Lhokseumawe (ANTARA News) – Film Pengkhianatan G30S/PKI turut mewarnai kegiatan Malam Minggu masyarakat di beberapa daerah di Provinsi Aceh, terutama di lapangan terbuka maupun kedai atau warung kopi (cafe), termasuk di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara.
Masyarakat Kota Lhokseumawe terlihat menonton bersama film dokumenter-drama (docudrama) mengenai Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) itu di Lapangan Hira.
(Baca juga: Kodim Aceh Utara siapkan 31 lokasi nonton Pengkhianatan G30S/PKI)
Karya sinematografi garapan sutradara Arifin C. Noer dan produser G. Dwipayana dari Perum Produksi Film Nasional (PPFN) pada 1984 itu ditayangkan melalui proyektor ke layar lebar di lapangan yang setiap Malam Minggu senantiasa dipadati warga.
Masyarakat Kota Lhokseumawe juga dapat menontonnya salah satu kedai kopi bernama Coffea Time, yang lebih didominasi kalangan remaja dan pemuda. Sambil menikmati kopi, mereka menonton film yang diputar melalui proyektor digital.
(Baca juga: Panglima TNI tanggapi santai polemik nobar G30S/PKI)
Adapun masyarakat di Aceh Utara menonton film tersebut di Lapangan Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara.
Di lapangan ibukota kecamatan itu, warga berbagai usia terlihat antusias menonton film yang antara lain dibintangi oleh Amaroso Katamsi sebagai Soeharto dan Umar Khayam sebagai Soekarno.
Bahkan, warga banyak yang tampak rela duduk lesehan di tengah lapangan untuk dapat menikmati tontonan ala layar tancap tersebut.
(Baca juga: Wiranto: Presiden ingin film G30S/PKI mudah dicerna)
Salah salah seorang warga Lhokseumawe, Muhammad Arazi, mengatakan sangat berkeinginan menonton film tersebut karena sudag diumkan jauh-jauh hari.
“Mendengar adanya pemutaran film G30S/PKI, makanya kami kemari untuk bisa menyaksikan bersama-sama,” ucapnya.
Selain ingin mengetahui sejarah kejamnya pengkhianatan PKI, ia juga ingin mempelajari agar peristiwa semacam itu jangan terulang lagi di Indonesia.
(Baca juga: Saran Christine Hakim bila film G30S/PKI dibuat ulang)
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2017