ACEHTREND.CO, Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis pertumbuhan ekonomi Aceh hingga Oktober 2017 sebesar 4,01 persen dengan tingkat inflasi 3,92 persen.
Potret itu mencerminkan masih lambatnya gerak pertumbuhan ekonomi di Aceh.
Pakar Ekonomi Aceh Dr. Amri menilai, lambatnya pertumbumbuhan ekonomi Aceh disebabkan karena perputaran uang di Aceh sangat sedikit.
Menurutnya, perputaran uang saat ini masih sangat bergantung pada realisasi APBA, APBK dan anggaran desa serta APBN di Aceh.
“Jika realisasi ini lambat, maka jangan harap pertumbuhan ekonomi Aceh akan meningkat seperti yang diharapkan,” katan Amri saat bincang-bincang dengan aceHTrend di Banda Aceh, Senin (13/11/2017).
Untuk itu, pria jebolan Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Padjajaran itu berharap, agar pemerintah segera gerak cepat dalam merealisasikan APBA atau APBK di daerah sehingga tidak menyisakan sisa pelaksanaan anggaran (SilPA) yang besar di akhir tahun.
Lambatnya pertumbumbuhan ekonomi Aceh dinilai oleh Amri juga disebabkan oleh relatif tidak adanya investor yang menanam modal di Aceh. Hal ini karena masih enggannya investor untuk masuk ke Aceh.
“Aceh sudah aman namun masih kurang nyaman untuk investor melakukan investasi di Aceh,” kata Dosen Fakultas Ekonomi Unsyiah itu.
Dia memberi contoh seperti pembangunan Pabrik Semen Laweung yang sedang bersengketa.
“Seharusnya kasus-kasus seperti ini harus diselesaikan segara oleh Badan Investasi dan Promosi Aceh. Namun nyatanya tidak dilaksanakan sehingga berlarut sampai sekarang,” sebutnya.
Amri menyarankan, agar Badan Investasi dan Promosi Aceh membuat tim task force (satuan tugas) untuk menyelamatkan wajah investasi Aceh pada investor luar sehingga dapat mewujudkan visi-misi Gubernur Aceh Irwandi dalam mendatangkan investor ke Aceh.
“Karena kasus ini akan berdampak pada investor lain yang ingin menanam modal di Aceh. Akibatnya juga berimbas pada pertumbuhan ekonomi di Aceh,” jelasnya.
Sebab, Kata Amri, pertumbumbuhan ekonomi adalah cerminan tingkat kesejahteraan rakyat Aceh yang indikatornya adalah tingkat pengangguran dan kemiskinan.
Namun, jika pertumbumbuhan hanya 4,01 persen berarti tingkat kesejahteraan rakyat Aceh masih jauh dari yang diharapkan.
Untuk itu, Amri berharap agar Irwandi Yusuf dalam pergantian Kepala SKPA nantinya dapat menempatkan orang-orang tepat pada posisi yang tepat .
“Tujuannya untuk menyelesaikan persoalan ekonomi Aceh secara menyeluruh,” harapnya. []