in

IAEA: Iran Miliki Banyak Cadangan Uranium

WINA – Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) mengatakan bahwa sejak me­langgar kesepakatan nuklir in­ternasional November lalu, Iran kini telah memiliki cadan­gan uranium yang telah diper­kaya hampir tiga kali lipat. Be­sarnya cadangan itu menim­bulkan pertanyaan baru soal tiga lokasi yang memiliki keg­iatan terkait nuklir dan bahan nuklir yang tidak dilaporkan.

IAEA membuat pernyataan itu dalam laporan rahasia yang didistribusikan ke negara-neg­ara anggota pada Selasa (3/3). Badan tersebut mengatakan, pada 19 Februari, total perse­diaan uranium yang diperka­ya Iran telah mencapai 1.020,9 kilogram atau sekitar 1,1 ton, dibandingkan dengan perse­diaan sejumlah 372,3 kilogram pada 3 November 2019.

“Iran meningkatkan perse­diaan uranium yang diperkaya dengan kecepatan penuh,” ka­ta Ali Asghar Zarean, seorang asisten kepala badan nuklir Iran pada 26 Januari lalu.

Peningkatan cadangan ura­nium itu telah memungkinkan Iran untuk memproduksi sen­jata nuklir, yang menurut nega­ra itu tidak akan pernah dilaku­kan. Dalam kesepakatan nuklir Iran 2015 (JCPOA) yang ditek­en Iran dengan Amerika Ser­ikat (AS), Jerman, Prancis, Ing­gris, Tiongkok, dan Russia, Iran hanya diperbolehkan menyim­pan cadangan uranium seban­yak 202,8 kilogram saja.

Permintaan IAEA

Menurut Asosiasi Pengen­dalian Senjata di Washington DC, Iran akan membutuhkan sekitar 1.050 kilogram atau 1,16 ton uranium yang diperkaya dengan kemurnian di bawah 5 persen, dan kemudian har­us meningkatkan pengayaan hingga lebih dari 90 persen un­tuk membuat senjata nuklir.

Dengan adanya kesepakatan nuklir, yang disebut Iran seba­gai waktu jeda, Teheran hanya memerlukan waktu sekitar seta­hun untuk membangun sebuah bom. Ketika Iran telah menjauh dari batas-batas kesepakatan nuklir 2015, perlahan-lahan cel­ah waktu itu semakin pendek.

Namun semua itu tidak be­rarti jika semua bahan tersedia maka Iran akan segera memiliki sebuah bom. Sebelum kesepak­atan nuklir, Iran memperkaya uraniumnya hingga 20 persen, hanya beberapa langkah teknis dari tingkat yang dibutuhkan untuk memiliki senjata nuklir.

Iran telah melanggar pem­batasan lain JCPOA, termasuk persediaan air berat yang di­izinkan serta jumlah dan jenis sentrifugal yang dioperasi­kan. Dengan pelanggaran yang dilakukan, memungkinkan petugas IAEA mengakses un­tuk memverifikasi hal itu pa­da Iran. Negara tersebut juga mengatakan langkah-langkah itu semua dapat dibalik jika Iran menerima insentif ekono­mi yang dibutuhkan.  SB/FoxNews/I-1

What do you think?

Written by Julliana Elora

DRA Bupati Pertama di Indonesia Lakukan SP Online

Mekanisme Pelaksanaan PPDB Jenjang TK SD SMP SMA SMK Terbaru