in

Data Ulang Penerima Konversi Elpiji 3 Kg

Pemprov Sumbar bakal Surati Kemen ESDM

Satuan Tugas (Satgas) Pembinaan Pengawasan Pendistribusian Tertutup elpiji 3 kg Sumbar segera menyurati Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) guna mendata ulang penerima paket konversi elpiji 3 kilogram. Pasalnya, kelangkaan elpiji di Sumbar disinyalir tak hanya akibat tidak tepat sasarannya pendistribusian, namun juga penambahan pengguna elpiji 3 kg.

“Data yang digunakan  mengacu pada pendataan tahun 2013. Padahal, selama kurun empat tahun tersebut, terjadi penambahan jumlah penduduk dan peningkatan jumlah usaha mikro kecil (UMK). Hal ini membuat masyarakat kesulitan memperoleh elpiji 3 kg,” kata Satgas Pembinaan Pengawasan Pendistribusian Tertutup elpiji 3 kg Sumbar, Syafrizal, kepada Padang Ekspres, kemarin.

Pernyataan Syafrizal tersebut berdasarkan pada hasil rapat koordinasi dengan pangkalan dan agen di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Daerah (DPMD) Sumbar, kemarin (18/9). Sayang rakor kal ini tak dihadiri PT Pertamina, Kejati dan Kepolisian. Rapat bakal digelar lagi pada Jumat (22/9), menghadirkan kabupaten/kota untuk membahas elpiji.

Dalam satu bulan, Sumbar hanya mendapatkan kuota tabung elpiji 3 kg sebanyak 6.906.000 tabung. Artinya dalam satu hari, jatah kuota tabung elpiji didistribusikan sekitar 22 ribu sampai 23 ribu tabung per hari. Pusat hanya memberikan kuota 2 tabung untuk satu kepala keluarga per bulan. Sementara, kuota tersebut tak mencukupi lagi untuk kebutuhan tabung elpiji.

“Ada warga yang satu minggu satu tabung elpiji, sementara kuota satu bulan hanya dua tabung. Demikian juga dengan UKM, ada dalam satu hari itu bisa menghabiskan dua tabung gas elpiji,” ucapnya.

Mantan Wakil Bupati Pessel ini juga mengungkapkan, pendistribusian elpiji tak tepat sasaran juga menjadi penyebab kelangkaan. Misalnya, ada tabung elpiji diperuntukkan untuk Padang, namun ternyata sampai ke Pesisir Selatan (Pessel) atau ada juga harusnya kuotanya untuk Tanahdatar, namun beredar di Bukittinggi.

“Ini juga kami temukan di lapangan, termasuk adanya swalayan menjual tabung  elpiji 3 kg. Padahal, swalayan tak boleh menjual tabung elpiji,” ucapnya.

Selama ini kendala yang dihadapi  Satgas, kata Syafrizal, belum adanya kewenangan dalam penindakan. Namun, bisa melakukan pembinaan dan pengawasan. “Kewenangan penindakan itu ada pada Pertamina,” tegas Syafrizal.

Selain itu, kata pria yang akrab disapa Ucok ini, tidak ada kartu kendali yang bisa mengontrol pendistribusian gas. Jika kartu kendali tersebut tersedia, maka hanya orang yang terdata sebagai penerima paket konversi yang membeli elpiji 3 kg. Kondisi saat ini, tanpa adanya kartu kendali siapa saja dapat beli. Termasuk, usaha rumah makan yang  ikut menggunakan tabung  elpiji 3 kilogram. 

Langkah lain mengatasi kelangkaan, menurut dia, memperbanyak pangkalan. Idealnya dalam satu nagari ada dua atau tiga pangkalan. Dengan begitu, masyarakat tak kesulitan mendapatkan elpiji. “Pengecer tentu dapat elpiji dari pangkalan atau agen. Otomatis harganya lebih tinggi jika dibeli warga ke pangkalan. Saat warga mencari ke pangkalan tidak ada stok. Dalam rantai distribusi elpiji  tidak masuk pengecer,” ucap mantan Pj Bupati Dharmasraya ini. 

Alur pendistribusian elpiji 3 kg, papar Syafrizal, dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) kemudian ke distributor, agen dan pangkalan. “Pengecer tak masuk dalam rantai pendistribusian elpji 3 kg tersebut,” tukas mantan Pj Bupati Mentawai ini.

Sebelumnya, Agen besar gas elpiji PT Pincuran Pasaman, Jarot menyebutkan, permintaan masyarakat tinggi terhadap gas elpiji 3 kg. Hal ini menyebabkan pasokan yang tersedia tak mencukupi kebutuhan masyarakat. “Selain itu, distributor juga menurunkan jumlah pasokan agen,” ucapnya.

Setiap pangkalan paling banyak mendapatkan 560 tabung gas. Satu agen gas di Pasaman hanya memiliki 58 pangkalan. Dalam satu pangkalan, tidak sama jumlah kuotanya. Ada satu pangkalan mendapatkan 560 tabung, bahkan ada juga satu pangkalan dapat 50 tabung.  “Jumlah itu memang tidak mencukupi. Namun, apa boleh buat. Distributor hanya mampu memberikan jatah terbatas,” ucapnya.

Agen elpiji di Pasaman PT Silvia Dharma Mandiri, Mak Datuk, mengakui terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat  atas gas  elpiji 3 kg. Sementara penambahan kuota Pasaman tidak ada. “Bagaimana kita memenuhinya ke pangkalan-pangkalan yang ada, sementara kuota terbatas,” katanya. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Rencanakan Kabur sejak Seminggu, 6 Ditangkap, 6 Napi Masih Diburu

Pemprov Gandeng 7 Daerah Serius Bangun Pariwisata