan Kurikulum Merdeka secara mandiri, meluruskan miskonsepsi masyarakat terutama pemangku kepentingan terkait yaitu, guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, pemerintah daerah dan orang tua murid terkait kebijakan, substansi, maupun strategi pelaksanaan Kurikulum Merdeka.

Lalu mengajak guru dan kepala sekolah untuk memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar dan Komunitas Belajar untuk mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka, melihat kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka jalur mandiri, memotret praktik baik atau tantangan penerapan praktik baik persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka, meminta kesediaan pemerintah daerah, dinas pendidikan, kepala sekolah, guru dan komunitas memberikan testimoni dalam bentuk rekaman video yang berisi dukungan pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh yakni, Ahmad Guntur, S.Pd. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan ucapan terimakasih kepada BPG yang sudah berkenan hadir memonitoring langsung Implemetasi Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum merdeka ini, terutama di UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh yang merupakan salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Limapuluh Kota.

Sebagai anak pertama yang melaksanakan Kurikulum Merdeka ini, tentu terdapat kelebihan sekaligus kelemahan yang dirasakan. Beliau juga menyatakan siap untuk berbagi pengalaman dengan sekolah-sekolah lain bekerjasama dengan BPG untuk membidani lahirnya sekolah-sekolah yang ikut mengimplementasikan kurikulum merdeka ini.

Dua orang guru dari UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh, yakni Yusnita Sari, S.Pd dan Ayu Lovita, S.Pd juga sudah terjun langsung ke sekolah-sekolah dalam rangka berbagi praktik baik terkait Implementasi Kurikulum Merdeka di Kabupaten Limapuluh Kota maupun Kota Payakumbuh yang merupakan tetangga Kabupaten Limapuluh Kota. Sekolah ini juga telah mempunyai dua orang guru penggerak yang siap menggerakkan semua guru untuk memberikan yang terbaik di dalam proses pembelajaran.

Pertemuan ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama di nara sumberi oleh Pitria, M.Pd dengan materi mengenal IKM lebih dekat dilanjutkan dengan materi Pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar oleh Eliza, S.Pd. Semua peserta tampak antusias dan bersemangat dalam menyimak dan mempraktekkan paparan yang disampaikan.

Dalam pemaparannya Pitria menyampaikan ada 3 tipe sekolah dalam menerapkan kurikulum merdeka ini, yakni, Mandiri belajar, yaitu sekolah yang baru mulai memahami kurikulum merdeka tapi belum memgimplementasikannya. Lalu, Mandiri Berubah, yaitu sekolah yang mulai mengadopsi kurikulum merdeka, tapi masih menjalankan K13.

Kemudian, Mandiri Berbagi, yaitu sekolah yang sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka.
Beliau juga menyampaikan ada beberapa miskonsepsi terkait IKM diantaranya, Pendekatan utama dalam dukungan implementasi kurikulum merdeka secara jalur mandiri adalah dengan melakukan serangkaian bimtek yang dilakukan secara berjenjang dari pusat, daerah, hingga sekolah.

Faktanya, tidak ada bimtek yang dilakukan berjenjang untuk kurikulum ini, bimtek tersedia di PMM dan dapat diakses secara mandiri oleh guru. Tanpa ada nara sumber, satuan pendidikan dan para guru tidak dapat belajar dan mendalami kurikulum merdeka. Ini juga keliru, karena guru dapat belajar di mana saja dan kapan saja melalui platform yang telah disediakan oleh Kemendikbud.

Sebaiknya asesmen diagnostik tidak dilakukan oleh para guru, tapi oleh psikolog profesional agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan tidak sepenuhnya benar karena sejatinya asesmen adalah untuk mendiagnosa sejauh mana kemampuan awal peserta didik, maka gurulah yang paling tepat untuk melakukan asesmen ini. Dan masih ada beberapa miskonsepsi yang perlu diluruskan terkait IKM.

Sesi ke dua dilanjutkan oleh Eliza dengan materi pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM), pada sesi ini setiap peserta diarahkan untuk men-download aplikasi PMM bisa melalui PC ataupun di androidnya masing-masing. Setelah aplikasi terpasang, peserta bisa login menggunakan akun belajar.id yang sudah diberikan Kemendikbud.

Dalam PMM ini ternyata sudah dilengkapi dengan empat fitur pendukung terkait pengembangan guru, yaitu, Video Inspirasi, pelatihan Mandiri, Bukti Karya, Komunitas (sebagai wadah berkembang bersama pendidik lain). Diharapkan melalui PMM ini, guru dapat mengakses implementasi kurikulum merdeka dengan mudah.

Guru dapat berbagi praktik baik serta dengan mudah mengakses perangkat ajar. Dan juga informasi seputar pelatihan atau webinar seri yang dilaksanakan Kemendikbud. Alhamdullilah, per Juli 2022 tercatat lebih dari separuh guru di UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh telah berhasil login dan menonton video, serta sudah ada beberapa diantaranya yang selesai melaksanakan posttes.

Sesi terakhir diminta testimoni beberapa orang guru terkait Implementasi Kurikulum Merdeka di UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh. Harapan ke depannya melalui kunjungan ini, dan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar dapat meningkatkan kualitas Guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pemdes Umaloya Manfaatkan Dana Desa untuk Tangani Stunting

Pilkades PAW Sukolilo Ajukan Keberatan, Kabag Tapem Sebut Itu Tidak Masalah