in

Fathilah alias Apat Peracik Kopi Terenak di Bintan

Tanjungpinang pos – Kabupaten Bintan merupakan suatu daerah yang tidak memiliki perkebunan biji kopi. Namun rasa kopi yang diracik oleh barista barista asal Kijang Kecamatan Bintan Timur (Bintim), sudah tidak diragukan lagi. Tersebutlah nama seorang peracik kopi handal lokal Fathila. Di markasnya tepatnya di kampung Kuala Lumpur Kijang pria ini setiap pagi meracik kopi dari masih dalam bentuk biji bijian hingga menjelma menjadi bubuk yang siap disuguhkan dalam segelas kopi.

Sebelum kopi dapat diseduh dengan air berbagai proses harus dilalui terlebih dahulu. Tentunya hal ini memakan waktu dan tenaga yang ekstra karena sistem pemanggangan kopi ini masih menggunakan sitem manual, serta alat seadanya. Biji kopi kata lelaki berusia 43 tahun ini didatangkan dari sebuah tempat dan kemudian dimasak dengan cara tradisonal. Biji kopi dipanggang dengan temperatur khusus.

Di sinilah konsistensi Fathila sebagai seorang peracik. Ditengah banyaknya sistem panggang otomatis, Fathila setia dengan racikan biji kopi dengan mengandalkan tenaga sendiri. Ia menyampaikan bahwa biji kopi yang mentah tersebut terlebih dahulu dipanggang dengan alat yang didesain sendiri hingga bisa digunakan untuk memasak kopi di atas bara api.

“Kita di sini menggunakan drum sebagai lambung untuk menampung biji kopi dikolaborasi dengan besi yang dipasang diujung drum untuk memutar drum tersebut. Agar saat memanggang, biji kopi dapat masak secara merara,” papar pria yang akrab disapa Apat.

“Bukannya tidak mau pakai peralatan otomatis tapi kita merasa harus ada ciri khas kopi yang kita hasilkan. Membuat kopi dengan manual dan otomatis itu beda. Kita ingin tetap mempertahankan ciri khas,”lanjut dia. Untuk memanggang, sambung Apat bisa memakan waktu satu setengah jam sampai dua jam. Tergantung kayu yang digunakan hingga menghasilkan bara yang bagus.

Setelah biji kopi masak dipanggang proses selanjutnya memberikan beberapa bumbu guna menghasilkan rasa yang khas jika diseduh. “Habis dipanggang proses trakhir yaitu memberikan beberapa bumbu agar enak nanti kalau diminum,” kata Apat.  Biji kopi yang sudah selesai dipanggang akan dibawa ke pemilik dapur kopi yakni Kedai Kopi Iman. Di sana biji kopi kemudian digiling hingga hancur menjadi bubuk. kemudian diracik hingga menghasilkan rasa yang khas dan nikmat.

“Kalau sudah semua kita langsung antar ke kedai di sana baru biji-biji kopi ini digiling sampai jadi bubuk,” tutur Apat. Setelah menjadi bubuk ternyata tidak hanya dikosumsi sendiri. Bubuk dari kedai Kopi Iman ini banyak digunakan di cafe-cafe, kedai kopi ternama yang berada di luar Bintan, seperti halnya Tanjungpinang, Batam dan Pekanbaru.

Nama Kopi Iman dalam dunia perkopian tidak hanya tenar sebatas lokal. Bahkan bubuk kopi buatan mereka mendarat jauh sampai Pekanbaru.  menantu dari mantan Bupati Bintan dua priode, Ansar Ahmmad, yang mempercayakan bubuk kopi Kedai Kopi Iman sebagai bahan untuk membuat kopinya di cafe yang dikelola menantunya itu.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pemilu dan Calon Elitee Baru

Menyorot Pelayanan Online BPS Sumbar