in

Evaluasi One Way Mudik Sumbar: Berhasil dengan Catatan

Oleh: Yosritzal
Ketua Pusat Transportasi LPPM Universitas Andalas

Hari ini, 25 April 2023 adalah hari terakhir penerapan one way jalur Padang-Bukittinggi pada momen pengendalian arus mudik dan arus balik serta liburan Idulfitri 1444 H. One way atau jalan satu arah adalah salah satu teknik dalam manajemen dan rekayasa lalu lintas. Jalur jalan yang tadinya diperuntukkan untuk kendaraan dari dua arah yang berbeda diubah menjadi hanya untuk kendaraan pada salah satu arah saja.

Kebijakan jalan satu arah ini mulai diberlakukan sejak 19 April 2023 sampai 25 April 2023 sesuai dengan Pengumuman Gubernur Provinsi Sumatera Barat no 550/317/ DISHUB-SB/IV/2023 dan berlaku antara Simpang Sicincin dan Simpang Padang Lua yang berlaku efektif sejak pukul 12.00 sampai 16.00.

Kebijakan ini diputuskan oleh Ditlantas Polda dan Dishub Sumbar guna mengatasi persoalan kemacetan yang mungkin terjadi pada jalur Padang-Bukittinggi dan sebaliknya.

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, kemacetan parah terjadi pada jalur ini hingga menjadi viral di media sosial. Agar hal serupa tidak terjadi lagi, maka diambillah kebijakan penerapan jalur satu arah: perjalanan dari Sicincin menuju Padang Lua melalui Padangpanjang, sedangkan dari Padang Lua menuju Sicincin melalui Malalak, Kabupaten Agam.

Berdasarkan evaluasi kami sejak hari pertama penerapan sampai hari terakhir hari ini, penerapan one way secara umum berhasil melancarkan lalu lintas antara dua titik ini. Kebijakan ini juga memberikan pemerataan jalur yang dilewati, karena masyarakat mulai mengetahui dan melewati jalur jalur alternatif sehingga terjadi geliat ekonomi dan pemerataan di beberapa daerah sebagai jalur alternatif tersebut.

Namun beberapa catatan penting perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk perbaikan di peristiwa yang sama pada tahun mendatang.

Sejak tanggal 19 hingga 23 April, lalu lintas relatif lancar di seluruh wilayah Sumatera Barat. Tidak ada kepadatan yang berlebihan pada titik-titik kemacetan yang sebelumnya sudah diidentifikasi. Akan tetapi, memasuki tanggal 24 April, terjadi penumpukan lalu lintas yang luar biasa pada rute sepanjang Panyalaian sampai ke Bukittinggi. Hal ini diduga terjadi karena volume lalu lintas memang meningkat sangat tajam pada hari tersebut, adanya aktiflvitas pasar di Kotobaru, dan pertemuan kendaraan yang terakhir memasuki jalur one way dengan kendaraan yang lepas pada arah sebaliknya setelah berakhirnya masa operasional one way.

Di antara catatan penting kami terkait pelaksanaan one way ini adalah: Pertama, belum optimalnya pengendalian lalu lintas pada Simpang Padang Lua dan Simpang Sicincin tempat entry point jalur satu arah.

Kedua, terjadinya penumpukan kendaraan pada sore hari setelah berakhirnya jam operasional one way, terutama pada 24 April 2023. Ketiga, potensi kecelakaan masih ada karena masih ada beberapa kendaraan terutama sepeda motor yang melawan arah selain ambulance dan pemadam kebakaran yang memang diizinkan.

Untuk itu, disarankan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Balai Pelaksana Jalan Nasional Kementrian PUPR dan Balai Pengelola Transportasi Darat Kementrian Perhubungan untuk melakukan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut:

Pertama, memperbaiki geometrik persimpangan di Padang Lua dan Sicincin. Jika memungkinkan menyegerakan pembangunan simpang susun sesuai rencana. Sebagaimana diketahui, perencanaan simpang susun di Padang Lua ini sudah ada dan disosialisasikan oleh pemerintah sejak beberapa tahun lalu.

Kedua, mengupayakan penyediaan jalur paralel di bahu jalan untuk sepeda motor arah berlawanan yang melakukan perjalanan jarak dekat tentu dengan pembatas yg aman.

Ketiga, meskipun ini sulit, namun mungkin bisa diusahakan dengan teknologi, yaitu meningkatkan fasilitas jalan dan memperbaiki jalur Malalak agar layak dan aman untuk dilewati kendaraan sampai malam hari sehingga jam operasional one way bisa ditambah sampai malam. Kendala utamanya pada jalur Malalak ini adalah kabut tebal yang biasa turun sejak sore hari.

Keempat, memasang beberapa titik CCTV di sepanjang jalur Padang-Bukittinggi yang bisa diakses publik sehingga masyarakat sebelum berangkat melalui jalur tersebut bisa mengetahui kondisi kepadatan lalulintas dan memilih opsi-opsi jalur yang lainnya.

Demikian catatan singkat kami terkait penerapan one way tersebut. Selanjutnya kami tetap menawarkan bahwa penerapan manajemen lalulintas ini tetap dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, seperti saat libur panjang di akhir pekan karena adanya libur nasional yang diperkirakan terjadi peningkatan arus lalulintas. Hal ini tidak hanya membiasakan dengan sistem ini, namun juga masyarakat terbiasa melewati jalur-jalur alternatif yang  kemudian juga akan berkembang ekonominya.

Ujicoba opsi lain dalam mengatasi macet mudik ini pada tahun-tahun mendatang perlu dilakukan seperti dengan penerapan genap-ganjil pada ruas tertentu, pembangunan jalan alternatif yang sekelas dengan jalan utama untuk jalur padat dan pengoperasian kembali kereta api pada semua jalur lama di Sumatera Barat.(*)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Stop Press. Gempa 7,3 SR Guncang Sumatera Barat

Setelah Peringatan Dini Tsunami BMKG, Warga Pesisir Pantai Sumbar Evakuasi