Jakarta (ANTARA News) – Keluarga dan sahabat Wiji Thukul berharap film “Istirahatlah Kata-kata” yang bercerita tentang kisah hidup penyair tersebut dapat mengungkap keberadaan aktivis yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya itu.
“Saya kira dengan film ini tujuannya sederhana sekali, mengingatkan negara bahwa masih ada masa lalu, bahwa masih ada persoalan Wiji Thukul dan orang hilang yang lain, itu yang belum dituntaskan,” kata Wahyu Susilo, adik Wiji Thukul, dalam temu media di Jakarta, Minggu.
Film tersebut mengingatkan kembali Wahyu pada usaha-usaha yang telah dilakukan keluarga dan sahabat Wiji Thukul untuk “menolak lupa”. Salah satunya dengan dibentuknya Barisan Pengingat.
“Kami membuat mural puisi Wiji Thukul di jalan-jalan tol, kami membuat mural poster Wiji Thukul di tembok-tembok, itu untuk mengingatkan bahwa negara kita masih punya hutang sejarah,” ujar Wahyu.
“Ini yang kemudian membuat kami keluarga mendukung pembuatan film ini agar kemudian banyak orang bertanya kembali soal ini,” lanjut dia.
Lebih lanjut, Wahyu berharap dengan adanya film ini dapat mengingatkan masyarakat tentang sejarah, dan “membuat negara gelisah”.
“Banyak orang bertanya kembali itu akan membuat negara gelisah, negara gelisah akan membuat dia harus melakukan sesuatu entah itu jalur hukum atau jalur yang lain,” kata dia.
“Tapi yang kita inginkan adalah publik tidak lupa pada sejarah yang membuat negara harus terus gelisah soal ini,” sambung dia.
Sahabat Wiji Thukul, Mugiyanto Sipin, juga berharap “Istirahatlah Kata-kata” dapat mengungkap keberadaan Wiji Thukul dan aktivis lainnya yang hilang.
“Ada di mana? Kalau memang dikubur ya dikubur di mana, kalau masih ada ya ada di mana, jadi ya itu saja, sederhana,” ujar dia.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017