in

Elpiji 3 Kg Langka, Salah Siapa?

Entah ke berapa kalinya, lagi-lagi masyarakat menyerit seiring “hilang”nya elpiji 3 kg di pasaran. Ada yang menyebut dua minggu, ada pula yang mengatakan sebulan terakhir. Bahkan saking frustasinya, masyarakat memilih kembali ke alam dengan memanfaatkan kayu bakar untuk menyikapi sulitnya mencari “si melon”. 

Bila satu atau dua daerah melaporkan si melon sulit didapat di lapangan, bolehlah dibilang tidak terlalu. Cuma saja berdasarkan hasil penelusuran Padang Ekspres di kabupaten/kota seperti di-publish, Rabu (6/9) lalu. Rata-rata masyarakat yang sebelumnya “dipaksa” beralih dari minyak tanah ke si melon, mengeluh hal sama. Si melon sulit dijumpa!

Anehnya, baik Pertamina maupun pangkalan gas 3 kg sama-sama mengklaim tak ada pengurangan pasokan gas 3 kg. Malahan, Officer Communincation and Relation Pertamina Sumbagut, Arya Yusa Dwicandra menyebut, berdasarkan hasil peninjauannya ke lapangan, tidak ada persoalan dalam penyaluran yang masih sesuai kuota. 

Shinta Olinha, agen gas PT Shinta Pratama Mandiri mengutarakan hal sama. Agen elpiji di Padang ini bahkan menyebut, pihaknya menambah pasokan si melon masing-masingnya 50 tabung. Marzon agen gas PT Mustika Jaya Selaras, juga mangatakan hal sama. Tak tanggung-tanggung, penambahan stok dari Pertamina sampai 2 truk sehari ketika libur. Padahal, pihaknya tak pernah dapat pasokan ketika libur.

Lantas, apa menjadi penyebab langkanya si melon di pasaran? Berdasarkan informasi di lapangan, ternyata persoalanya beragam. Distribusi si melon paling banyak disorot. Peruntukan elpiji 3 kg hanya bagi rumah tangga dan usaha mikro sesuai Pasal 1 ayat (4) dan ayat (5) Perpres No 104/2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquefield Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram, malahan ikut dinikmati orang berpunya.

Banyaknya salah sasaran dalam distribusi si melon , diakui Sekretaris Tim Pembina Pengawas Konversi Migas Tertutup (TPPMT) Sumbar Syafrizal. Kesimpulan itu didapatkannya setelah melakukan pengecekan di lapangan. Dari hasil penelusurannya, masih banyak penyimpangan dalam pendistribusian elpiji 3 kg. Hal sama juga terungkap dalam sidak yang dilakukan Komisi VII DPR RI yang dipimpin anggota DPR RI Dapil II Sumbar Mulyadi di Bukititnggi dan Padang, beberapa waktu lalu.

Sebetulnya bukan kali ini saja pemerintah salah sasaran mendistribusikan barang bersubsidi. Sebelum si melon, listrik, bahan bakar minyak (BBM) dan lainnya, juga mengalami hal sama. Harusnya, pemerintah perlu belajar dari kesalahan terdahulu. Jangan lagi kasus serupa berulang. Pasalnya ini menyangkut orang banyak. Keledai saja tak mau masuk lubang yang sama. Kalau tak segera dibenahi, kelangkaan si melon pastilah tak kunjung teratasi. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Pelecehan Seksual oleh teman prianya Sendiri

Seniman Sumbar Kumpulkan Donasi untuk Rohingya