Gempa berkekuatan 6,6 skala richter (SR) menggoyang Bengkulu Utara, Minggu (13/8) pada pukul 10.08. Pusat gempa terjadi di laut Bengkulu di kedalaman 10 kilometer itu, terasa cukup kuat di Sumbar. Bahkan, puluhan pasien RSUP M Djamil Padang terpaksa dievakuasi ke tempat lebih aman.
Situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir, gempa tersebut terjadi di 3.75 Lintang Selatan–101,56 Bujur Timur. BMKG menyatakan, meski terjadi di laut, tidak berisiko menyebabkan tsunami. Masyarakat diharap tenang dan menjalankan aktivitasnya secara normal.
Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, ada sekitar puluhan pasien yang dievakuasi sesaat seusai gempa. Keluarga pasien dibantu tim medis RSUP M Djamil Padang bahu membahu mengevakuasi pasien ke halaman RS. Terutama, pasien yang berada di lantai tiga seperti ruang bangsal anak dan kronis.
“Saya dan keluarga yang ada di ruang itu (bangsal kronis, red), membantu mendorong ayah saya yang sedang dalam perawatan,” ucap Rohmudin, 46, warga Kuranji, Padang. Diakuinya, beberapa saat seusai gempa, kepanikan terlihat di bangsal tersebut.
Seperti diakui Fatimah, 43, warga Padang, juga mengevakuasi orangtuanya yang sedang dirawat. “Saya tidak mau terjadi apa-apa, makanya saya mengevakuasi ibu sesuai arahan petugas,” ucapnya.
Sementara itu, Aniayarti, salah seorang perawat di RSUP M Djamil mengakui bahwa pasien di lantai III dievakuasi ke tempat lebih aman. “Ada sekitar 40 pasien. Namun beberapa saat kemudian, kami meminta keluarga dan pasien kembali ke ruang perawatan,” ucap perawat ruang kebidanan dan anak itu.
Kepanikan juga terlihat di Transmart Padang. Pengunjung yang berada di arena bermain, terlihat panik. Mujur saja, keadaan berhasil dikendalikan dan aktivitas di pusat perbelajaan itu kembali berjalan normal.
Di Pesisir Selatan (Pessel), warga juga berhamburan ke luar rumah usai gempa yang terasa berayun tersebut. “Walau getarannya tidak terlalu kuat, namun tetap menimbulkan kekhawatiran. Terlebih, guncangannya seperti berayun selama beberapa detik,” ungkap Zul Apriandi, 43, warga Gang Nuri Painan Timur kepada Padang Ekspres.
Kepala BPBD Pessel, Pri Nurdin ketika dihubungi Padang Ekspres kemarin (13/8) mengatakan bahwa tidak ada korban dan kerusakan di Pessel. “Guncanganya tidak menimbulkan korban jiwa, maupun kerusakan bangunan,” katanya.
Kepanikan juga terlihat di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Warga menyebut bahwa gempa kemarin persis sama seperti tsunami Mentawai tahun 2010 lalu. “Selain berayun, guncangan gempa juga terasa cukup kuat. Sempat membuat kepala pusing,” kata Redi, 31, salah seorang warga Tuapejat kepada wartawan.
Walaupun begitu, sebagian warga mengaku tidak merasakan sama sekali gempa tersebut. “Saya tidak merasakan sama sekali. Tapi, ketika melihat orang-orang yang sudah ramai berlarian ke luar rumah, baru saya tahu kalau ada gempa,” ungkap Suyatri, 59, warga Tuapejat.
Informasi yang diperoleh Padang Ekspres, guncangan gempa sangat kuat terasa di Sikakap dan Pagai. Daerah ini sangat berdekatan dengan dengan pusat gempa.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Mentawai, Nurdin ketika dihubungi Padang Ekspres, handphone-nya tidak aktif.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengakui bahwa gempa dirasakan cukup kuat di Tuapejat. “Masyarakat ke luar rumah dan berkumpul di tempat yang aman. Kondisi permukaan laut tetap normal. BPBD setempat menyampaikan kepada masyarakat tidak ada potensi tsunami,” terang dia. (*)
LOGIN untuk mengomentari.