in

Datangkan Ratusan Penyair Dalam dan Luar Negeri

RAPAT: Panitia menggelar rapat dalam rangka kesiapan acara Pertemuan Penyair Indonesia, Desember mendatang. F-YOAN S NUGRAHA/TANJUNGPINANG POS

Persiapan Pertemuan Penyair Nusantara di Tanjungpinang

Sebentar lagi, keriuhan kata-kata akan hadir di tanah adat Tanjungpinang. Tak hanya sebagai Kota Gurindam dan Negeri Pantun, Tanjungpinang juga menjadi kiblat sastra Indonesia. Ini dibuktikan agenda Pertemuan Penyair Indonesia melalui Dewan Kesenian Provinsi yang akan menghadirkan ratusan penyair Indonesia hingga mancanegara.

Tanjungpinang – Syukurnya Tanjungpinang Pos diberikan laluan untuk mengikuti kesiapan panitia dalam mematangkan acara. Beberapa waktu belakangan ini, Kota Tanjungpinang tidak hanya disibukkan dengan cuaca yang mudah berubah atau razia zebra kepolisian saja. Namun, secara diam-diam Tanjungpinang sedang menyiapkan serangkaian acara guna menyambut kedatangan ratusan penyair baik yang berada di Indonesia maupun yang berada di mancanegara, seperti Malaysia, Singapura dan negara wilayah Asia Tenggara lainnya.

Tidak salah, kedatangan mereka memang sengaja diundang oleh penyelenggara Pertemuan Penyair Indonesia (PPN) yang pada tahun sebelumnya acara serupa juga dilakukan di Thailand.

”Kita kali ini akan buat hal beda, ada agenda yang kami buat dengan tema ziarah sastra,” kata Rendra seorang penyair sekaligus ditunjuk oleh Dewan Kesenian Kepulauan Riau (DKKR) sebagai sekretaris kegiatan.

Sudah beberapa malam terakhir ini, awak media melihat para panitia yang sebagian besar merupakan penyair andalan Kepri. Sebut saja, Rendra, Fatih, Barozi, Zainal, serta beberapa koreografer ber-taraf nasional dan komposer musik seperti Yudi Tancker dan Adi lingkEpin disibukkan dengan pematangan kegiatan tersebut yang sebelumnya diawali bincang-bincang santai dan serius dari kafe ke kafe. Tak terkecuali Blue Cafe yang saban subuh baru berkemas karena betah digunakan oleh panitia untuk bersiap.

Pernyataaan Rendra dibenarkan oleh ketua DKKR, Husnizar Hood yang mengatakan bahwa tidak hanya ziarah sastra yang menjadi andalan, namun juga masih ada kejutan lainnya. ”Ziarah sastra itu hanya satu dari beberapa agenda kejutan yang sudah disiapkan panitia,” kata kolumnus temberang dan Wakil Ketua II DPRD Provinsi Kepri ini.

Menjenguk lebih jauh kesiapan panitia, sepertinya agenda PPN bukan sebatas agenda seremonial belaka. Tidak tanggug-tanggung kedatangan ratusan penyair Indonesia tersebut harus melalui seleksi ketat 3 kurator yang ditangani langsung oleh Ahmadun Yose Herfanda, Isbedi, dan Tarmizi Rumah Hitam. Buktinya 3 korator tersebut adalah pemain senior di kancah dunia sastra.

”Sudah selesai seleksi, dan dipastikan ratusan penyair tersebut hadir,” kata Fatih yang juga dilibatkan menjadi panitia.

Ya… kali ini PPN yang berlangsung selama 3 hari (15 hingga 17 Desember 2016) akan memberikan nuansa berbeda di mata para penyair. Mengingat Tanjungpinang merupakan kiblat sastra, serta rahim kelahiran bahasa kesatuan Indonesia, maka di kesempatan serupa juga dilangsungkan acara anugerah dari Yayasan Jembia Emas, yang merupakan muara CSR Batam Pos Grup yang menyokong penuh kegemilangan dunia sastra dan budaya lewat terbitan mingguan Jembia di sela-sela laman Batam Pos.

”Ada 10 nominasi anugerah Jembia Emas nantinya, tapi yang dapat hanya 1 orang saja, tak taulah siapa, masih dalam rahasia,” kata Fatih memberikan bocoran.

Serangkaian agenda yang berhasil ditelusuri awak media diantaranya bedah buku Biografi Khairil Anwar yang ditulis oleh Hasan Aspahani. Ada juga diskusi panel lintas negara yang mendatangkan narasumber hebat dan mumpuni. 4 pembicara didatangkan dari luar negeri, sementara Indonesia menyiapkan amunisi narasumber Rida K Liamsi, Maman S Mahayana, dan beberapa penyair maupun sastrawan andal lainnya.

Oh iya… ziarah sastra di Pulau Inderasakti Penyengat juga bermuara hingga ke Sei Carang yang merupakan pusat dinasti kemelayuan. Ada juga pameran kepenyairan Melayu, dari zaman kerajaan hingga di zaman modern yang ditangani langsung oleh sejarawan andal Kepulauan Riau Aswandi Syahri.

Gedung Gonggong juga tidak lepas dari incaran. Selama 2 malam, Gedung Gonggong akan disulap menjadi pentas merayakan kata-kata dalam bait-bait puisi. Dipastikan, para penyair Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang hadir nanti akan terpuaskan dengan segala kejutan yang disuguhkan Kepulauan Riau.

Memang jika direnung lebih dalam, sebaris kalimat puisi Sutarji tak bisa dibantahkan. ”Walau penyair besar takkan sampai sebatas Allah” (Sutardji: Walau). Masih dalam bait puisi itu, sang presiden penyair Indonesia melanjutkan bahwa kalau penyair mati, mungkin bagai batu dan pasir yang tamat, sementara jiwa tetap terus membumbung dalam baris-baris sajak.

Sebesar apapun penyair dan dunia kepenyairan takkan mampu sebatas sang pencipta, namun paling tidak para penyair mampu mengalihkan pandangan, dan menyarungkan pedang, seperti yang dilakukan oleh Raja Ali Haji yang berperang lewat kalam bersenjatakan Gurindam XII.

Seperti apa semarak acara yang menyulap Tanjungpinang menjadi lautan kata. Kita kita hanya bisa menunggu hingga tanggalnya tiba dengan degub jantung yang terus menggoda.(Yoan S Nugraha)

What do you think?

Written by virgo

Jembia Cari Budayawan/Seniman Pilihan

Hobi Membaca