Terlihat mental mereka sedang naik banget, tapi dari segi permainan lebih santai
Jakarta (ANTARA) – Sektor ganda putra bulu tangkis Indonesia seakan tak pernah kehabisan napas dalam memproduksi pasangan-pasangan berkualitas untuk bercokol dalam ekosistem persaingan papan atas yang dijalankan Federasi Badminton Dunia (BWF).
Tahun 2022 diawali dengan pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang masih mendominasi peringkat teratas pertama dan kedua.
Namun masuk tengah tahun, konstelasi ganda putra dunia mengalami perubahan. Bahkan kedua pasangan andalan Indonesia tersebut terlempar ke peringkat yang lebih minor.
Kabar positif pun hadir pada pengujung tahun atau tepatnya pada pekan ke-52, karena lagi-lagi peringkat satu dunia diisi oleh wakil Merah Putih.
Kali ini giliran duet Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang bertengger pada peringkat satu dunia, menggeser ganda putra asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi yang sempat mendominasi posisi puncak sejak September.
Pencapaian tersebut menjadi hal yang menggembirakan bagi Fajar/Rian karena setelah 7 tahun dipasangkan oleh Pelatnas PBSI, baru kali ini mereka bisa mengakhiri musim kompetisi sebagai peringkat satu dunia disertai prestasi baru lainnya.
Berdasarkan catatan BWF pada laman resminya, Fajar/Rian mengawali 2022 dengan berada pada peringkat delapan. Namun langkah mereka tak berlangsung mulus karena beberapa kali mengalami turun peringkat.
Misalnya, pada 16 Januari saat mereka turun ke peringkat sembilan dan baru kembali ke posisi delapan pada 11 April. Hal serupa kembali terjadi pada Agustus saat Fajar/Rian yang sebelumnya berada di posisi kelima turun satu peringkat.
Meski begitu, performa pasangan yang mengakhiri 2022 dengan poin peringkat BWF sebesar 88.655 itu terbilang konsisten karena dinamika peringkat yang dialami tak buruk.
Gebrakan pun terjadi pada bulan ke-12 saat Fajar/Rian dipastikan tampil pada World Tour Finals sebagai debutan, memenangi penghargaan BWF, hingga melejit sebagai peringkat satu dunia.
Peringkat teratas BWF hanya menjadi salah satu catatan prestasi perdana yang dipetik Fajar/Rian pada 2022. Masih pada tahun yang sama, pasangan berjuluk FajRi itu juga meraih gelar bulu tangkis lainnya yang tak kalah bergengsi.
Misalnya, saja pada awal Desember, mereka terpilih sebagai Most Improved Player of The Year 2022 dari BWF selaku induk organisasi cabang olahraga tepok bulu dunia.
BWF menilai Fajar/Rian layak menyandang penghormatan tersebut karena konsistensi penampilan dan pencapaian gelar yang melonjak dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Gelar perdana
Apabila melihat prestasi Fajar/Rian dalam satu tahun ke belakang, maka tak salah jika BWF akhirnya menjatuhkan penghargaan tersebut kepada wakil Indonesia, mengalahkan dua kontestan lainnya yaitu H.S. Prannoy (tunggal putra, India) dan Jeong Na Eun/Kim Hye Jeong (ganda putri, Korea Selatan).
Sebanyak 17 turnamen telah dilalui Fajar/Rian pada musim 2022, dengan delapan di antaranya mencapai babak final. Dari partai puncak tersebut, Fajar/Rian meraih empat gelar juara yang didapat dari Swiss Open, Indonesia Masters, Malaysia Masters, dan Denmark Open.
Jika Swiss Open, Malaysia Masters, dan Korea Open menjadi kali kedua Fajar/Rian menaiki podium tertinggi, maka Indonesia Masters dan Denmark Open menjadi pengalaman kemenangan baru bagi mereka.
Gedung Istora Gelora Bung Karno Senayan menjadi saksi bagi Fajar/Rian yang pertama kali angkat trofi dari ajang Indonesia Masters. Tak hanya itu, Fajar/Rian pun secara perdana memenangkan turnamen berlevel BWF Super 750 lewat keikutsertaan di Denmark Open.
Fajar/Rian mendulang kemenangan di Denmark usai mengalahkan rekan senegara Kevin/Marcus. Pada laga yang dituntaskan dalam dua gim langsung tersebut, kualitas mental Fajar/Rian telah terbentuk berkat kemenangan dari tiga turnamen sebelumnya.
Saat menghadapi poin kritis, Fajar/Rian tak mudah goyah dan mampu mengatasi tekanan dengan baik.
Selain itu, kunci kemenangan atas Minions ialah tidak ada gentar. Meski lawan lebih unggul secara peringkat serta dikenal sebagai salah satu ganda putra yang sulit ditaklukkan, Fajar/Rian menunjukkan ketangguhannya.
“Pastinya lawan The Minions tidak akan mudah, pada pertandingan sebelumnya kami bermain dengan alot. Terlebih kami berlatih bersama,” kata Fajar.
Kemenangan di Denmark Open turut menjadi modal penting bagi Fajar/Rian untuk terjun dalam kualifikasi Olimpiade Paris yang dimulai 1 Mei 2023.
Menurut mereka, kemenangan Denmark Open meningkatkan kepercayaan diri untuk meramaikan bursa persaingan dalam turnamen level atas termasuk impian bermain di agenda multiajang terbesar di dunia tersebut.
“Pastinya gelar juara ini sangat berarti karena tahun depan sudah ada pengumpulan poin untuk Olimpiade. Pastinya gelar kami di Denmark Open ini bisa menambah kepercayaan diri dan konsistensi kami berdua. Semoga di tahun depan kami bisa konsisten dan lebih baik lagi,” kata Rian.
Sudah diprediksi
Peningkatan drastis yang dialami Fajar/Rian ternyata sudah diprediksi terlebih dulu oleh sang pelatih Herry Iman Pierngadi sejak pertengahan 2022.
Saat ditemui di sela-sela kegiatan Piala Thomas-Uber di Bangkok, Thailand, pelatih berjuluk Naga Api itu menilai konsistensi permainan Fajar/Rian mulai terbentuk meski saat itu belum membuahkan gelar-gelar juara.
Herry juga melihat Fajar/Rian cocok menjadi pendamping bagi formasi Tim Thomas pada 1–2 tahun mendatang yang diproyeksikan terisi oleh pasangan-pasangan muda.
Dalam waktu dekat, era Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan untuk bermain di Piala Thomas akan berakhir, oleh sebab itu Fajar/Rian digadang untuk mengisi posisi utama bersama para juniornya.
Jelang akhir tahun, Herry kembali memprediksi keberhasilan pasangan yang ia arsiteki jelang tur Eropa akhir Oktober. Saat ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta Timur, Herry secara lugas melihat peluang Fajar/Rian menjuarai salah satu turnamen bergengsi di Benua Biru.
Fajar/Rian yang masih berada di peringkat keenam, diharapkan tampil lebih baik dari Minions dan The Daddies yang secara peringkat lebih superior.
“Terlihat mental mereka sedang naik banget, tapi dari segi permainan lebih santai. Nah ini jadi peak (puncsk) mereka dari segi usia dan mentalnya. Titik balik mereka saat juara di Swiss Open, di Korea meski letih tapi bisa sampai final. Mereka yang paling fit saat ini,” tutur Herry memaparkan.
Prediksi itu pun terbukti saat Fajar/Rian keluar sebagai juara Denmark Open setelah mengalahkan Kevin/Marcus dalam laga “All Indonesia Final” pada babak final.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2022