in

Gelar ke-18 untuk Federer

Kamera televisi menyorot close up Roger Federer saat dia duduk di samping lapangan menanti ceremoni penyerahan trofi di Rod Laver Arena. Pandangannya menerawang ke atas. Tiba-tiba petenis 35 tahun itu tampak menitikan air mata. Kzmera masih menyorot wajah Federer, dia buru-burung mengusap air matanya.

Air mata itu adalah haru kebahagiaan seorang legenda. Federer baru saja menunjukkan performa hebat, meraih trofi grand slam ke-18 sepanjang karier. 

Di final Australia Terbuka kemarin, petenis Swiss tersebut menghempaskan Rafael Nadal dalam lima set 6-4, 3-6, 6-1, 3-6, 6-3. Laga berlangsung selama 3 jam 38 menit.

“Aku tidak ingin banyak berkata-kata. Rafa (Rafael Nadal) sudah berbicara banyak hal baik,” ucap Federer membuka sambutan kemenangan. “Aku hanya tidak berfikir (masih) bisa melakukan ini. Situasi ini benar-benar berbeda dengan enam bulan terakhir,” tambah juara Australia Terbuka lima kali tersebut.

Federer datang ke Australia Terbuka setelah mengakhiri musim 2016 lebih cepat. Pada Juli lalu dia memutuskan mundur dari berbagai ajang untuk fokus pada penyembuhan cedera lutut kirinya.

“Selamat untuk Rafa yang telah bermain luar biasa. Aku juga tidak berfikir kita bisa kembali bertemu di final,” ucap Federer. Kali terakhir keduanya bersua di partai puncak ajang mayor adalah pada Prancis Terbuka 2011. Saat itu Nadal menang empat set.  

Kemenangan kemarin sekaligus membuat Federer mengakhiri puasa gelar grand slam selama empat tahun. Kali terakhir dia menjadi kampiun adalah di Wimbledon 2012.

Victory atas Nadal kemarin sekaligus membuatnya kini memenagi tiga dari sembilan kali pertemuan kontra Nadal di final grand slam. Secara keseluruhan, Nadal masih unggul head to head dengan 23-12.

Sebanyak 18 title grand slam Federer ini membuktikan bahwa Federer adalah petenis tunggal putra terbaik sepanjang masa. Jumlah trofi mayor miliknya itu makin menjauh dari pesaing terdekat yakni Nadal dan Pete Sampras yang masing-masing memiliki 14 trofi.

Pada set kelima kemarin sendiri, Federer tampil dingin untuk mengakhiri perlawanan Nadal. Dia tertinggal lebih dulu 0-2 dan 1-3. Petenis kelahiran Basel itu perlahan bangkit dengan melakukan dua kali break point.

Itu membuatnya menyamakan kedudukan 3-3, berbalik unggul 4-3 lantas mengakhir laga dengan kemenangan 6-4. Di championship point kedua, forehand menyilang Federer tak mampu dijangkau Nadal.

Petenis Spanyol tersebut sempat meminta challenge. Saat layar hawk eye menunjukkan bola masuk, Federer spontan berteriak sambil melompat-lompat kecil. Dia histeris, merayakan satu lagi kemenangannya yang bersejarah di Melbourne Park. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Anak-anak di Rumah Sakit

Lagi, Dreya Merger Hangtuah Sumsel