Kinerja ekspor non-migas Sumbar periode Oktober 2016 menurun 6,09 persen dibandingkan Oktober 2015. Nilai ekspor Sumbar tahun 2015 sebesar USD 157,8 juta dan tahun 2016 sebesar USD 148, 2 juta. Terpuruknya nilai ekspor Sumbar dipicu anjloknya harga sawit dan karet.
“Dibandingkan bulan September lalu, nilai ekspor non-migas Sumbar juga mengalami penurunan 7, 98 persen. September nilai ekspor USD 161 juta dan Oktober sebesar USD 148, 2 juta,” jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Dedy Herlando dalam siaran persnya yang diterima Padang Ekspres, Kamis (17/11).
Nilai ekspor kumulatif Sumbar Januari-Oktober 2016 tercatat sebesar USD 1.349,3 juta, mengalami penurunan sebesar 10,19 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Ekspor non-migas Oktober 2016 terjadi pada beberapa golongan barang. Nilai terbesar adalah golongan lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD 97,4 juta, diikuti golongan karet dan barang dari karet sebesar USD 35,2 juta, dan golongan berbagai produk kimia sebesar USD 4,3 juta.
Bila dilihat peranan golongan barang terhadap total ekspor periode Januari-Oktober 2016, tercatat 68,81 persen ekspor dari golongan lemak dan minyak hewan/nabati, dan golongan karet dan barang dari karet memberikan peran sebesar 21,25 persen,” ujarnya.
Nilai ekspor non-migas Sumbar Oktober 2016 terbesar ke negara India sebesar USD 46,3 juta, Amerika Serikat USD 32,4 juta, dan Singapura USD 14,8 juta.
Sementara itu nilai ekspor ke Tiongkok, Belanda, dan Spanyol masing-masing nilainya sebesar USD 9,7 juta, USD 7,4 juta, dan USD 7,1 juta.
Penurunan ekspor non-migas Oktober 2016 jika dibandingkan September 2016 terjadi pada beberapa negara tujuan, di antaranya ke India turun 32,75 persen, Tiongkok dan Inggris turun 20,62 persen dan 19,34 persen.
Sedangkan yang mengalami peningkatan adalah ke Amerika Serikat 0,91 persen dan Singapura 8,99 persen. “Selama periode Januari-Oktober 2016 ekspor ke India memiliki peran terbesar terhadap total ekspor Sumbar, yaitu 37,83 persen,” ucapnya.
Berikutnya, ekspor ke Amerika Serikat memberikan peran 20,41 persen, dan Singapura 11,77 persen. Dengan demikian, selama
Januari-Oktober 2016 peran total ekspor ke tiga negara tersebut 70,01 persen.
Sebelumnya, Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Sumbar Hefinanur menyebutkan, dari sisi pengeluaran ekspor luar negeri minus 0,81 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sumbar di kuartal ketiga yang hanya 4,82 persen.
Selain itu, penurunan juga terjadi dari pengeluaran pemerintah akibat efisiensi dan pengetatan anggaran sebesar 1,78 persen. Namun, dari sisi produksi anjloknya sektor pertanian 1,09 persen menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Selama triwulan III, untuk pertanian memang menurun produksinya, terutama padi sampai 5 persen karena cuaca ekstrem. Padahal sektor pertanian ini kontribusinya sampai 24 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),” katanya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.