TORAJA UTARA – Sport tourism yang selalu menjadi andalan Menpar Arief Yahya untuk memperkenalkan destinasi wisata di tanah air selalu membawa sukses. Kali ini terjadi di event Toraja Marathon 2017 yang melibatkan dua kabupaten itu.
“Sukses dan harus solid! Kompak! Maju bersama, berjuang bersama, saling support, saling memperkuat! Itulah Indonesia Incorporated!” papar Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Bupati Tana Toraja, Nicodemus Biringkanae, melepas secara resmi ratusan peserta lomba lari Toraja Marathon 2017 Plaza Taman Rakyat Kolam Makale, 30 Juli 2017 itu. Sementara Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan melepas pelari dari Hotel Toraja Heritage.
“Kolaborasi yang hebat, pasti akan menghasilkan produk event yang solid juga!” cerus Menpar Arief.
Peserta yang dilepas Nicodemus adalah mereka yang mengikuti kategori 5K (lima kilometer) dan 10K (sepuluh kilometer). Sedangkan untuk kategori 21 K dan 42K dilepas Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan di Lapangan Bakti Rantepao. Semua peserta Toraja Marathon finis di Plaza Taman Rakyat Kolam Makale.
Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan, dalam sambutannya menyatakan akan terus mengembangkan sports tourism karena alam dan kekayaan budaya Toraja harus dikombinasikan demi mengangkat pamor Toraja yang mendunia.
“Di tengah persaingan sports tourism yang dikembangkan provinsi dan kabupaten lain di Indonesia, Toraja punya keunggulan dan keunikan dibanding daerah lain lewat alam dan budaya. Pemerintah pusat pun sudah mendukung agar Toraja bisa masuk dalam empat destinasi utama Indonesia dan mulai tahun depan sudah mendapat alokasi dana,” jelas Kalatiku Paembonan, Sabtu (29/7).
Lomba lari Marathon ini diikuti 500an peserta dari Indonesia dan mancanegara seperti Kenya, Australia, Korea, Swedia, Perancis, Jerman, Inggris, China dan Malaysia. Pelari asal Kenya mengusai podium pemenang Toraja Marathon 2017 dengan start di Karassik dan finis di Makale Tana Toraja, Sulsel, Sabtu setelah James Munyi Maregu menjadi tercepat di sektor putra dan Margaret Njuguna di sektor putri .
Maregu membukukan catatan waktu 02:28:24 untuk menempuh jarak 41, 195 km. Di posisi dua ditempati rekan satu negaranya, Kipotich Seurei Julius dengan catatan waktu 02:30:28 dan Posisi tiga ditempati pelari asal Kenya lainnya Mwangi Ngare Joseph dengan waktu 02:30:45.
Pada nomor ini, pelari tuan rumah tercepat dipegang Elius Palunsu dengan waktu 03:01:25 disusul Ade Putra Katume dengan waktu 03:03:17 dan Muhammad Januar dengan waktu 03:12:15.
Untuk sektor putri, Margaret Njuguna yang membukukan catatan waktu 03:11:22 ditemani rekan satu negaranya yaitu Rebecca Nakuwa dengan catatan waktu 03:17:12 dan posisi ke tiga direbut oleh Docus Jebotip Tarus dengan catatan waktu. 03:22:04.
Pelari asal Benua Afrika ini ternyata tidak hanya mengusai nomor marathon. Pada half marathon putra, Kenya kembali mendominasi setelah Spephen Mungthia Nkubitu menjadi yang tercepat dengan waktu 01:12:26 disusul Charles Munyua dengan waktu 01:13:08 dan John Muiruri Mburu dengan waktu 01:15:41.
Begitu juga di half marathon putri, pelari Kenya Chythia Chelangat Towett dengan waktu 01:28:46 disusul Isabela Jemungor dengan waktu 01:33:08 dan Valentine Jepkemoi dengan catatan waktu 01:40:51.
Pada kejuaraan yang kedua kali digelar ini animo peserta cukup tinggi meski untuk nomor marathon tidak begitu banyak pesertanya. Namun, persaingan pada kejuaraan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata ini cukup ketat meski sesama pelari Kenya.
Peserta Toraja Marathon 2017 ini selama menghadapi perlombaan dihadapkan dengan lokasi-lokasi pariwisata yang berada di Kabupaten Toraja Utara maupun Tana Toraja. Lokasi wisata yang dilalui di antaranya Suaya, Tampang Allo, Bebo, dan rumah tongkonan yang tidak jauh dari lokasi pemakaman batu, Kete Kesu.
Setelah melalui rute yang telah dipersiapkan, seluruh peserta baik untuk nomor marathon, half marathon, 10K, 5K hingga kategori pelajar finis di Makale yang merupakan ibukota Kabupaten Tana Toraja. Hanya saja untuk pemberian hadiah dilakukan di Toraja Heritage Hotel, Toraja Utara.
Lomba ini juga memberikan nilai tambah bagi para peserta karena sepanjang perlombaan akan melintasi rentetan keindahan alam, mulai dari sawah, pemukiman adat, hingga pemakaman kuno, dan perkebunan kopi.
“Ketika pertama kali ikut tahun lalu, saya langsung jatuh cinta denganToraja Marathon. Ini marathon yang unik dan terbaik. Selain keindahan alam, saya menikmati keramahan penduduk yang menyambut kami sepanjang lomba. Itulah alasan saya ikut Toraja Marathon kembali,” ujar Dennis, warga Prancis salah satu peserta Toraja Marathon di kategori halfmarathon.
Natascha Oking, istri vokalis group band Slank, Akhadi Wira Satriaji atau akrab disapa Kaka, juga nampak ikut berlari. Natascha Oking ikut berlari pada kategori 21K (21 kilometer). Toraja Marathon sebenarnya bukan ajang pertama bagi istri Kaka Slank ini. Sebelumnya, Natasha sudah beberapa kali mengikuti lomba lari jarak jauh di beberapa daerah di Indonesia. Natasha bahkan pernah menjuarai lomba Tambora Ultra 25K, yang digelar di Dompu, NTB, April lalu.
Indar Sahesti, yang mewakili Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menilai, kegiatan Toraja Marathon 2017 ini sukses mendatangkan sejumlah pelari bukan hanya tingkat nasional, tetapi juga pelari dari luar negeri. Dampaknya kata dia, akan memberikan dan menyatakan bagaimana indahnya Toraja dengan pesona wisatanya.
Indar mengatakan, peran semua pihak harus terlibat. Selain perhatian dari pusat yaitu Kemenpar, dua pemerintah Pemkab Tator dan Torut, juga partisipasi konkret dari Pemprov Sulsel. Ia berharap kegiatan itu kembali dilaksanakan dengan mendatangkan pelari dalam jumlah banyak dari luar negeri.
“Mereka yang datang ini bukanya hanya mengenal Toraja tetapi juga Sulsel secara keseluruhan. Ada dampak yang baik, karena itu kita berharap kegiatan ini kembali dilakukan tahun depan,” ujar Indar. (*)
LOGIN untuk mengomentari.