in

Dikira Sintetis, Ternyata Beras Sokan Asal Pasaman

BERAS ASLI: Kadis Pangan Sumbar Syaiful Bahri menjelaskan
kepada awak media terkait beras sokan asal
Pasaman yang disangka sintetis, beberapa waktu yang lalu.(IST)

Isu peredaran beras sintesis di Kota Bukittinggi yang cukup membuat heboh publik belakangan ini akhirnya menemui titik terang. Hasil uji laboratorium terhadap sampel beras yang semula diduga sintesis, ternyata merupakan beras biasa.

Hasil lab itu diungkapkan Kepala Dinas Pangan Sumbar, Syaiful Bahri, kemarin (16/10). Syaiful menyebut, beras yang diduga sintesis dan sempat dikonsumsi warga di Bukittinggi murni beras lokal jenis sokan asal Pasaman.

“Hasil uji laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech yang kami peroleh Sabtu lalu, menyatakan itu bukan beras sintesis. Beras itu murni beras lokal yang berasal dari Pasaman,” kata Syaiful.

Menurutnya, tekstur beras sokan asal Pasaman yang disangka sintesis itu sedikit lebih pulen dari beras sokan pada umumnya. Selanjutnya kata dia, untuk memutus dampak terhadap pedagang yang sebelumnya dianggap menjual beras sintesis ini, pihaknya akan mengintruksikan Dinas Pangan Bukittinggi memberikan pendampingan.

“Karena dugaan beras sintentis ini viral, pasti pedagang ini terdampak efeknya. Karena setelah hasil keluar kami pastikan lagi dia tidak terdampak. Mengenai pendamping kami akan minta Dinas Pangan Bukittinggi mendampingi,” tuturnya.

Sebelumnya, Wali Kota Bukittinggi sudah meminta masyarakat untuk tidak panik menanggapi persoalan beras sintetis yang sempat dikabarkan beredar di Bukittinggi. Wako juga meminta masyarakat agar berpartisipasi aktif jika menemukan beras yang dicurigai merupakan beras sintetis.

“Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan waspada. Pemko Bukittinggi akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Apapun informasinya akan terus disampaikan kepada masyarakat,”” ujar Erman.

Wako juga meminta masyarakat untuk membeli beras dari langganan yang terpercaya. Masyarakat diingatkan tidak tergiur dengan harga beras murah, selain dari lembaga resmi atau program pemerintah.

Ia juga mengharapkan masyarakat melapor ke Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi atau melalui kelurahan atau kecamatan jika menemukan beras dengan ciri-ciri yang mencurigakan. Sehingga bisa dilakukan uji labor.

Pemko Bukittinggi sendiri bahkan sudah membentuk tim survei untuk memantau kondisi beras yang beredar di pasaran. Tim ini diturunkan untuk sidak ke pasar-pasar menanggapi persoalan beras sintetis yang sempat dikabarkan beredar di kota itu.

Tim survei yang dibentuk melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah, termasuk kepolisian. Seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bukittinggi, Dinas Pertanian dan Pangan, Polresta Bukittinggi dan ada juga tim dari provinsi.

Setelah beberapa kali sidak, tim survei beras ini belum menemukan adanya beras sintesis beredar di Bukittinggi. Meski ada beberapa laporan dugaan peredaran beras sintesis itu, namun saat ditelusuri ternyata bukan beras bermasalah. (y/r)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pelaku UMKM Dibantu Alat Penunjang Produksi

Banjir di Pasaman, Dua Nagari Terdampak