Saat ini PT Hutama Karya (Persero) terus menggenjot pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), termasuk salah satunya Tol Pekanbaru–Padang Seksi 1 ruas Padang–Sicincin (Pacin) yang beralih menjadi Padang – Kapalo Hilalang sepanjang 36 kilometer.
Hingga saat berita ini ditulis, progres pembangunan ruas yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT HK Infrastruktur (HKI) memasuki KM 4,2 berikut proses konstruksi dan pengadaan lahan termasuk jalan akses.
Seiring penetapan lokasi tahap ke-2 yakni mulai dari KM 4,2 – KM 36, Proses pembanguan selanjutnya akan terus dikebut.
Secara proses setelah penetapan Penlok, Dirjen Bina Marga menyurati BPN untuk pengkajian pelaksanaan pengadaan tanah dan mentepkan Satgas untuk pelaksanaan di lapangan yang bertugas untuk mengidentifikasi lokasi, pengumuman peta, penetapan hasil appraisal.
Project Director PT HK Ruas Tol Sicincin – Padang, Marthen Robert Singal menyebut pihaknya siap secara teknis mengerjakan fisik jika proses pembebasan lahan yang saat ini tengah berjalan, bisa selesai segera. Ia sangat mengapresiasi dukungan semua pihak: gubernur dan jajaran Forkopimda provinsi, bupati – walikota dan Forkopimda kabupaten – kota, serta tokoh tokoh nonformil yang bahu membahu mendorong penyelesaian masalah lahan.
“Berdasarkan Penlok memang ada penamabahan menjadi 36 km, dari sebelumnya 30 km. Secara teknis pekerjaan tidak ada masalah, paling penyesuaian anggaran berdasarkan penambahan tadi. Perkiraan kasarnya pembangunan tol ruas Padang – Kapalo Hilalang menghabiskan anggaran empat triliun,” ujarnya.
Sebagai perusahaan milik negara, HK berkomitmen memberikan ruang bagi potensi lokal untuk bersama sama dalam pembangunan tol, baik SDM maupun SDA nya. Terhadap SDM misalnya, saat pengerjaan tahap awal yang belum full, dengan 419 personil yang terlibat di proyek hanya sekitar 10 persen dari luar, selebihnya SDM lokal. Apalagi jika pelaksanaan sudah full sehabis lebaran ini, tentu SDM lokal yang dibutuhkan semakin banyak.
Demikian juga dengan sub kontraktor yang terlibat, rata rata pengusaha lokal. Namun untuk jangka panjang tentu perlu kesiapan mereka yang lebih maksimal, baik dengan finansial maupun dalam operasional. Harapan pengelola proyek katanya, seluas luasnya diberikan pada sumber daya lokal.
Terkait kondisi tanah di ruas tol sebagian berpotensi adanya liquifasi. Pihaknya mengantisipasi kondisi itu dengan penetapan teknologi yang sesuai dengan kondisi tanah. Khusus untuk struktur jalan, tidak menggunakan tiang pancang seperti kebanyakan dipakai ruas tol di Jawa, tetapi dengan sistem pengcoran besi di lokasi.
Banyaknya rawa dengan kedalaman satu hingga puluhan meter membutuhkan material lokal untuk timbunan, seperti clay dan sirtukil. Khususnya kedalaman hingga dua meter. Semua material itu didatangkan dari lokal, yang perkiraan persentase suplay bahan untuk tol tersebut 80 persen lokal, sisanya seperti besi memang dari luar.
Menurut Marthen, dilibatkannya potensi lokal secara mayoritas dalam proyek senilai empat triliun tersebut,sebagai bukti kepedulian perusahaan terhadap lokal wisdom yang ada, selain program CSR yang berkesinambungan dilaksanakan di tengah masyarakat. Tetapi katanya itu belum seberapa dibandingkan dengan multiplier effect setelah tol ini selesai dan terhubung dengan ruas lainnya.
“Kami bertekad bisa bekerja lebih cepat, paling tidak 2022 sudah bisa dioperasionalkan. Makin cepat selesai makin cepat mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan daerah. Kami perlu dukungan semua pihak, baik pemerintah daerah dan Forkopimda, maupun tokoh tokoh nonformil. Dukungan yang berkelanjutan: dulu, sekarang dan yang akan datang,” ujarnya.
Untuk diketahui hingga saat ini, sepanjang 500 kilometer JTTS telah terbangun dengan 368 kilometer ruas tol telah beroperasi penuh. Tol Pekanbaru–Padang terdiri dari 6 (enam) seksi yakni Seksi 1 Padang-Sicincin (Kapalo Hilalang), Seksi 2 Sicincin–Bukittingi, Seksi 3 Bukittinggi-Payakumbuh, Seksi 4 Payakumbuh-Pangkalan, seksi 5 Pangkalan–Bangkinang, dan seksi 6 Bangkinang-Pekanbaru. Secara keseluruhan Tol Pekanbaru-Padang ditargetkan beroperasi pada tahun 2025. (suk)
The post Genjot Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Siap Secara Teknis appeared first on Padek.co.