in

Guru Belajar dan Berbagi (Bagian 1), Pubertas dan Konsep Diri

Diana Riska, S.Pd
Guru UPT SMPN 2 Tanjuangbaru

KEMENTERIAN Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Portal SIM PKB “Guru belajar dan berbagi” telah meluncurkan berbagai pelatihan pengembangan diri yang bisa dipelajari secara daring oleh guru jenjang PAUD sampai guru jenjang SMA.

Dari pelatihan yang ada, terdapat satu pelatihan yang bisa diikuti oleh guru jenjang SMP dan guru jenjang SMA sederajat, yaitu “Remaja Sehat Jiwa Raga”. Materi ini sangat menarik untuk diikuti, karena di dalamnya terdapat berbagai ilmu baru bagi guru dalam menghadapi perkembangan remaja saat ini.

Ada beberapa sub materi yang dipelajari dalam kegiatan ini. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai pubertas dan konsep diri pada remaja. Pubertas adalah masa di mana terlihat tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. Selain tanda seksual sekunder, pubertas juga ditandai dengan kemampuan bereproduksi.

Munculnya tanda-tanda ini dapat dilihat pada perubahan hormonal, perubahan fisik, maupun perubahan psikologis dan sosial yang dapat berbeda untuk setiap individu. Awal periode pubertas dimulai usia 10-14 tahun pada remaja perempuan dan 12-16 tahun pada remaja laki-laki.

Perubahan fisik yang sering dialami oleh perempuan adalah pinggul melebar, payudara membesar, keluarnya sel telur dari ovarium dan menstruasi. Sedangkan perubahan fisik yang sering dialami oleh laki-laki adalah otot dada dan bahu melebar, tumbuh jakun dan suara menjadi berat, tumbuh kumis, jambang, janggut, dan bisa juga pada bagian dada, serta mengalami mimpi basah.

Selain itu pada masa pubertas ini terjadinya peningkatan produksi kelenjer minyak dan keringat yang menimbulkan jerawat bila tidak dibersihkan secara teratur. Perubahan fisik yang terjadi pada perempuan dan laki-laki ini tak ada salahnya disampaikan oleh guru di sekolah.

Karena sebagian siswa tidak menerima pengetahuan ini dalam rumah tangganya secara mendetail. Selain perubahan fisik, remaja juga akan mengalami perubahan psikologis/kejiwaan yang umum dialami oleh remaja laki-laki dan remaja perempuan di masa pubertasnya.

Perubahan psikologis yang terjadi di antaranya emosi mudah berubah dan turun naik, senang mencoba dan mengekplorasi berbagai hal baru, cenderung lebih senang bersama dengan teman dibanding keluarga, ingin diakui kelompok sebaya, dan mulai memiliki perasaan suka dengan lawan jenis baik yang sebaya ataupun tidak.

Pada masa pubertas perlu dijelaskan bahwa remaja laki-laki dan perempuan akan mengalami perbedaan peran gender. Pada keadaan ini remaja akan mengalami dampak perubahan fisik dan terkadang akan menyebabkan perasaan yang tidak menyenangkan dan membuat kepercayaan diri menurun.

Pada remaja perempuan kebebasan mulai dikekang dan diberikan pengawasan yang lebih. Sedangkan pada remaja laki-laki kebebasan justru semakin bertambah, pergaulannya semakin luas, dan mereka mulai diberikan kekuasaan. Perubahan yang terjadi pada remaja selama pubertas juga sangat penting diberikan kepada remaja disabilitas. Karena mereka juga akan mengalami perubahan yang sama dengan remaja pada umumnya.

Pertumbuhan dan pekembangan yang sangat pesat pada masa pubertas mengakibatkan kebutuhan zat gizi makro (protein, karbohidrat dan zat gizi mikro (vitamin dan lemak) juga akan meningkat. Sehingga pola makan yang baik juga perlu menjadi perhatian para remaja agar kebutuhan zat gizi untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal dapat terpenuhi.

Hal ini sangat penting terutama bagi remaja perempuan yang mungkin kehilangan zat gizi mikro selama proses menstruasi. Selain mengenal masa pubertas, remaja juga harus mengenal konsep diri yang ada pada diri mereka.

Secara sederhana konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya. Konsep diri merupakan gabungan dari pengetahuan, harapan, dan penilaian seseorang tentang diri mereka sendiri baik tentang karakteristik, fisik, psikologis, sosioal dan emosional. Secara umum konsep diri merupakan gagasan tentang diri sendiri.

Konsep diri adalah cara kita memandang/melihat diri kita sendiri sebagai sebuah pribadi yang unik, dan berbeda dengan orang lain, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan. Terdapat tiga konsep diri yang perlu diketahui oleh remaja.

Pertama pengetahuan tentang diri kita, berkaitan dengan informasi yang kita miliki tentang diri kita, misalnya jenis kelamin, penampilan, kesukaan. Kedua pengharapan bagi kita, berkaitan dengan gagasan kita tentang kemungkinan menjadi apa kelak. Ketiga penilaian terhadap diri kita, berkaitan dengan pengukuran yang dilakukan tentang keadaan kita.

Orang-orang terdekat dan lingkungan sosial yang memberikan umpan balik yang positif, dukungan, hadiah, pujian dan penerimaan akan menyokong perkembangan konsep diri yang positif. Sebaliknya umpan balik atau respons yang negatif (penolakan, kecaman, hinaan, hukuman) akan menyokong perkembangan konsep diri yang negatif.

Terdapat lima poin cara membentuk konsep diri yang positif pada remaja. Pertama, objektif dalam mengenali diri sendiri. Jangan pernah abaikan prestasi dan keberhasilan yang pernah dicapai walaupun menurut diri kita itu adalah hal kecil. Lihatlah bakat yang dimiliki dan carilah cara untuk mengembangkannya seperti dengan mengikuti les atau ekstrakurikuler di sekolah ataupun di luar sekolah sesuai dengan minat remaja itu sendiri.

Kedua, hargailah diri sendiri. Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita. Ketiga, jangan memusuhi diri sendiri. Merasa bersalah ketika berbuat salah boleh dilakukan tetapi tidak perlu berlebihan, yang perlu dilakukan adalah segera bangkit dan memperbaiki kesalahan yang dilakukan.

Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan akan membuat diri kita stres dan tertekan. Keempat, tetapkan batasan pribadi. Penetapan batasan pada diri pribadi ini termasuk pada batasan fisik dan emosional. Jangan memberikan toleransi perilaku orang lain jika itu membuat diri kita merasa tidak nyaman.

Pertahankan kepercayaan dan nilai yang ada pada diri sendiri. lakukan hal-hal untuk menyenangkan diri sendiri, bukan hanya untuk membuat orang lain bahagia. Kelima, berpikir positif dan rasional. Pikiran positif saat menghadapi permasalahan perlu dilakukan agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik.

Terdapat peran guru yang sangat penting dalam memberikan materi tentang masa pubertas dan konsep diri pada diri remaja ini. Semoga dengan pemberian materi ini pada remaja khusunya peserta didik di sekolah, perkembangan jiwa remaja semakin sehat baik secara fisik maupun psikologis. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Koran dan Radio Terus Berjuang!

362 CPNS Formasi 2019 Terima SK