JAKARTA – Daerah yang sering mengalami kekeringan dapat menggunakan dana desa untuk membangun embung dan pipanisasi di desanya. Peruntukan tersebut dapat menekan secara signifikan kesulitan air bersih yang setiap tahun dialami masyarakat.
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo, mengatakan pihaknya mendorong desa agar mengenali potensi masalah yang ada di desanya. Ini diperlukan agar penggunaan dana desa dapat tepat sasaran dan menjadi solusi bagi persoalan yang dihadapi warga desa.
“Salah satu contohnya untuk penanggulan krisis air bersih dan kekeringan di daerah, dengan membangun jalur pipanisasi,” kata Eko saat kunjungan kerja ke Desa Wailolong, Flores Timur, Kamis (9/2).
Saat berdialog dengan para kepala desa se-Kabupaten Flores Timur, Mendes menekankan agar para kepala desa berinovasi dalam mengatasi hambatan pembangunan yang ada. Menurutnya, kemajuan desa tidak boleh berhenti hanya karena menghadapi persoalan yang terus berulang di desa.
Dia pun mengajak para kepala desa untuk membangun embung air. Menurutnya, embung akan menjawab permasalahan air bersih yang dihadapi di Flores Timur.
Pembuatan embung, lanjut Eko, bisa dialokasikan dari dana desa sebesar 200 juta–500 juta. Dampak yang bisa dirasakan adalah peningkatan produktivitas hasil tani.
Dari rata-rata 1,4 kali panen, dengan adanya embung dapat menjadi tiga kali panen. “Dalam pengerjaannya, nanti masyarakat bisa dibantu oleh TNI AD untuk sama-sama bangun embung supaya di sini tidak kesulitan air lagi,” tambahnya.
Para kepala desa, lanjut Eko, juga harus menentukan produk unggulan desanya. Hal itu diperlukan agar komoditas yang diproduksi bisa fokus. Dengan demikian, komoditas tersebut akan menghasilkan skala yang lebih besar. Sarana pascapanen akan masuk. Pemerintah pun bersinergi memprioritaskan pembangunan di desa.
Kepala Desa Wailolong, Yoseph Pehan Hurint, mengatakan warga di desanya banyak tertolong dengan adanya dana desa masyarakat yang digunakan untuk mengupayakan air bersih. “Masyarakat sangat membutuhkan itu. Saat ini baru satu jalur. Ke depan, direncanakan untuk dialirkan ke rumah-rumah warga,” ungkapnya.
Yosep menambahkan, anggaran dana desa 2016 lalu digunakan untuk membangun pipanisasi jaringan air bersih dengan biaya sebesar 150 juta rupiah. Pipa ini dibangun sepanjang 5.000 meter dari pusat mata air. cit/E-3