in

Elly: Padang masih Tertinggal

Dorong IPM, Tingkatkan Pelayanan Pendidikan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Padang dinilai masuk kategori sangat tinggi. Bahkan, Padang satu-satunya daerah di Sumbar yang memperoleh predikat tersebut. Meski begitu, tokoh masyarakat meyakini, peningkatan IPM masih menjadi problematika yang mesti dihadapi di Padang.

Pada Paripurna Istimewa dalam rangka HUT ke-348 Kota Padang di DPRD Padang kemarin (7/8), perwakilan tokoh masyarakat yang ditunjuk memberi sambutan, Ganefri mengatakan, IPM merupakan persoalan yang terintegral dengan denyut kehidupan seluruh masyarakat. 

Untuk itu, berbagai sektor yang menjadi pilar utama indikator pembangunan manusia diharapkan terus didorong agar bisa mengubah citra hidup masyarakat yang semakin berkualitas.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Padang 2016 mencapai 81,06, masuk kategori sangat tinggi. Naik dibandingkan 2015, yang hanya 80,36. Kategori itu tercapai diprediksi karena Padang sudah menjadi pusat ekonomi dan pendidikan serta akses layanan kesehatan yang terjangkau. 

Catatan BPS, sebutnya, angka harapan hidup di Padang sudah mencapai 73,19 tahun. Angka harapan lama sekolah 13,60 tahun, sementara rata-rata lama sekolah 11,24 tahun.

“Artinya, anak-anak yang sekarang berusia tujuh tahun di Padang, memiliki peluang menamatkan pendidikan mereka hingga lulus D1 atau D2. Kemudian rata-rata sekolah 11,24 tahun hingga 2016 memiliki makna, secara rata-rata Padang usia 25 tahun ke atas telah mengenyam pendidikan hingga kelas satu SMA,” jelas Ganefri. Ia berharap, IPM Padang terus didorong agar bisa mengubah citra hidup masyarakat menjadi semakin berkualitas.

Lalu, sarana dan prasarana yang bisa mendukung peningkatan status pendidikan, kesehatan dan juga daya beli masyarakat harus dilengkapi. Dari besaran itulah, angka IPM ditentukan. 

Menurutnya, persoalan yang harus diutamakan ke depan, yakni bagaimana meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di Kota Padang. Sehingga, bisa menghasilkan lulusan berdaya saing tingkat nasional dan internasional.

Selain peningkatan pelayanan pendidikan, seluruh lapisan masyarakat, ada beberapa hal yang sangat penting dilaksanakan dalam bentuk program strategis dan memihak pada rakyat. Yakni, program perluasan kesempatan kerja, pembangunan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif serta penciptaan iklim usaha mikro, kecil dan menengah yang kondusif. Lalu, program mitigasi bencana, program pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan masyarakat.

“Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial serta pembinaan anak telantar juga berbagai program lainnya yang urgen dan krusial bagi rakyat,” pungkas Ganefri.

Di sisi lain, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyampaikan, di bidang pendidikan, pihaknya akan menyegerakan penambahan pemenuhan sarana dan prasarana, terutama ruang kelas. Mahyeldi menyebut, upaya tersebut akan diupayakan tuntas pada 2018 mendatang. 

Secara umum, Mahyeldi menyebut, masih minimnya anggaran daerah untuk membangun kota serta upaya untuk memberikan fasilitas infrastruktur bagi masyarakat.

Meski begitu, ia mengaku, Pemko Padang bakal berupaya menuntaskan pencapaian program prioritas unggulan kota. Terutama terkait jalan lingkungan, perbaikan trotoar dan betonisasi, serta pelaksanaan pengaspalan jalan. 

Kemudian, pembangunan penyediaan terminal angkutan kota yang representatif yang berlokasi dekat bekas kantor Balai Kota Padang, penyelesaian pasar-pasar pembantu, serta melanjutkan revitalisasi objek wisata kota menjadi wisata keluarga dan konvensi yang layak dan ramah.

“Banyak hal yang sudah kami rencanakan, namun masih ada yang belum terlaksana sepenuhnya. Tapi, kami telah berkomitmen untuk melaksanakan secara bersama dengan penuh rasa dan tanggungjawab,” ungkapnya.

Ketua DPRD Kota Padang Elly Thrisyanti mengatakan, terkait pendidikan, mesti diakui belum semua anak-anak warga kota yang dapat menikmatinya. Semua pihak tidak dapat menutup mata dari kenyataan itu. Menurutnya, itu terjadi karena ada warga masih hidup di bawah garis kemiskinan. Tinggal di rumah-rumah tidak layak huni, berdinding papan-papan bekas, berlantai tanah serta beratap terpal.

“Masih terlihat dengan jelas gambaran kehidupan yang kontras antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya,” sebut Elly. Ia berharap, suasana seperti itu semestinya tidak terlihat lagi di usia Kota Padang mencapai hampir setengah abad. Atas nama DPRD Kota Padang, Elly menyebutkan, persoalan kemanusiaan, pembangunan daerah dan lainnya mesti bisa sesegera mungkin diselesaikan oleh Pemko bersama jajarannya.

“Jangan biarkan jurang pemisah antara keluarga berada dengan yang miskin menganga terlalu lama,” ungkapnya. Di balik semua kondisi itu, keberhasilan selama kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Walikota Padang Mahyeldi dan Emzalmi memang patut diapreasi. 

Tapi, secara jujur diakui, Kota Padang memang masih tertinggal jika dibandingkan dengan ibu kota provinsi lainnya, baik di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan. “Lewat momentum ini diperlukan kerja keras, sinergitas dan kolaborasi untuk menjadikan kota lebih maju dan berkembang di masa-masa yang akan datang,” ungkap Elly.

Legislator yang mewakili suara rakyat kota di DPRD Padang itu menekankan, agar Pemko Padang benar-benar mewujudkan Padang sesuai dengan visi dan misi kepala daerah dan wakilnya. 

Seperti yang telah terdengungkan selama ini, yakni, mewujudkan Padang sebagai kota pendidikan, perdagangan dan pariwisata yang sejahtera, religius dan berbudaya. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Ibu Kota tanpa Terminal

Merasa Dipermainkan Pemekaran Aceh Malaka, Panpel Ancam Demo Cekmad