in

Hari Bela Negara Ke-75 Payakumbubh, Wujud Kecintaan Pada Tanah Air

SEMANGAT JUANG: Kapolres Payakumbuh, AKBP Wahyuni Sri Lestari pimpin upacara
peringatan Hari Bela Negara (HBN), Selasa (19/12).(HUMAS POLRES PAYAKUMBUH FOR PADEK)

Peringatan Hari Bela Negara Ke-75 di Sumbar berlangsung khidmat, kemarin (29/12). Di Payakumbubh, upacara peringatan dipimpin Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Payakumbuh AKBP Wahyuni Sri Lestari, di Halaman Kantor Balaikota Payakumbuh, Selasa (19/12).

Peringatan Hari Bela Negara dengan tema “Kobarkan Bela Negara Untuk Indonesia Maju” kali ini juga dihadiri Forkopimda Kota Payakumbuh serta personel TNI-Polri, ASN dan perwakilan pelajar yang menjadi peserta upacara.

“Hari Bela Negara ini merupakan momentum bagi kita untuk bersatu dan berkontribusi positif demi Indonesia maju yang kita cita-citakan,” terang Kapolres saat membacakan amanat Presiden RI, Joko Widodo.

Dilanjutkannya, tantangan ke depan semakin tidak terduga. Bukan hanya menghadapi ancaman fisik, tetapi juga ancaman yang tak kasat mata. Pandemi, konflik global, revolusi teknologi, hingga krisis iklim telah membawa dampak dan risiko ketahanan negara.

Sehingga semua harus memiliki jiwa Bela Negara sebagai pilar utama yang menjadikan kita tangguh dan cerdas dalam menghadapi situasi yang tidak menentu.

“Semangat bela negara bukan hanya tanggung jawab aparat pertahanan, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. Ini adalah tugas kita bersama dalam menjaga kesatuan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” terang Kapolres Sri Wahyuni lagi.

Mengakhiri amanat, ia mengajak kepada seluruh peserta upacara untuk mengobarkan semangat bela negara dan meningkatkan rasa cinta tanah air.

“Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan perlindungan, petunjuk, dan bimbingan dalam upaya kita untuk meraih Indonesia Maju, Bersatu, Berdaulat, Mandiri, dan Sejahtera,” pungkasnya.

Wamenhan RI Pimpin Upacara HBN

Sementara itu, di lain tempat, Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI, M. Herindra, bertindak selaku Inspektur mewakili Menhan RI, dalam Upacara Peringatan Hari Bela Negara (HBN) Ke-75 di halaman Kantor Gubernur Sumbar.

Dalam amanat yang dibacakan Herindra, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya aksi bela negara sebagai wujud kecintaan pada Tanah Air.

“Hari Bela Negara adalah momentum bagi kita untuk menegaskan komitmen bersama dalam mengobarkan semangat membela negara. Sekecil apa pun aksi nyata bela negara yang kita lakukan, tetapi karena dilandasi oleh kecintaan terhadap Tanah Air, maka tentu akan berdampak besar pada kejayaan bangsa dan negara yang kita cintai ini,” kata Herindra.

Terlebih, sambung Herindra, bela negara sangat diperlukan demi mewujudkan visi Indonesia Emas Tahun 2045 yang penuh tantangan, yang tentu harus disikapi secara adaptif dan responsif sesuai eskalasi ancaman dengan perspektif nonmiliter, melalui peningkatan kesadaran dan pelibatan aktif setiap elemen bangsa sebagai unsur pendukung pertahanan negara.

Wamenhan juga menyebutkan, semangat bela negara juga merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi segala ancaman yang dapat mengganggu stabilitas nasional. Semangat tersebut menjadi sebuah keniscayaan bagi seluruh komponen bangsa sesuai peran dan fungsinya masing-masing.

“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk senantiasa mengobarkan semangat bela negara dalam dirinya masing-masing,” sambungnya.

Gubernur Sumbar Mahyeldi usai upacara kembali mengingatkan pentingnya peristiwa Hari Bela Negara (HBN) bagi Sejarah perjuangan bangsa.

Menggelorakan semangat bela negara, ditegaskan gubernur bukan hanya tanggung jawab sebagian komponen bangsa dan pemerintahan, tetapi harus menjadi tugas dan semangat seluruh lapisan masyarakat.

“Salah satu peristiwa penting dalam proses perebutan kemerdekaan adalah peristiwa 19 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai HBN. Di mana, 74 tahun lalu, pada 19 Desember 1948, Indonesia menghadapi situasi genting karena agresi Belanda II, yang memaksa perpindahan ibu kota dari Yogyakarta ke Bukittinggi, hingga terbentuklah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI),” kata Mahyeldi.

Peristiwa tersebut, kata gubernur, adalah salah satu peristiwa sejarah penting bagi Indonesia yang berlangsung di luar Pulau Jawa. Oleh karena itu, Gubernur Mahyeldi menekankan bahwa PDRI merupakan penyambung nyawa bagi NKRI. Bahkan, sangat memungkinkan jika PDRI tidak didirikan, maka Indonesia tidak akan berdiri tegak hingga hari ini.

“Maka oleh sebab itu, semua komponen bangsa harus mengetahui betul tentang sejarah Hari Bela Negara ini. Mudah-mudahan, pelaksanaan upacara ini semakin mengobarkan semangat kita dalam rangka menunjukkan pentingnya peran Sumbar dalam memberikan kontribusi untuk NKRI,” pungkas Mahyeldi. (fdl/wni)

What do you think?

Written by Julliana Elora

UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh, Literasi dan Pembelajaran Berdiferensiasi

22 Desember, Stasiun Lambuang Bukittinggi Diresmikan