Palembang (Antarasumsel.com) – Striker Sriwijaya FC Hilton Moreira menyebut Barito Putera yang akan dihadapi pada laga ke-6 Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 di Palembang, Sumsel, pada Sabtu (13/5) merupakan tim yang tidak mudah dikalahkan.
“Setelah meraih kemenangan atas Persiba, posisi di klasemen naik sedikit. Masih perlu kerja keras, karena ini belum sempurna sehingga lawan Barito nanti tetap tidak mudah,” kata Hilton yang dijumpai seusai latihan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Jumat.
Pesepak bola berusia 36 tahun ini mengatakan, Sriwijaya FC dapat bernapas lega setelah pada laga terakhir memetik kemenangan. Namun, patut digarisbawahi bahwa yang terpenting yakni bagaimana caranya agar capain positif ini terus berlanjut pada laga-laga berikutnya.
Hilton yang sejauh ini telah mengemas tiga gol berharap kekalahan beruntun atas Persib dan Bhayangkara FC (di kandang sendiri) tidak terjadi lagi karena cukup membuat tim kesulitan untuk bangkit.
Bahkan lantaran itu, Sriwijaya FC sempat terjerembab ke peringkat 14. Namun karena kemenangan pada laga terakhir atas Persiba membuat “Laskar Wong Kito” terkerek ke peringkat 11 dari 18 kontestan. Sedangkan lawan Barito Putera di peringkat 10.
“Satu kata, tim harus menang lagi, biar bermainnya stabil,” ujar dia.
Ia mengatakan saat ini kondisi di dalam tim semakin membaik seiring dengan bertambahnya jam kebersamaan yang saat ini sudah memasuki laga ke-6. Menurut pemain asal Brasil ini, para pemain mulai mengenal karakter masing-masing.
“Ada pemain yang senang diumpan di depan, ada juga yang senang diumpan di samping, ini harus diketahui dan tentunya perlu waktu,” kata dia.
Termasuk mengenai perubahan formasi pemain yang kerap dilakukan Oswaldo Lessa yakni antara 4-3-3 atau 4-4-2. Bagi Hilton, perubahan itu bukan persoalan karena hal itu disesuaikan dengan kebutuhan tim.
“Tim pasang 4-3-3 atau 4-4-2 tidak ada masalah, yang penting pemain pahan apa yang diinginka pelatih. Jika 4-3-3, pasti tim akan lebih menyerang tapi jika pemain depan tidak membantu gelandang maka tim akan kalah dalam perebutan bola. Sebaliknya, jika 4-4-2, tim kurang menyerang tapi pemain tengah harus membantu serangan,” kata dia.
Bersama pelatih baru Sriwijaya FC Oswaldo Lessa, Hilton juga mengalami sedikit perubahan ketika berada di tengah lapangan. Hal ini terkait dengan aturan harus memainkan tiga pemain muda sekaligus.
“Saat Zalnado di Timnas, saya ditarik menjadi gelandang karena pelatih tahun bahwa fisik saya kuat dan bisa bantu meski di depan saya juga punya kualitas. Jika pakai formasi 4-3-3, saya harus jadi gelandang karena kasihan Yu Hyun Koo kerja sendiri. Sedangkan marquee player Tijani, yang dimiliki berkualitas bagus, tapi bukan untuk bertahan tapi untuk menyerang,” kata Hilton.
Editor: M. Suparni
COPYRIGHT © ANTARA 2017