PADEK.CO–Pulau Bando satu dari lima pulau di kawasan konservasi perairan nasional Pulau Pieh, yang berada di Samudera Hindia. Pulau ini berada di sisi barat Pulau Sumatera. Lokasinya berjarak sekitar 20 km dari bibir pantai Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.
Jumat (4/8/2023), Wako Pariaman Genius Umar menerima kunjungan dari Kepala Loka Kawasan Konservasi Perairan Nasional (LKKPN) Pekanbaru, Rahmat Irfansyah beserta rombongan di ruang kerjanya di Balai Kota Pariaman.
“Kunjungan LKKPN Pekanbaru yang mengelola kawasan konservasi perairan Nasional Pieh itu dalam rangka berdiskusi terkait pengembangan pariwisata berkelanjutan atau survival island di Pulau Bando,” ujar Wako Genius Umar.
Genius mengatakan, kunjungan LKKPN Pekanbaru hari ini juga membahas rencana kegiatan Peringatan HUT RI ke-78 tahun di Pulau Bando agendanya yakni pengibaran bendera merah putih di bawah air, pelepasan tukik, penampilan kesenian Rabab dan aksi bersih sampah di Pulau Bando.
Wako juga menginstruksikan dinas terkait untuk membantu rebranding Pulau Bando ini. Ia juga mengajak rombongan yang akan berangkat ke Pulau Bando tersebut untuk singgah berwisata ke Pantai Gandoriah Pariaman.
Sementara itu, Kepala LKKPN Pekanbaru, Rahmat Irfansyah mengatakan, LKKPN adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang Kawasan Konservasi perairan nasional yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“LKKPN Pekanbaru mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pemangkuan, pemanfaatan, dan pengawasan kawasan konservasi perairan yang bertujuan untuk melestarikan sumberdaya ikan dan lingkungannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya.
Rahmat Irfansyah mengatakan dalam menjaga kawasan konservasi Pulau Pieh di Kabupaten Padangpariaman, LKKPN Pekanbaru melibatkan kelompok masyarakat yang turut berperan dalam menjaga kawasan konservasi itu.
“Kelompok masyarakat ini aktif dalam kegiatan perlindungan dan pelestarian penyu dan terumbu karang dan lainnya. Selain itu mereka juga aktif terkait kebersihan lingkungan, memungut sampah dari pulau bando ke daratan,” kata dia.
Ia menilai kesadaran dan kepedulian masyarakat Sumbar dalam menjaga kawasan konservasi relatif baik, hal ini terbukti dengan kearifan lokal masyarakat yang secara sadar akan melepas kembali penyu dan lumba-lumba yang tersangkut jaring. (*)