Penguatan IHSG mencerminkan optmisme investor terhadap perekonomian nasional di samping harapan terjadinya kenaikan harga komoditas dunia.
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali mencapai rekor tertinggi pada perdagangan Senin (22/1) dengan level 6.500,52 poin atau menguat 0,14 persen dari penutupan perdagangan Jumat (19/1) yang berada pada level 6.490,89 poin. Kondisi ini mencerminkan optmisme investor terhadap perekonomian nasional di samping harapan terjadinya kenaikan harga komoditas dunia.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan meskipun sempat terjadi aksi jual oleh investor asing, namun IHSG mampu bertahan di area positif sehingga kembali mencatatkan rekor baru. “Pergerakan IHSG yang positif itu seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia, terutama minyak mentah, situasi itu kembali memicu investor di dalam negeri melakukan akumulasi beli terhadap saham-saham berbasis komoditas,” katanya di Jakarta, Senin (19/1).
Berdasarkan data BEI, investor asing membukukan jual bersih atau foreign net sell di pasar saham domestik sebesar 283,57 miliar rupiah pada awal pekan ini (19/1). Saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII) senilai 158,96 miliar rupiah, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai 150,66 miliar rupiah, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai 107,59 miliar rupiah, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai 54,76 miliar rupiah, dan saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai 44,55 miliar rupiah.
Asing juga melepas saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) senilai 41,01 miliar rupiah, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) senilai 35,22 miliar rupiah, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) senilai 24,22 miliar rupiah, dan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) senilai 23,56 miliar rupiah. Reza menambahkan, di sisi lain, ekonomi nasional yang kondusif turut memberikan harapan positif bagi kinerja emiten ke depannya.
Investor optimistis, kinerja emiten akan terus tumbuh ke depannya. “Namun, investor diharapkan tetap waspada aksi ambil untung yang memanfaatkan kenaikan IHSG sebelumnya,” katanya.
Bakal Bertahan
Vice President Research PT Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya, menambahkan, IHSG saat ini masih bergerak dalam rentang wajar dengan potensi naik yang cukup besar. “Kenaikan akan terlihat kuat bertahan jika hingga penutupan masih dapat bertahan di atas resistance level dengan dukungan capital inflow,” ujar William.
Sedangkan jika hal tersebut belum dapat dicapai, potensi untuk masih bertahan dalam rentang konsolidasi masih akan dilalui oleh IHSG dalam beberapa waktu mendatang. “IHSG masih berpotensi menguat,” pungkas William.
Kepala Komunikasi Perusahaan BEI, Oskar Herliansyah, menuturkan penguatan IHSG dipengaruhi laju positif 5 sektor saham yang dipimpin oleh sektor pertambangan yang menguat 2,54 persen. “Dengan penguatan ini maka IHSG telah menguat 2,28 persen dari posisi di akhir 2017 di level 6.355,65 poin,” jelas Oskar.
yni/AR-2