Jakarta (ANTARA) – Film baru Michelle Yeoh “Everything Everywhere All at Once” turut menginspirasi duo indie-rock HOAX asal New York dalam membuat “Drew”, single pamungkas dari album perdana ‘b?’ yang berisi 17 lagu dan akan rilis pada akhir Agustus.
“Jika aku dapat mencoba menyampaikan maksud ini dengan mereferensikan karya orang lain, aku akan mereferensikan film ‘Everything Everywhere, All At Once’,” kata Michael Raj, salah satu anggota HOAX, dalam keterangan resmi, Jumat.
“Di sini diceritakan ada dua tipe orang: ada Evelyn dan ada Waymond. Waymond-Waymond yang ada di dunia hadir seperti selimut. Mereka juga merasa sakit hati dan terluka, namun mereka pada dasarnya selalu ingin membagikan kebaikan dan cinta. Walaupun para Evelyn tidak akan pernah pantas untuk mendapatkan para Waymond, para Waymond akan tetap ada untuk kita, karena memang begitulah diri mereka.”
Baca juga: Rahara gandeng Natasha Udu bawakan riang “I Love Us”
Ia menuturkan, semakin lama ia merenungi keberadaan manusia di dunia, makin yakin dirinya bahwa manusia punya keinginan berbeda, tapi di sisi lain ingin merasa diterima.
Pada waktu tertentu, manusia mungkin bergantian merasakan dua keinginan yang berbeda ini, dan dalam beberapa momen bahkan tidak merasakan keduanya sama sekali untuk waktu yang lama.
“Hidup memang terkadang random, kacau, dan tak kenal ampun. Dan akan selalu lebih mudah untuk menjadi sinis dan sedih daripada menjadi optimis dan damai. Aku berharap menemukan kekuatan untuk mengubah caraku melihat dunia,” ujar Michael Raj tentang single terbaru ini.
“Aku dipenuhi dengan rasa terima kasih untuk semua Waymond dan Drew yang telah membantuku melihat hidup dengan makna baru yang lebih baik. Dan jika kamu sudah menjadi seperti Waymond atau Drew, ingatlah: kamu mungkin memang bukan seorang malaikat secara harfiah, tapi bisa juga kamu adalah seorang malaikat dalam arti lain,” cerita Michael Raj.
Album perdana mereka adalah album konseptual yang mengikuti narasi sejumlah karakter yang disatukan setelah mengalami sebuah tragedi besar.
Setiap lagu ditulis dari sudut pandang seorang karakter yang mengeksplorasi konsep abstrak dari esensi keberadaan mereka di dunia ini. Konsep dikotomi antara “berada (being)” vs “melakukan sesuatu (doing)” inilah yang disorot melalui lirik-lirik yang cermat dalam album ini.
HOAX beranggotakan Michael Raj dan Frantz Cesar yang menciptakan konsep unik melalui musik “empathy pop” khas mereka. Suara musik vintage modern mereka berasal dari berbagai pengaruh seperti pop 60-an, Motown 70-an, dan R&B alternatif.
Mereka melihat diri mereka sebagai “suara yang indah dari kesedihan”, deskripsi yang diciptakan oleh seorang teman dekat mereka. Musik mereka secara tematis berfokus pada kondisi manusia, eksplorasi konstruksi sosial, dan keputusan-keputusan sosial, yang semuanya terselip di bawah melodi pop.
Baca juga: Yowha rilis ulang karya terdahulu dengan kemasan baru
Baca juga: Eclat Story sapa penggemar di panggung “showcase” perdana
Baca juga: Ghaniyya Ghazi rilis album “Transition”
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2022