in

Gunakan Media, Belajar Lebih Bermakna!

Maryani, S.Pd
Guru UPTD SDN 08 Sarilamak

Menurut Abror (dalam Theresia 2007: 4) Hasil belajar adalah perubahan keterampilan dan kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian, pengetahuan dan apresiasi yang diikenal dengan istilah kognitif, afektif, dan psikomotor melalui perbuatan belajar.

Menurut Anita (2006:19) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah berkenaan dengan apa-apa yang diperoleh peserta didik dari serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaluinya yang semua itu mengacu pada tujuan pembelajaran yang dijabarkan dalam dimensi kognitif, afektif dan psikomotor.

Purwanto (2010: 44) berpendapat tentang hasil belajar bahwa “hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan”.

Hasil belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 30) adalah “bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.

Benyamin Bloom (Nana Sudjana, 2009: 22) mengklasifikasikan jenis-jenis hasil belajar ada tiga yaitu hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Dari berbagai pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari guru yang telah menyampaikan, dan merobah tingkah laku dari yang kurang baik, menjadi yang lebih baik yang dapat berguna bagi siswa tentunya.

Hasil belajar biasanya diberikan dalam bentuk nilai atau angka. Untuk mendapatkan hasil belajar bisa dilakukan dengan cara tes maupun non tes, bisa melalui ulangan, tugas dan sebagainya.

Hasil belajar ranah kognitif merupakan salah satu hasil belajar, di mana mengakibatkan suatu perubahan pada diri seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran, dalam hal berpikir seperti pengetahuannya bertambah, pemahamannya meningkat, dan sebagainya.

Jadi, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yaitu kematangan atau pertumbuhan, latihan dan motivasi dan faktor pribadi serta faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial.

Yang termasuk faktor sosial antara lain, faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dalam motivasi sosial.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada hasil belajar yang akan dibahas di sini adalah faktor sosial yaitu guru dalam mengajar. Usia anak sekolah dasar adalah 6-12 tahun.

Di usia ini siswa lebih mudah berfikir kongkrit. Menurut Piaget, anak usia 6-12 tahun berada dalam tahap Operasional Konkret. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret.

Mengingat usia anak sekolah dasar yang ada pada operasional konkret tersebut maka dalam proses pembelajaran seorang guru harus memakai media yang tepat dan sesuai dengan materi agar hasil belajar dapat dicapai. Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.

Menurut Gerlach dan Ely, Hamidjojo, dan Heinich (dalam Azhar 2006:4) media adalah: “Semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi agar mudah diterima penerima yang dituju, sehingga penerima-penerima ide, gagasan, dan informasi itu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap”.

Selajutnya menurut Schramm, Gagne’ dan Briggs (dalam Winaputra 2005:5.3) media pembelajaran adalah: “Teknologi/sarana fisik pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, yakninya menyampaikan isi materi pembelajaran baik berupa buku, film, video, slide dan sebagainya”.

Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana/alat untuk menyampaikan bahan ajar/materi pembelajaran dari guru kepada peserta didik agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik.

Menurut Udin (2006:5.7) fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah: “Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif, untuk menciptakan situasi pembelajaran yang diharapkan, untuk mempercepat proses belajar, untuk menigkatkan kualitas pembelajaran dan untuk meletakan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir”. Media pembelajaran dapat berfungsi untuk membuat proses pembelajaran lancar dan berkualitas.

Menurut Udin (2005:5.9) Media pembelajaran terdiri dari tiga jenis, yang pertama “Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat meransang pikiran, perasan, perhatian dan kemauan siswa untuk mempelajari bahan ajar. Contoh : Program kaset suara (audio cassette), CD audio dan Program radio.

Kedua media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Media visual ini terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visuals). Contoh: grafik, gambar, tumbuhan, Proyeksi lintas kepala (Overhead Projection/OHP), koran, majalah, gambar dan lain-lain.

Yang ketiga Media audio-visual adalah kombinasi media audio dan media visual atau disebut dengan media yang dapat dilihat dan didengar. Contoh: Program video/televisi pendidikan, Video/televisi instruksional dan Program slide suara (soundslide).

Kelebihan media audio visual ( video ) menurut Purwanto (2011) adalah Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, Dapat diulang untuk menambah kejelasan, Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat, Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa, serta Memperjelas hal-hal yang menjadi tema dalam pembelajaran.

Selain yang dijelaskan di atas, ada juga Media konkrit yaitu merupakan bagian dari media visual. Menurut Udin (2005:5.11) media konkrit adalah: “Alat bantu visual dalam pembelajaran yang merupakan objek nyata dari suatu benda”.

Fungsi media konkrit adalah memberikan pengalaman langsung/pengalaman nyata pada siswa dan menarik minat belajar siswa. Contoh: mata uang, tumbuhan, binatang dan sebagainya.

Dalam menggunakan media konkrit, menurut Udin (2005:5.31) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti: Gunakan objek yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, gunakan hanya objek-objek yang tepat/cocok saja.

Jangan menggunakan terlalu bernacam-macam objek sebab bisa menyebabkan kebingungan pada diri siswa, apabila menggunakan beberapa objek. Hendaknya objek tersebut satu sama lain berhubungan, perhatikan bentuk dan ukuran objek yang digunakan agar bisa dilihat oleh kelas secara keseluruhan.

Kemudian jangan terlalu banyak memberikan penjelasan, sebab biasanya perhatian siwa akan tertuju pada objek yang ada bukan pada penjelasan, doronglah para siswa untuk bertanya, diskusi atau memberi tanggapan/kritik, sebab dengan kegiatan tersebut siswa akan bekajar lebih aktif.

Itulah penjelasan tentang media pembelajaran. Agar hasil belajar bisa tercapai dengan baik, gunakanlah media dengan tepat.(***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Bjorka dan Keterbukaan Informasi Publik

PLN Gelar Program Pengembangan Start Up “Elevation: Watts Up!”