Jakarta (ANTARA News) – Empat seniman Indonesia berkolaborasi dalam instalasi seni berjudul “Play in Progress” yang dipamerkan pada Pop On Plaza, Mal Plaza Indonesia, Jakarta.
Abenk Alter menjelaskan konsep “Play in Progress” diambil dari kalimat “Work in Progress”. Dia mengubah “kerja” jadi “main” karena sebuah pekerjaan yang disukai ketika dilakoni terasa seperti sedang bermain.
“Selalu ada titik jenuh, saat tidak ada inspirasi, penting untuk bisa kembali ke kesadaran bermain,” kata Abenk di Jakarta, Jumat.
Sesuai tema, instalasi seni ini berada dalam ruangan tertutup yang dari luar seperti ruangan yang masih direnovasi.
Di dalamnya, coretan acak yang terlihat semakin dramatis berkat medium lampu ultraviolet memenuhi seisi ruangan bahkan hingga langit-langit. Coretan yang disebutnya sebagai fast line ini terinspirasi dari contemporer street art.
“Fast line ini jadi pengingat, dalam mengerjakan sesuatu, tidak usah terlalu banyak berpikir, langsung bikin saja,” katanya.
Coretan-coretan ini dikerjakannya selama beberapa malam saat Ramadan. Emosi campur aduk ketika menggambar diekspresikan dalam playful doodles warna-warni tersebut.
“Ada banyak unsur emosional saat mengerjakan ini, excitement, malam-malam sendirian dalam gelap, ada unsur seru, capek, takut yang mempengaruhi titik-titiknya,” jelas dia.
Salah satu yang paling menantang adalah membuat coretan pada bagian langit-langit. Dia harus bekerja ekstra keras karena menggambar dalam posisi berdiri sembari mendongak terus menerus.
Abenk juga memamerkan tiga karya acrylic on wood berjudul “Play”, “Team of Six” dan “I’m a Work of Heart”.
Dia menggandeng para seniman lain, yakni Ican*Agoesdjam, Rebellionik dan Muklay untuk mengisi “ruang bermain” itu.
Ican, motion graphic artist dan visual jockey, menghadirkan video kompilasi berisi sembilan karyanya dalam visual loops dengan warna serta nuansa futuristik. Berjudul “Untitled”, video ini adalah cerminan Ican mengenai pentingnya menikmati setiap progress dalam hidup.
Rebellionik membuat instalasi tiga dimensi berupa beberapa layer bangun datar transparan berbagai bentuk yang saling terhubung satu sama lain menjadi bentuk tiga dimensi tinggi menjulang dengan warna mencolok. “Connecting Unconnected No.2” adalah curahan hati Onik mengenai hal yang dekat di hati namun kerap berjarak.
Sementara Muklay menggantungkan empat kanvas yang jadi visualisasi sajadah, alas untuk sembahyang.
“Itu adalah visual dari azab Tuhan,” kata Muklay.
Karya berjudul “Temporary Prayer” adalah refleksi Muklay mengenai azab, sindiran untuk manusia yang mengingat Tuhan hanya ketika berada dalam kesulitan.
Instalasi seni ini hadir hingga 31 Juli mendatang.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2017