Korban tewas akibat tanah longsor di dekat Dataran Tinggi Genting di Malaysia bertambah menjadi 26 orang termasuk delapan anak-anak, setelah tim SAR menemukan seorang mayat pria pada Rabu (21/12).
“Seorang petugas darurat sedang menyisir medan berlumpur ketika mereka menggali mayat seorang pria yang masih memeluk anjingnya,” kata pejabat penyelamat senior Hafisham Mohamad Noor kepada AFP seperti dilansir CNA.
Jenazah pria itu dibawa ke rumah sakit, sementara anjingnya diserahkan ke dokter hewan.
Tujuh orang masih hilang setelah tanah longsor dini hari pada Jumat lalu melanda Pertanian Organik Ayah di Batang Kali, Malaysia.
Sekitar 680 petugas dari berbagai instansi yang dipimpin Dinas Pemadam Kebakaran dan Kepolisian terlibat dalam operasi penyelamatan.
Pada Selasa malam, jasad seorang gadis muda ditemukan. Kepala polisi setempat Suffian Abdullah mengatakan gadis itu diyakini berusia antara enam hingga 10 tahun. Dia ditemukan 5 meter di bawah tanah.
“Saat ditemukan, korban mengenakan celana dan baju warna pink, pakaian tidur,” katanya dalam jumpa pers, Rabu.
Ketika tanah longsor melanda, ada lebih dari 90 orang, sebagian besar sedang tidur, di lokasi perkemahan. Lebih dari 60 pekemah ditemukan selamat atau diselamatkan.
Wakil direktur Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor Wan Md Razali mengatakan bahwa tiga petugas menderita luka-luka atau tidak sehat di tengah operasi pencarian yang sedang berlangsung.
Mr Hafisham mengatakan bahwa meskipun petugas ini diberi izin untuk beristirahat, mereka menolak meninggalkan lokasi karena mereka ingin terus mencari korban longsor.
Sementara itu, Kepala Polisi Selangor Arjunaidi Mohamed mengatakan polisi telah mencatat pernyataan dari 53 orang untuk membantu penyelidikan, termasuk operator perkemahan, dua pekerja, korban selamat dan keluarga korban.
Peternakan itu tidak memiliki izin untuk menjalankan tempat perkemahan dan operatornya akan dihukum jika terbukti melanggar hukum, kata pihak berwenang.
Tanah longsor sering terjadi di Malaysia setelah hujan lebat, yang biasa terjadi pada akhir tahun. Namun, tidak ada hujan lebat yang tercatat di daerah tersebut pada malam bencana.
Pada Maret, empat orang tewas setelah tanah longsor besar yang dipicu oleh hujan lebat mengubur rumah mereka di pinggiran Kuala Lumpur.
Dalam salah satu insiden yang paling mematikan, tanah longsor besar tahun 1993 disebabkan oleh hujan lebat menyebabkan bangunan tempat tinggal 12 lantai di luar ibu kota runtuh, menewaskan 48 orang.(cna)