in

Ingin Batang Arau Bersih seperti Sungai Aree? Bundowati: Bisa, Lakukan Ini

Sungai Aree di Bern Swiss jadi sorotan publik setelah peristiwa tenggelamnya putra Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril pada Kamis (26/5/2022) lalu dan baru ditemukan di Bendungan Engehalde, Bern, pada Rabu (8/6/2022).

Setelah melihat video dan gambar yang banyak tersebar di berbagai media jejaring sosial dan media massa, banyak yang bertanya, bagaimana bisa sungai sepanjang 17,8 km yang membelah Kota Bern itu bisa bersih dan jernih? Bahkan orang ramai berenang dan berjemur serta jadi destinasi liburan musim panas di Eropa.

“Kapan sungai kita bisa bersih seperti itu, Pak?” tanya seorang member GWA  Komunitas Pecinta Sungai (KPS) saat melihat postingan video Sungai Aree yang bersih dan jernih. “Bisa, tergantung  pabrik sampahnya, Pak,” jawab member GWA lainnya.

Pegiat Gerakan Sungai Bersih Kota Padang, Syafriawati menjelaskan bahwa Sungai Batang Arau di Kecamatan Padang Selatan Kota Padang bisa bersih seperti Sungai Aree di Swiss jika pemerintah dan masyarakat punya komitmen yang sama untuk itu serta didukung juga dengan teknologi.

“Masyarakat harus patuh dengan aturan larangan membuang sampah ke sungai, dan pemerintah pun harus tegas menegakan aturan yang dibuatnya. Hukum harus ditegakkan bagi masyarakat dan pelaku usaha yang membuang sampah ke sungai,” tegas Syafriawati yang biasa disapa Bundowati.

Selain itu, lanjut Bundowati, lakukan pengecekan dan pengawasan ketat terhadap perusahaan-perusahaan atau pelaku usaha di hulu dan sepanjang bantaran sungai agar mereka memiliki pengolahan limbah yang baik dan tidak sampai membuang sampah ataupun limbah ke sungai.

“Jadi, harus duduk bersama semua pihak dan komit sehingga tidak sibuk dan heboh ketika sungai sudah kotor penuh sampah saja. Jalankan juga edukasi di dari tingkat RT dan sekolah,” tandasnya.

Wanita yang juga pegiat pariwisata ini pada tahun 2018 lalu bersama Komisaris Utama BRI ketika itu Andrinof Chaniago dan berbagai pihak menginisiasi Gerakan Sungai Bersih di Kota Padang. Mereka memungut sampah yang berserakan di Batang Arau dengan perahu motor.

Syafriawati kadang tak segan turun ke sungai yang sudah tercemar tersebut bersama masyarakat untuk membersihkan berbagai macam jenis sampah.

Bundo Syafriawati bersama masyarakat membersihkan sampah di Batang Arau.

Terbaru, dia bersama berbagai komunitas dan pegiat menginisiasi  terbentuknya “Koalisi Masyarakat Peduli Batang Arau (KMPBA)” yang dikoordinatori oleh Miko Kamal.

Koalisi ini juga merespons temuan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara yang mengungkapkan kondisi Batang Arau di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang sangat mengkhawatirkan. Baru-baru ini, Tim Ekspedisi itu menemukan 420 partikel mikro plastik dalam 100 liter air di Sungai Batang Arau. Partikel-partikel mikro plastik itu berukuran 1.000-2.500 mikron dengan jenis fiber dan filamen. Pengambilan sampel dilakukan pada Selasa 10 Mei 2022 pukul 16.14.

Di samping itu, secara kasat mata, terlihat ragam sampah di sepanjang Sungai. Pendangkalan Sungai juga terjadi.

“KMPBA merupakan koalisi terbuka yang didirikan dan/atau digerakkan oleh beberapa lembaga yang peduli terhadap penyelamatan Batang Arau,” ujar Miko Kamal usai pertemuan.

Anggota Pendiri Koalisi terdiri dari Forum DAS Padang; Walhi Sumbar; MKSC; Pusat Kajian Lingkungan Hidup UMSB; Rang Mudo Palito Pendidikan; Gema Pelita; Gugah Nurani Indonesia; Bumi Ceria; LP2M; Diving-UBH; DPD Asobsi Kota Padang;  ICCN; TP2 Dewi; Padang Heritage; Jambak Sea Turtle Camp; IATTA; Rumah Literasi Griya Istiqlal; TGUPSM dan Ranah Rantau Circle.Dalam pertemuan tersebut, KMPBA menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Mendesak pemerintah untuk memulihkan Batang Arau secara totalitas dari hulu, tengah dan hilir, termasuk diantaranya melakukan pengerukan Batang Arau dan mengangkat sampah-sampah atau membersihkan Batang Arau dari sampah-sampah dalam waktu cepat.

2. Mendesak pemerintah untuk melakukan penegakan hukum (law enforcement) secara konsisten terhadap pihak-pihak yang membuang sampah (termasuk limbah pabrik, industri bengkel, rumah sakit dan sejenisnya baik berupa cairan, padatan maupun gas) sembarangan dan/atau melawan hukum ke Batang Arau dan drainase di seputar Batang Arau.

3. Mendesak pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban produsen (perusahaan) atas sampah yang mereka hasilkan dan ikut mencemari Batang Arau;

4. Mendesak pemerintah untuk melibatkan sekolah dan guru-guru serta tenaga kependidikan dalam praktik pembangunan jiwa anak-anak didik agar tidak membuang sampah sembarangan, termasuk tidak membuang sampah ke Batang Arau dan drainase seputar Batang Arau.

5. Mendesak pemerintah memaksimalkan sosialisasi penyelamatan Batang Arau dengan melarang masyarakat membuang sampah ke Batang Arau dan drainase seputar Batang Arau. Sosialisasi dimaksud dapat dilakukan dengan cara menggunakan mobil informasi keliling, pembuatan spanduk dan baliho, leaflet dan media informasi lainnya.

6. Mengimbau komunitas, lembaga swadaya masyarakat dan perguruan tinggi melakukan edukasi terhadap partisipasi masyarakat dalam menjaga Batang Arau dan/atau tidak membuang sampah ke Batang Arau dan drainase seputar Batang Arau.

7. Mengimbau tokoh-tokoh agama, pemangku adat, bundo kanduang dan lainnya untuk ikut menyosialisasikan larangan membuang sampah ke Batang Arau dan drainase seputar Batang Arau.8. Anggota KMPBA akan menyusun agenda detail penyelamatan Batang Arau dalam waktu dekat dan bertekad menjaga keberlanjutan gerakan penyelamatan Batang Arau.(rel)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Lima IAIN jadi UIN, Dua di Sumatera Barat

Terminal Senilai Rp70 Miliar di Anak Air masih Sepi. Apa Masalahnya?