Menikah bukan hanya dambaan para gadis, tetapi juga pria yang mesih menjomblo. Sama seperti halnya kita, para gadis yang sudah menginjak dewasa, dambaan untuk segera mendapatkan pasangan itu begitu besar sehingga mereka rela bekerja keras untuk mempersiapkannya. Untuk itu, bantulah niat baik seorang pria yang hendak menikahi anda dengan cara memberi kemudahan agar bisa segera menikah. Hubungan anda dengan orangtua yang begitu dekat akan mempermudah proses pernikahan jika anda’lah yang meng’inginkan jalannya pernikahan secara sederhana tidak dengan pesta yang memakan biaya banyak.
Menikah itu mudah, memang benar! Tetapi kita tidak bisa memukiri kenyataan yang ada saat seorang pria melamar seorang gadis dengan niat tulus hendak menikahinya sesegera mungkin, pihak dari gadis biasanya menginginkan adanya sebuah pesta dalam pernikahannya. Kalau pria itu berkantong tebal, atau kebetulan orang berada mungkin tidak akan menjadi soal. Bagaimana jika yang melamar dan hendak menikahinya itu hanyalah seorang pria biasa dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan? Apa niat luhurnya untuk menikah harus batal hanya karena keterbatasan biaya dalam mengadakan pesta pernikahan?
Semua itu bisa teratasi jika ada kerjasama yang baik antara kedua belah pihak, yang melamar dan yang dilamar sehingga terjalin kesepakatan tidak adanya pesta dalam pernikahan tetapi hanyalah syukuran biasa secara sederhana. Bukankah inti dari pernikahan itu adalah keabsahan’annya di hadapan Tuhan, halal, dan tercatat di catatan sipil pemerintahan.
Memang mudah-mudah sulit, karena biasanya pihak dari gadis dengan alasan keluarga, relasi, atau adat kebiasaan menghendaki adanya pesta, sehingga niat baik seorang pria yang hendak melamar harus mengalami kendala karena faktor biaya. Menikah yang pada intinya mudah menjadi begitu sulit karena ketiadakaadanya keuangan yang memandai, akhirnya pernikahanpun tidak jadi dilaksanakan, bisa batal atau tertunda.
Anda seorang gadis! Mudahkanlah, niat baik seorang pria yang hendak melamar untuk bisa segera menikahi anda, apa lagi jika pria itu anda cintai. Bantulah jalannya sehingga pernikahan yang begitu didambakannya bisa segera terlaksana. Bicaralah pada orangtua anda dengan penuh kasih sayang agar pernikahan diadakan dengan cara yang sederhana tanpa adanya kemeriahan yang justru terkesan menghabur-haburkan uang. Kesederhanaan dalam pesta pernihanan tidak mengurangi besarnya kasih sayang seorang pria kepada anda. Bukankah setelah menikah masih banyak yang harus dipikirkan dan itu juga membutuhkan banyak biaya? Gadis, jadilah seorang wanita yang penuh cinta dengan tidak meminta pria yang kita sayangi dengan beban mengadakan pesta diluar kemampuannya saat pernikahan, dengan alasan sekali seumur hidup, buat kenang-kenangan, agar ada yang dilihat oleh anak cucu nantinya. Buang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Tetapi pikirkanlah kelangsungan dari sebuah pernikahan itu nantinya, sehingga setelah menikah anda bisa hidup berbahagia, berkecukupan dan bahagia.
ANDA MENJADI JEMBATAN
Anda sebagai seorang gadis adalah jembatan antara pria yang hendak melamar anda dengan orangtua anda. Jika kebetulan orangtua anda ingin adanya pesta dalam pernikahan yang tentunya memakan banyak uang, andalah yang bisa meluluhkannya dengan memberinya penjelasan, masih banyak biaya setelah menikah, jadi tidak ada salahnya pernikahan dilaksanakan secara sederhana untuk menghemat pengeluaran. Musyawarahkan secara baik-baik bersama-sama dengan pasangan anda dan pihak orang tua agar didapatkan jalan keluarnya.
PRIORITASKAN KEMASADEPAN
Setelah menikah didepan anda terbentang masadepan yang tentunya juga membutuhkan banyak biaya nantinya. Prioritaskan untuk itu, jangan terpaku pada pesta pernikahannya. Biaya buat pesta bisa anda tabung buat kebutuhan setelah pernikahan karena anda akan sangat membutuhkan itu nantinya.
Jika semua itu terncana secara bersama-sama, anda dan pasangan sepakat, maka segala sesuatunya menjadi mudah untuk dilaksanakannya. Bahkan komunikasi antara pasangan dengan keluarga anda juga akan bisa terjalin dengan baik, jika diawal pernikahan sudah terbiasa dengan adanya musyawarah.
Theresia Hardy