in

Disdik Kota Payakumbuh: Komunikasi, Tugas dan Peran Guru di Manajemen Sekolah

Atri Priyana, Amd
(ANALIS PELAKSANA KEPEGAWAIAN
LANJUTAN DISDIK PAYAKUMBUH)

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan individu maupun kelompok lain di sekitarnya. Salah satu syarat interaksi adalah adanya komunikasi. Dengan komunikasi maka antara satu individu dengan individu atau kelompok lain akan mengetahui maksud yang hendak disampaikan, kemudian akan mendapatkan reaksi.

Sedangkan guru merupakan profesi atau jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Jenis pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar kependidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan.

Dalam dunia pendidikan, peran guru dan peran komunikasi menjadi sangat penting. Tanpa adanya komunikasi dan peran guru maka sistem pendidikan dalam sebuah negara tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga akan merusak sistem yang lain serta untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tidak akan berhasil.

Institusi pendidikan atau dalam hal ini sekolah juga memerlukan guru dan komunikasi yang baik dalam manajemennya. Komunikasi tersebut bisa bersifat intern maupun ekstern. Komunikasi tersebut sangat menentukan kelancaran, kemudahan dan kenyamanan dalam melaksanakan tugas masing-masing komponen sekolah.

Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi.

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.

Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut, Guru harus dapat membangkitkan perhatian peseta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan penyesuaian dengan usia dan tahapan tugas perkembangan peserta didik.

Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas.

Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi antara mata pelajaran dan/atau praktiknyata dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, menagamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun luar kelas. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta didik secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya.

Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu menjadi anggota pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain, yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yag andal dan dapat diteladani.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti menerusksn dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Maksudnya, seorang guru harus bisa memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya.

Mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seorang guru harus bisa memberikan ilmu yang sudah didapatnya selama sekolah kepada anak didiknya. Jangan sampai seorang guru mengajarkan ilmu yang tidak semestinya kepada anak didiknya.

Melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa. Seperti mengajarkan hal-hal yang sifatnya memberikan ketrampilan lain selain mata kuliah yang diampunya. Tugas guru sebagai seorang pengajar memiliki konsekuensi untuk memiliki peran-peran tertentu dalam kaitannya dengan manajemen sekolah.

Berkaitan dengan tugasnya di bidang profesi, guru mempunyai beberapa peran, yaitu, Peranan dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal. Seperti guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, supervisor, motivator dan konselor. Peningkatan kemampuan dan keahlian guru dalam bidang subject matter dan metodologi pembelajaran adalah esensial.

Ketika kondisi sekolah semakin kompleks seperti ukuran rombongan belajar semakin membengkak, beban mengajar dan belajar semakin intensif dan ekstensif, sumber dan fasilitas pembelajaran semakin modern, tingkat stres dan terelienasian siswa semakin menggejala, dan prosedur kerja semakin perlu dipercanggih, terminologi metodologi pengajaran yang dikenal selama ini mengalami perluasan makna yaitu makin lazim disebut manajemen sekolah.

Dalam hasil riset yang digelar sekitar tahun 1980-an hingga tahun 1990-an, secara ringkas dapat dijelaskan mengenai faktor mayor atau area ketrampilan terpaut dengan manajemen kelas yang efektif. Kelima factor tersebut adalah, Pengembangan solidaritas pemahaman personal atau psikologis siswa dan kebutuhan-kebutuhan belajar.

Pemapanan hubungan positif antara guru dan siswa serta antar siswa untuk membantu menemukan kebutuhan dasar psikologis siswa. Pengimplementasian metodologi pengajaran yang memfasilitasi belajar optimal dengan jalan member respon kebutuhan-kebutuhan akademik siswa dan kelompok.

Penggunaan metode organisasi dan pengelolaan kelompok yang dapat memaksimalkan perilaku tugas siswa. Penggunaan metode konseling dan penataan perilaku yang diperluas untuk membantu siswa yang tidak tepat dalam menjawab soal-soal ujian atau mengalami misperilaku yang mengarah kedalam tindakan tercela.

Hal–hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman khusus tentang variable yang berpengaruh dalam efektivitas pembelajaran. Pembelajaran efektif yang dimaksud antara lain keberhasilan guru mengkreasikan lingkungan belajar positif, memberdayakan siswa, melibatkan diri secara total dalam kegiatan belajar mengajar.

Kebanyakan masalah yang terjadi di sekolah-sekolah disebabkan oleh masalah-masalah manajemen kelas pada khususnya yang mana belum mampu merespon tuntutan untuk menjadikan manusia selayaknya atau ingin menciptakan proses pembelajaran pada tingkat kinerja yang diinginkan.

