in

Demo Besar di Korsel Sebabkan Puluhan Korban Terluka

Demonstrasi besar yang dilakukan puluhan ribu massa di Korea Selatan sebagai aksi protes mereka terhadap sang presiden pada Sabtu (12/11) telah menyebabkan lebih dari 20 orang terluka, termasuk polisi. Aksi unjuk rasa yang diramaikan oleh sekitar 17 ribu orang itu tak kenal usia, mulai dari orang dewasa baik perempuan maupun laki-laki hingga para remaja dan anak-anak yang masih mengenakan seragam sekolah.

Mereka berbondong-bondong turun ke jalan untuk menurunkan Presiden Park Geun-Hye yang diduga terlibat kasus korupsi. “Saya ingin ia turun dari kursi kepresidenan. Saya ingin administrasi kepemimpinannya berakhir agar bisa dilanjutkan oleh yang baru,” ujar perempuan bernama Lee Yu-jin yang rela datang ke Seoul bersama suami dan anaknya.

Mengutip portal berita CNN, meski aksi tersebut berjalan tertib tanpa kerusuhan, tercatat sudah ada empat polisi yang terluka selama demo berlangsung. Kemudian 26 peserta demo lain juga mengalami cedera dan telah dilarikan ke rumah sakit, sedangkan 29 lainnya menerima pengobatan di lokasi unjuk rasa. Sayangnya tidak ada penjelasan lebih rinci penyebab atau jenis luka seperti apa yang dialami oleh para korban.

Seperti yang diketahui, dugaan pemerasan dan skandal yang dilakukan Geun-Hye bermula dari kabar bahwa teman lamanya, Choi Soon-Sil, ditangkap oleh pihak kepolisian setelah terbukti melakukan pemerasan, yang mencatut nama kawannya. Saat ini Choi masih diperiksa oleh pihak berwajib atas kasus penyalahgunaan dana sumbangan dari perusahan besar Korsel, salah satunya dari Samsung.

Tak hanya meminta “jatah preman”, ia juga diduga ikut campur dalam pemerintahan. Geun-Hye telah mengajukan permohonan maaf dan melakukan pembaruan kabinet, namun warga Korsel tampaknya belum kembali percaya padanya. Aksi ini merupakan yang ke-tiga kalinya dilakukan dalam seminggu terakhir, sehingga menyebabkan reputasi dan popularitas politik Presiden Park Geun-Hye menurun drastis.

Belum Siap Gelar Pemilu ‘Dadakan’?

Demo yang berlangsung kemarin dianggap sebagai yang terbesar selama satu dekade terakhir. Meski warga Korsel terlihat sudah geram, tampaknya tidak akan semudah membalikan telapak tangan untuk menggantikan kepemimpinan Geun-Hye dengan cepat. Seperti yang diwartakan situs Washington Post, kebanyakan analis tidak menduga bahwa Geun-Hye bakal menghiraukan protes terhadap dirinya agar segera menggantungkan jabatannya.

Kendati begitu, hingga saat ini pemerintah Korsel dilaporkan belum siap jika harus menggelar pemilu ‘dadakan’ yang lebih awal dari seharusnya.  Bahkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon yang belakangan digadang-gadang menjadi kandidat capres potensial pun dianggap belum siap. Di sisi lain, para otoritas hukum oposisi mendukung turunnya Geun-Hyu dari kekuasaannya dan mendorong agar pemilu bisa dilakukan dalam waktu 60 hari. Geun-Hyu sejauh ini menunjukan sikap penolakan untuk turun, dan tampaknya akan tetap bertahan hingga masa jabatannya berakhir pada Februari 2018.

Isu korupsi memang bukan hal baru bagi pemerintahan Korsel. Namun, skandal Geun-Hyu dianggap telah membuat masyarakat geram dan mempertanyakan paham demokrasi yang selama ini diterapkan di Negeri Ginseng tersebut. “Insiden ini membuat kami berkaca bahwa selama ini kami tidak cukup peduli terhadap politik dan tidak memperhatikan bagaimana cara pemerintah kami ini menjalankan tugasnya,” kata partisipan demo Kim Wan-kyu yang berusia 34 tahun. 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Waktu Terbaik Amati Supermoon Langka

Puncak Latihan Taktis TNI AD