Gubsu Tengku Erry Nuradi memberikan sambutan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Sumut tahun buku 2016 dan RUPS Luar Biasa, digelar di Ballroom kantor pusat Bank Sumut di Medan, Sabtu (03/06). (beritasore/suef)
MEDAN ( Berita ) : Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi mengapresiasi sekaligus meminta jajaran Bank Sumut untuk tidak berpuas diri walaupun telah mencetak laba tertinggi setelah 52 tahun berdiri.
Gubsu Erry menyebutkan pencapaian ini sangat baik. Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global tahun 2016, Bank Sumut masih mampu menunjukkan perbaikan kinerja dan pertumbuhan yang signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan laba bersih untuk tahun 2016 tercatat sebesar Rp 584,5 miliar. Laba ini merupakan pencapaian tertinggi setelah 52 tahun Bank Sumut berdiri.
“Kalau kita lihat dari laporan dan kinerja keuangan Bank Sumut hari ini memang sudah lebih baik jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator yang diantaranya ada total aset Bank Sumut yang mengalami kenaikan.
Laba bersih Bank Sumut yang memecahkan rekor, setelah 52 tahun berdiri baru ini mencapai Rp584,5 miliar,” ujar Gubsu Tengku Erry Nuradi ketika memberikan sambutan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Sumut tahun buku 2016 dan RUPS Luar Biasa, yang digelar di Ballroom kantor pusat Bank Sumut di Medan, Sabtu (03/06).
Turut hadir dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah Sumbagut, Lukdir Gultom, Dirut Bank Sumut Edie Rizliyanto, Komisaris Utama PT Bank Sumut, Rizal Fahlevi Hasibuan, anggota komisaris Hendra Arbie, jajaran direksi Bank Sumut, serta Bupati dan Wali kota pemegang saham Bank Sumut.
Lebih lanjut dikatakan Erry, laba bersih Bank Sumut tahun 2014 dan tahun 2015 bahkan lebih rendah dari laba bersih tahun 2013. Di mana dikatakannya, laba bersih tahun 2013 mencapai Rp531 miliar, sementara laba bersih tahun 2014-2015 berkisar Rp465 miliar. “Ini merupakan pertumbuhan yang baik, termasuk juga pencapaian-pencapaian lain serta rasio keuangan yang juga mengalami peningkatan,”jelas Erry.
Begitu pun, Erry mengatakan Bank Sumut jangan berpuas diri, sebab masih terdapat pertumbuhan yang dibawah rata-rata perbankan di Sumut seperti dana pihak ketiga (DPK) juga total aset Bank Sumut yang tercatat masih berada di bawah pertumbuhan perbankan Sumut. “Bank Sumut harus lebih giat, lebih meningkatkan kinerja sehingga dapat meningkatkan indikator pertumbuhan yang masih di bawah rata-rata perbankan Sumut,” kata Erry.
Dalam kesempatan itu, Erry juga mengharapkan untuk meningkatkan pertumbuhan kredit, maka Bank Sumut jangan semata hanya mengandalkan proyek pembangunan di Sumut, melainkan harus turut serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyalurkan kredit kepada UMKM.
Hal kedua yang perlu diperhatikan imbau Erry adalah angka kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) Bank Sumut yang tercatat pada triwulan I kecenderungannya meningkat yakni 5,65 persen, ini dikhawatirkan bisa melampaui ambang batas yakni 6 persen. “Kita harapkan NPL pada Desember 2016 lalu sebesar 4,7 persen ini dapat dipertahankan sehingga tidak berada melewati batas,” jelasnya.
Komisaris Utama PT Bank Sumut, Rizal Fahlevi Hasibuan mengatakan, peningkatan laba bersih di tahun 2016 disebabkan oleh pendapatan bunga dan pendapatan syariah yang meningkat sebesar 10,01 persen sebagai dampak dari penyaluran kredit dan pembiayaan syariah.
Untuk aset Bank Sumut tahun 2015 meningkat sebesar 8,45 persen yang semula sebesar Rp 24.130 miliar pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp 26.170 miliar. Peningkatan aset ini didorong oleh kenaikan kredit serta dana pihak ketiga yang tercatat sebesar Rp 20.804 miliar atau tumbuh 6,94 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, dari sisi penyaluran kredit, tahun 2016 di segmen konvensional mencapai Rp17.189 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 4,99 persen dari tahun 2015.
Begitu juga dengan rasio keuangan lainnya mengalami pertumbuhan yang baik. Lebih lanjut dikatakan Rizal untuk return on asset (ROA) tahun 2016 mencapai 2,74 persen dari sebelumnya 2,31 persen. Return on equity (ROE) tahun 2016 mencapai 24,84 persen dari sebelumnya 23,90 persen.
Sementara Net Interest Margin (NIM) meningkat dari sebelumnya 7,26 persen menjadi 7,89 persen dan terjadi efisiensi pada biaya operasional pendapatan opersional (BOPO) yang menurun dari 82,16 persen di tahun 2015 menjadi sebesar 79,54 persen. Selain itu angka kredit macet (NPL) juga menunjukkan perbaikan yakni menurun dari sebelumnya sebesar 5,00 persen di tahun 2015 menjadi 4,70 persen di tahun 2016.
Ketua DPRD Sumut, Wagirin Arman mengapresiasi kinerja Bank Sumut yang sudah lebih baik terutama pencapaian laba bersih tahun 2016. Selain itu juga pencapaian penyelesaian kredit macet yang sebelumnya di tahun 2015 sampai 5,00 persen untuk tahun 2016 sudah mampu ditekan hingga 4,70 persen.
“Kita patut berbangga dengan kinerja Bank Sumut saat ini, hal kedua lagi yang patut kita apresiasi di mana Labusel sudah tercatat sebagai pemegang saham terbaru Bank Sumut. sehingga kita harapkan dapat menambah kekuatan Bank Sumut dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat,” kata Wagirin sembari mengatakan pihaknya siap untuk memberikan dukungan kepada Bank Sumut terutama dalam kapasitas dewan untuk memprioritaskan anggaran dalam penyertaan modal.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah Sumbagut, Lukdir Gultom mengatakan meskipun kinerja Bank Sumut sudah baik tapi tetap harus ditingkatkan. Selain itu, dibutuhkan dukungan dari Pemprovsu juga pemerintah kabupaten/kota untuk memberikan pembinaan dana, penyaluran kredit, pembayaran gaji pegawai dan lainnya.
“Proyek-proyek pembangunan di Sumut tentunya dapat menjadi penopang untuk meningkatkan DPK bagi Bank Sumut dan tahun depan kita harapkan Pemprovsu dapat memberikan penyertaan modal kepada Bank Sumut,” katanya.(suef)