Banjarmasin (ANTARA) – Basarnas menemukan sebanyak empat dari lima pendulang intan yang tertimbun di dalam lubang pendulangan intan semi tradisional di Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan dalam kondisi sudah tewas.
Kepala Kantor SAR Banjarmasin Mujiono di Kota Banjarbaru, Senin, mengatakan dua pendulang yang tertimbun sejak pukul 14.15 WITA ditemukan meninggal dunia pada pencarian malam hari.
“Pendulang ketiga yang ditemukan tewas atas nama Juman pada pukul 21.40 WITA dan korban Oval yang ditemukan pukul 21.50 WITA sehingga tinggal satu pendulang lagi belum ditemukan,” ujarnya.
Sebelumnya, dua pendulang sudah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa pada sore hari atas nama Dumat pukul 16.15 WITA dan Aulia yang ditemukan di dalam lubang pendulangan pukul 17.50 WITA.
Camat Cempaka Rifai membenarkan empat korban pendulang intan sudah ditemukan dalam keadaan tewas sehingga tersisa satu orang yang masih terus dicari oleh tim penyelamat dari berbagai unsur yang terjun ke lokasi.
“Empat orang pendulang intan sudah ditemukan tewas dan satu orang lagi yang masih dalam proses evakuasi karena terhalang kayu di dalam lubang pendulangan sehingga tim penyelamat kesulitan mengevakuasi,” ucap camat.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjarbaru Surianor Ahmad mengatakan, proses pencarian korban masih berlangsung di lokasi kejadian.
“Dua pendulang atas nama Dumat dan Aulia ditemukan dalam kondisi meninggal, tiga rekannya masih tertimbun dalam lubang dan proses pencarian masih berlangsung,” ujar dia di lokasi pukul 19.30 WITA.
Diketahui, kelompok pendulang yang tengah mencari Galuh sebutan intan bagi pendulang dilakukan tujuh orang dan saat bagian atas lubang longsor, dua pendulang berhasil selamat dari musibah itu.
Sementara, lima lainnya masih tertimbun sejak longsor terjadi pukul 14.15 WITA dan korban meninggal pertama yang ditemukan pukul 16.15 WITA atas nama Dumat disusul Aulia (26) dievakuasi pukul 17.50 WITA.
Menurut Surianor, proses pencarian terhadap tiga korban yang masih tertimbun dalam lubang dilakukan personel Basarnas Banjarmasin dibantu masyarakat, anggota TNI/Polri dan anggota BPBD.
Ia mengatakan, kesulitan dihadapi tim penyelamat adalah kondisi tanah yang menjadi liat sehingga harus disemprot agar mencair kemudian disedot lagi untuk menemukan tubuh korban di sekitar lubang tersebut.
“Tim penyelamat dibantu warga dan personel lainnya yang berjumlah puluhan orang bekerja ekstra keras karena kondisi tanah yang menjadi liat itu. Semuanya masih bekerja mencari korban,” katanya.