PROHABA.CO – Ilmuwan memperingatkan bahwa gletser pegunungan Himalaya yang menyediakan air bagi hampir dua miliar orang, telah mencair lebih cepat daripada sebelumnya sebagai dampak dari perubahan iklim.
Pencairan dengan kecepatan yang mengkhawatirkan ini membuat membuat masyarakat berpotensi terkena bencana yang tidak terduga.
Dampak perubahan iklim terhadap gletser Himalaya Dikutip dari Science Alert, Rabu (21/6/2023) laporan International Center for Integrated Mountain Development (ICIMOD) menunjukkan gletser Himalaya menghilang 65 persen sepanjang 2011 hingga 2020.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa pencairan gletser di pegunungan Himalaya tercatat lebih cepat dibandingkan dengan dekade sebelumnya.
ICIMOD bahkan juga menyebutkan, akibat dampak perubahan iklim, gletser semakin cepat mencair dan dapat kehilangan hingga 80 persen volumenya pada akhir abad ini.
“Saat semakin hangat, es akan mencair seperti yang diperkirakan tetapi yang tidak terduga dan sangat mengkhawatirkan adalah kecepatannya,” kata Philippus Wester, penulis utama studi.
Gletser di wilayah Hindu Kush Himalaya (HKH) adalah sumber air penting bagi sekitar 240 juta orang di daerah pegunungan serta bagi 1,65 miliar orang lainnya di lembah sungai di bawahnya.
Gletser Himalaya juga mengalir di 10 sistem sungai paling penting di dunia, termasuk Gangga, Indus, Yellow, Mekong, dan Irrawaddy, dan secara langsung atau tidak langsung memasok miliaran orang dalam hal makanan, energi, udara bersih, dan juga pendapatan.
Baca juga: Gletser Himalaya Mencair dengan Kecepatan yang Luar Biasa
Baca juga: Salju Himalaya India Longsor, 4 Tewas, Puluhan Masih Hilang
Baca juga: 3,5 Triliun Ton Es Mencair, Apa Dampaknya bagi Penduduk Dunia?
“Dengan dua miliar orang di Asia bergantung pada air yang dimiliki oleh gletser dan salju, konsekuensi (dampak perubahan iklim) dari hilangnya kriosfer (zona beku) ini terlalu luas untuk direnungkan,” ungkap Izabella Koziell, Wakil Kepala ICIMOD.
Perubahan iklim sebabkan dunia makin hangat Sebuah laporan mengungkapkan kepesimisannya.
Laporan itu, bahkan menyebut jika pemanasan global dibatasi pada 1,5 hingga 2 derajat Celsius yang telah disepakati dalam perjanjian iklim Paris, gletser diperkirakan akan kehilangan sepertiga hingga setengah volumenya pada tahun 2100.
“Ini menggarisbawahi perlunya tindakan iklim yang mendesak,” papar Wester.
Ia mengatakan peningkatan teknologi dan citra satelit beresolusi tinggi dapat membantu melakukan mitigasi iklim dengan tingkat akurasi yang baik.
Dunia telah menghangat rata-rata hampir 1,2 derajat Celcius sejak pertengahan 1800- an.