Proses pembelajaran yang kondusif menjadi peran yang utama karena disini ada cara dan metode bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif dan inovatif. Hasil penelitian yang relatif kontemporer mengenai manajemen kelas merekomendasikan beberapa metode inovatif atau orientasi baru yang menjadi fokus kerja manajemen kelas antara lain sebagai berikut, Perhatian yang lebih besar pada aspek pendidikan multicultural dan isu-isu gender.

Pengembangan fokus kearah pencerahan kebutuhan siswa, gaya belajar, kultur pembelajaran, dan metode pengelolaan perilaku yang digunakan dikelas. Pengembangan focus kearah keterlibatan siswa secara aktif dalam memahami dan mengambil tanggung jawab bagi lingkungan belajarnya dan untuk mendemonstrasikan perilaku positif.

Pengembangan studi kasus mengenai bagaimana menciptakan sosok manajemen kelas yang efektif atau bagaimana menimba pengalaman dari kinerja yang baik dan pernah ditampilkan. Perluasan rencana-rencana baru dalam kerangka membangun manajemen kelas yang efektif serta penentuan strategi proses dan metode yang akurat untuk mengimplementasikannya.

Gagasan baru mengenai cara guru bekerja untuk memecahkan masalah-masalah keprilakuan khusus yang dialami oleh siswa dalam keseluruhan mainstreams kehidupan untuk dimanipulasi menjadi potensi kondusif di dalam dan dilingkungan kelas.

Hasil survey mengenai keefektifan guru menunjukan bahwa keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur dari efektivitas proses belajar siswa atau peringkat yang dicapainya. Sehingga keterampilan manajemen kelas sangat penting dalam mendukung proses pembelajaran.

Dalam keseharian kegiatanya siswa paling banyak berhubungan dengan guru dan demikian juga sebaliknya merupakan perwajahan sekolah yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Dalam tugas kesehariannya, guru berhadapan dengan siswa yang tinggi, sedang, atau rendah prestai akademiknya.

Dia pun berhadapan dengan siswa yang baik-baik dan santun, arogan, cuek, pengganggu, bahkan siswa yang pernah melakukan tindakan kriminal. Juga siswa yang kuat, sedang, lemah fisiknya. Dan juga keragaman itu dilihat dari perspektif sosial, ekonomi, agama, dan sebagainya.

Siswa yang cenderung bermasalah biasanya menjadi beban tambahan sekaligus sumber kepedulian utama bagi guru. Bahkan siswa yang bermasalah ini makin menjadi pusat kepedulian utama para guru, administrator, orangtua, bahkan publik.

Tetapi kondisi yang anak yang seperti itu akan menjadi peluang bagi guru untuk mengelola kelasnya secara efektif bagi penciptaan faktor yang mempengaruhi motivasi, prestasi, dan perilaku siswa. Keadaan negatif yang dirasakan guru ini benar-benar terasa mengganggu mereka.

Faktor yang menyebabkan siswa cenderung berperilaku buruk, antara lain, faktor sosial, ekonomi, kurtural, agama, jenis kelamin, ras, tempat tinggal, pebedaan potensi kognitif, kesehatan, dan lain-lain. Ada tantangan serius bagi sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif.

Pertama, memperkuat kinerja dan misi akademik sekolah. Kedua, menetapakan tata aturan dan prosedur disiplin yang jelas dan standar, serta mengikat semua anak didik. Ketiga, melembagakan dan member keteladanan mengenai norma-norma etik yang menjadi pemandu hubungan antar subyek di lingkungan sekolah.

Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan.

Dengan berbagai cara setiap saat guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah keluarga, sehingga dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang tua bagi siswanya.

Teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk siswa. Guru menjadi ukuran bagi norma-norma tingkah laku. Pengaman, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa. Guru menjadi tempat berlindung bagi siswa untuk memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.

Guru juga mempunyai peran secara psikologis, khususnya psikologis pendidikan dan perkembangan siswa. Peran–peran tersebut antara lain, Ahli psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Relationship, artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana hubungan antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.

Catalytic/pembaharu, yaitu guru merupakan orang yang yang mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang baik. Ahli psikologi perkembangan, yaitu guru adalah seorang yang memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya.

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian,seorang guru dapat berperan sebagai berikut: Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang direncanakan serta nilainya.

Wakil masyarakat,yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota masyarakat.Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat dalam arti yang baik. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggungj awab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.

Penegak disiplin,guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin. Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, gurupun bertanggung jawab akan kelancaran pendidikan dan harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak ditangan guru.

Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk menjadi anggota masyarakat yang dewasa. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar pada masyarakat, khususnya masalah-masalah kependidikan.(Atri Priyana, Amd, ANALIS PELAKSANA KEPEGAWAIAN LANJUTAN DISDIK PAYAKUMBUH)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Inilah Kunci Sukses Kinerja Terbaik PLN Sepanjang Sejarah…

Menhir Maek dan Pacu Itiak Masuk API 2023