Seharusnya, Jum’at, 26 Mei 2017 ini, Presiden Jokowi masih berada di Surakarta. Usai menghadiri penganugerahan gelar Guru Besar dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim kepada KH Ma’ruf Amin serta penyerahan sertifikat tanah dan Kartu Indonesia Pintar di Malang, Jawa Timur, Rabu 24 Mei 2017, menurut jadwal, Presiden Jokowi bertolak ke Surakarta.
Hari Kamis, 25 Mei 2017, hari libur Kenaikan Isa Al Masih, tak ada agenda kepresidenan. Presiden Jokowi beristirahat bersama keluarga di kediaman pribadi di kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Sedianya, Jum’at 26 Mei 2017, Presiden Jokowi menghadiri peluncuran Program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dan Penyerahan Kartu Indonesia Pintar di Stadion Manahan Solo.
Namun, aksi teror terjadi di Jakarta, Rabu, 24 Mei 2017, malam hari. Lima nyawa melayang, termasuk tiga petugas kepolisian, dan belasan luka. Indonesia kembali darurat teror.
Kamis, 25 Mei 2017, Presiden Jokowi memutuskan kembali ke Jakarta. Terbang dari Landasan Udara Adi Soemarmo, Solo, pukul 19.00 WIB, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana langsung menuju RS Polri Kramat Jati, menengok korban aksi teror yang masih dirawat di sana. Tak lupa, Presiden Jokowi mengajak Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama Ibu Mufidah, dan juga pejabat terkait seperti Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, dan Wakapolri Komjen Syafruddin.
Dari Kramat Jati, Presiden Jokowi dan para pejabat menuju ‘ground zero’ untuk melihat langsung titik ledakan bom yang dua kali meledak di Terminal Busway Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Kehadiran Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla –keduanya relatif jarang tampil bersama di luar acara resmi kenegaraan- memberikan sinyal kuat. Datang cukup lama di ‘ground zero’, Presiden Jokowi menegaskan, bangsa Indonesia tak perlu takut terhadap teror.
PERNYATAAN KERAS MELAWAN TEROR
Di Kramat Jati, Presiden Jokowi berseru keras, “Saya tegaskan sekali lagi bahwa tidak ada tempat di negara kita, di Tanah Air kita ini,, bagi terorisme.”
Kepala Negara menghimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap segala ancaman. Karenanya, Presiden berpesan agar persatuan dan kesatuan di seluruh Tanah Air dapat terus dijaga dan dipelihara dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat, seluruh rakyat di seluruh pelosok Tanah Air agar semuanya tetap tenang dan menjaga persatuan. Tetapi kita juga tetap semuanya harus waspada dan kita semua harus bersatu melawan terorisme ini,” kata Presiden.
Presiden Jokowi sangat menyesalkan teror ini karena menyasar rakyat kecil yang tak berdosa. “Kalau kita lihat tadi korbannya, dari mahasiswi ada, sopir Kopaja ada, kemudian yang anggota Polri juga ada, kemudian pegawai juga ada,” ungkapnya.
Sementara itu, di ‘ground zero’, Presiden Jokowi menekankan pentingnya revisi Undang-Undang Anti Terorisme. “Saya juga sudah memerintahkan Menkopolhukam segera menyelesaikan revisi Undang-Undang Anti Terorisme ini, agar aparat hukum mempunyai landasan yang kuat untuk bertindak, utamanya dalam pencegahan,” kata Presiden Jokowi.
Mengubah jadwal untuk tujuan yang lebih penting bukan sekali ini dilakukan Presiden Jokowi. 14 Januari 2016, saat teror bom terjadi di kawasan Thamrin, Jakarta, Presiden Jokowi juga mempercepat kunjungan kerjanya di Cirebon, Jawa Barat.
“Pak Presiden mempercepat kunjungan ke Cirebon,” kata Staf Khusus Presiden, Johan Budi SP, saat itu. Hari itu, sejatinya, terdapat empat kegiatan Jokowi selama di Cirebon, di antaranya meninjau Bandara Kertajati dan Pondok Pesantren Buntet.
“Pak Presiden juga selesai mengunjungi Rumah Kerang Cirebon, kemudian mendengar dan dapat laporan bahwa terjadi sejumlah ledakan di Jakarta,” ujarnya. Presiden Jokowi dan rombongan kali pertama mendengar kabar Bom Thamrin saat bus pengangkut rombongan bergerak dari Cirebon menuju Majalengka, Jawa Barat.
Awalnya, Presiden Jokowi bersama rombongan berangkat dari Jakarta ke Kabupaten Cirebon dengan menggunakan kereta api khusus dari Stasiun Gambir Jakarta pukul 04.00 WIB. Rombongan kemudian, beralih menggunakan bus untuk meninjau lokasi pembangunan Bandara Kertajati.
Setelah mengetahui aksi teror di Jakarta terjadi pukul 10.39 WIB, Presiden memberikan pernyataan pers di Cirebon, dan langsung memangkas agendanya di Jawa Barat.
“Negara, bangsa, dan rakyat, saya kira kita tak boleh takut, tidak boleh kalah oleh aksi teror seperti ini,” kata Jokowi di Rumah Kerang, Jalan Ki Ageng Tapa, Cirebon, Kamis, 14 Januari 2016.
Pada pukul 16.10 WIB di hari yang sama, Presiden Jokowi sudah berada di ‘ground zero’ Thamrin, Jakarta Pusat, didampingi Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian.
ACARA TETAP BERLANGSUNG
Bagaimana dengan acara peluncuran Program Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dan Penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Solo, yang terjadwal dihadiri Presiden Jokowi, Jum’at, 26 Mei 2017 pagi tadi?
Acara di Stadion Manahan itu tetap berlangsung dihadiri ribuan siswa Solo. Didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani membagikan KIP kepada 331 siswa Sekolah Dasar, 283 siswa Sekolah Menengah Pertama, 257 siswa Sekolah Menengah Atas, 610 siswa SMK, 12 siswa Sekolah Luar Biasa, serta 364 warga belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Presiden Jokowi bergerak cepat untuk sebuah prioritas. Memberikan pernyataan tegas dan hadir ke ‘ground zero’ sebagai isyarat tegas melawan teror. Adapun acara yang seharusnya dihadiri, tetap berjalan normal dan tidak terkorbankan.
The post Dari Solo Menuju Ground Zero appeared first on Presiden Republik Indonesia.