in

Curhatan Mahasiswa Mengenai Tugas di bangku Kuliah.

“Kemandirian lewat tugas kelompok yang digarap sendiri”, itulah ungkapan yang dapat diutarakan penulis. Karena pada hakikatnya penulis amati dan alami sendiri dalam sebuah sandiwara pangung di bangku perkuliahan. Nyata tidak nyata terpikirkan itu adalah hal yang sangat menggeliakan. Bagaimana tidak, tugas bersama yang harus diemban ini hanya terselesaikan lewat kedua tangan halus nan penuh kemulayaan ini. Sebuah ironi disandang sebagai mark ‘mahasiswa’ tetapi yang terjadi malah sebaliknya, rasa tanggung jawab yang dianggap enteng serta sifat kekenak-kanakan dan sifat acuh tak acuh selalu saja lekat dalam sifat loyalnya. 

Sangat disayangkan kita sebagai mahasiswa yang menyiakan sebuah tugas makalah kelompok, yang itu juga merupakan media kita juga untuk melatih kedisplinan dalam menbentuk jiwa menulis. Apalah arti sebuah ide dalam renungan terpendam yang tak terletup keluar lewat gagasan-gagasan yang bermanfaat. 

Walaupun masih banyak plagiasi dalam penulisan makalah dalam memenuhi tugas perkuliahan, tetapi setidaknya para mahasiwa harus berperan dalam sebuah kelompoknya guna menyelesaikan tugasnya. Adapun bila hal itu terwujud, maka relasi antar pertemanan dan kebersamaan akan terjalin secara baik dan tak menimbulkan rasa benci dalam anggota kelompok tersebut karena keuntungan sepihak dalam penyelesaian penulisan makalah. 

Kita sering mendengar dalam sebuaah presentasi tulisan makalah dikritik babat habis oleh dosen mata kuliah perihal ketidakmencakupnya dan kelangkapan materi yang tersaji yang tak memenuhi ekspektasi dosen, entah itu karena kebodohan sendiri atau ketidaktahuan para pribadi masing-masing mengenai aspek bahasan materinya. 

Miris jika melihat antara individu dalam kelompok saling menyalahkan, tetapi kesalahan fatalnya terletak pada ketidakpahaman peran tanggung jawab yang harus dilaksanakan setiap individu masing-masing. 

Masalah juga timbul pada saat mempresentasikan makalah pada sesi tanya jawab terkadang para pemateri terkesan tidak serius dan bersenda gurau dalam menjawab pertanyaan yang diajukan para audiens, entah karena kebodohanya atau kuranganya pemahaman dalam penguasaan materi maklah yang telah disususn. Juga rasa bosan juga menghinggapi dalam kelas karena para audiens tidak turut aktif menyampaikan gagasanya karena ketidakpahaman dengan yang disampaikan pemakalah akibatnya kelaakan menjadi tak terkontrol dan berpotensi menjadi gaduh dan ribut. 

Para pemakalah harus lebih serius dalam teknik penyusunan, serta semua anggota kelompok harus terlibat dan berperan andil yang cukup singnifikant dalalam menyusun materi. Berlatih sebelum presentasi dan mencari titik kelemahan dalam makalah dan mendiskusikannya bersama agar dipecahkan dan terkuasai. 

Entah sampai kapan budaya buruk ini akan hilang, yang pasti ada ujung lubang jarum untuk terlewati oleh benang, semua akar masalah pasti ada sebabnya muncul kepermukaan. Tugas sebagai mahasiswa selayaknya selalu menghargai dosen dan menjalin kerjasama serta semangat persatuan disegala aspek.

kamu juga
bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta
rupiah setiap bulannya,

What do you think?

Written by Julliana Elora

Perempuan yang Ikut Timsel KPU Masih Sedikit

App Earn Money?