Gempa besar 7,3 magnitudo yang mengguncang Sumbar pada pukul 03.00:57 WIB membuat warga di sekitar Bandara Internasional Minangkabau (BIM) mengungsi. Masyarakat pada umumnya memenuhi fly over Duku.
Mereka mengkhawatirkan adanya potensi tsunami seperti yang diinformasikan oleh BMKG. Kondisi ini diperparah lagi dengan pemadaman listrik, sehingga memicu kecemasan warga.
“Kami panik, karena saat gempa listrik di tempat kami juga padam. Sehingga banyak warga di sekitar tempat tinggal kami yang mengungsi ke fly over,” ujar warga Zal Kampung Baru, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Selasa (25/4/2023)
Dia berharap pemerintah lebih cepat memberikan kepastian kepada masyarakat jika terjadi gempa, sehingga masyarakat bisa memastikan apa langkah-langkah yang perlu diambil. Apalagi jarak bibir pantai dengan jorong Kampung Baru juga berada sekitar 3 kilometer.
“Tadi kami juga sempat mendengar serine di sekitaran bandara, mungkin itu sirine peringatan tsunami, makanya kami langsung mengungsi ke fly over ini,” ungkap Yuliana, 57, warga Kampung Baru lainnya.
Kecemasanjuga dialami Hidayat, 42, warga Pesona Anai Lestari, Kasang, Batang Anai. Ia menyebut warga kompleknya panik dan pergi mengungsi.
“Kalau bisa pemerintah juga memaksimalkan fungsi Whatsapp, SMS atau sarana medsos lainnya untuk memberikan info ke masyarakat,” kata Hidayat diamini tetangganya, Ari Saputra, 39.
Tak hanya warga di sekitar lokasi fly over, lokasi tersebut juga menjadi tempat mengungsi bagi warga Pasia Jambak, Kototangah. Ini disebabkan warga mendapatkan informasi jika air laut di kawasan tersebut, surut.
“Ada infonya air laut surut, makanya kami mengungsi ke fly over ini. Karena jujur saja kami trauma dengan gempa yang pernah terjadi di Sumbar sebelumnya,” ujarnya, gemetar.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, semula memang kekuatan gempa sekitar 7,3 SR, namun setelah dikoreksi kekuatannya menjadi 6,9 SR. Ini sesuai dengan informasi yang masuk dari jajarannya. Selain itu kedalaman sebelumnya 84 Km, menjadi 23 Km.
Dan yang paling mencengangkan adanya gempa susulan sebanyak delapan kali. Kekuatan gempa tersebut paling tinggi rata-rata sekitar 4 SR.
Daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status Waspada di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala Sumatera Utara. Di mana berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut, tercatat ketinggian tsunami di lokasi TG Tanah Bala pada pukul 03:17 WIB dengan ketinggian tsunami 11 cm.
“Kalau untuk kenaikan air laut memang ada sekitar 11 Cm meter (Nias Selatan, Pulau Tanabala, Sumut). Namun itu tidak menimbulkan tsunami. Namun kami akan mencabut status peringatan dini tsunami sekitar dua jam setelah kejadian,” katanya saat memberikan informasi di salah satu stasiun TV Nasional.(zul)