in

Emiten Garmen Alokasikan Rp60 Miliar untuk Akuisisi

Pengembangan Usaha – TRIS Alokasikan Belanja Modal 2017 Rp14 Miliar hingga Rp15 Miliar

Pemilihan PT Gita lantaran TRIS ingin mengembangkan portofolio investasi ke sektor ritel berbasis food.

JAKARTA – Emiten garmen dan retailer, PT Trisula International Tbk (TRIS), tengah memproses akuisisi perusahaan distributor dan pabrik makanan ringan berbasis di Solo, yakni PT Gita. Nilai investasi yang disiapkan untuk mengakuisisi perusahaan tersebut sebesar 60 miliar rupiah. Direktur Utama Trisula International, Santoso Widjojo, mengatakan proses akuisisi masih terus berlangsung dan Perseroan telah memiliki kesepakatan (Memorandum of Understanding/MoU) antar-kedua belah pihak.

Perseroan pun telah memberikan uang muka sebesar 30 miliar rupiah kepada PT Gita. Diharapkan proses akuisisi rampung pada tahun ini antara kuartal III atau IV. “Jadi, nanti kalau semua selesai, kita siapkan dokumentasinya. Sekarang tahapnya mereka sedang diaudit dan nantinya ada penilaian perusahaan dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Dari hasil itu, baru kami laporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ungkapnya, di Jakarta, Rabu (26/4).

Dana untuk mengakuisisi PT Gita berasal dari kas internal Perseroan, namun tidak menutup kemungkinan apabila dalam proses akuisisi tersebut Perseroan mengalami kekurangan pendanaan, akan dicari melalui pinjaman perbankan. Saat ini, pinjaman perbankan Perseroan masih sangat kecil. Adapun Perseroan memiliki fasiltas pinjaman perbankan hampir 300 miliar rupiah dan baru terpakai 85 persen, sisanya 15 persen belum terpakai.

Pemilihan PT Gita lantaran Perseroan ingin mengembangkan portofolio investasi ke sektor ritel berbasis food. Untuk saat ini, Perseroan akan melebarkan sayap investasinya melalui produk konsumen berbasis Fast Moving Consumer Goods (FMCG), walaupun PT Gita juga memiliki bisnis di Food & Beverage (F&B), tapi masih terbilang kecil porsinya. Perseroan berharap melalui pelebaran portofolio investasi ini dapat memberikan kontribusi ke pendapatan sekitar 10 persen.

Santoso pun berharap setelah proses akuisisi tersebut rampung maka kontribusi ke pendapatan Perseroan mulai bisa terlihat pada tahun ini. “Kami berharap kalau semua ini rampung tahun ini maka bisa tambah lagi 10 persen,” jelasnya. Dijelsakan, pangsa pasar PT Gita lebih fokus pada pasar domestik.

Saat ini, PT Gita memiliki kapitalisasi pasar sekitar 150 miliar rupiah dan menguasai pangsa pasar di Indonesia di bawah 5 persen. Kendati demikian, melihat perkembangan FMCG pada tahun ini diperkirakan masih akan tumbuh meski tidak seperti tahun-tahun normal sebelumnya, sebab tahun ini terbilang agak sedikit sulit.

Namun, dengan kondisi pasar FMCG yang masih agak sulit tersebut, Perseroan lebih memilih untuk masuk sekarang. “Ini kan akan kembali kepada era pertumbuhannya menjadi normal atau bagus,” jelas Santoso.

Belanja Modal

Pada tahun ini, Perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expendicture/ capex) berkisar 14–15 miliar rupiah. Dana capex berasal dari kas internal Perseroan akan digunakan untuk penambahan mesin apabila Perseroan mendapatkan proyek baru. Adapun untuk mesin utama sudah dimiliki oleh Perseroan.

Sisanya akan digunakan untuk membuka 16 titik penjualan (Point of Sale/PoS) di Indonesia. Untuk satu titik penjualan, entah itu toko atau counter, Perseroan akan mengelontorkan dana sekitar 600 juta rupiah hingga satu miliar rupiah. “Kami berharap bertambahnya titik penjualan bisa berkontribusi sekitar 12 persen,” paparnya.

Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini masih konservatif sekitar 10 persen, sedangkan laba bersih diharapkan tumbuh sekitar 10– 15 persen. Perseroan pun tengah menjajaki akuisisi perusahaan lain, akan tetapi Santoso belum bisa menyebutkan secara rinci rencana tersebut. 

yni/AR-2

What do you think?

Written by virgo

Resep Tumis Jamur Tiram Maknyus

HS Transport Bukan Bus Wisata