Palembang, BP- Negeri Seribu Megalitik melekat dan menjadi julukan bagi Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan karena memiliki situs megalitik terbanyak se Indonesia. Situs megalitik tersebar di 16 kecamatan dari 24 kecamatan yang ada di Kabupaten Lahat antara lain di Kecamatan Pajar Bulan.
Menurut ketua Panoramic Of Lahat, Mario Andromartik, secara geografis Kecamatan Pajar Bulan berada di ketinggian 800 mdpl tepat di kaki Gunung Dempo dan Pengunungan Gumay yang merupakan daerah yang subur sehingga daerah ini menjadi lokasi pemukiman yang ideal bagi masyarakat sejak masa prasejarah.
“Di kecamatan yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Jarai ini terdapat beberapa situs megalitik yaitu Situs Megalitik Bilik Batu di Desa Kota Raya Lembak, Desa Talang Pagar Agung Lama, Talang Baru, Talang Padang Tinggi, Pajar Bulan, Benua Raja dan Pulau Panggung,” katanya, Minggu (15/9).
Situs megalitik di Desa Pulau Panggung ini menurutnya merupakan situs megalitik dengan peninggalan yang unik dan langka karena di situs ini terdapat banyak peninggalan benda megalitik berupa lesung batu bermotif seperti lesung batu dengan motif kepala kodok, kepala kambing dan banyak digambarkan lesung dengan motif manusia memanggul lesung dengan dengan kepala manusia beserta kedua tangan kanan dan kiri.
“Juga di situs ini ditemukan benda yang unik dan langka yaitu lumpang batu dengan motif di bagian dinding lumpang batu yang menggambarkan figur manusia dililit dan digigit ular.Lumpang batu seperti ini merupakan tinggalan lumpang batu satu-satunya yang ditemukan di kawasan Megalitik Pasemah,” katanya.
Jenis temuan lainnya adalah arca manusia yang digambarkan seorang figur manusia dewasa memakai baju dan asoseris seperti topi, kalung, anting dan gelang tangan sedang mengapit dua orang anak di bagian kanan dan kiri serta dalam posisi sedang menunggang seekor gajah. Gajah digambarkan bagian muka dengan kepala, mata, belalai dan gading tergambar dengan jelas.
“Situs megalitik di Desa Pulau Panggung berada di perkebunan kopi milik keluarga Ahlan yang berjarak sekitar 300 meter dari desa. Untuk menuju lokasi situs dengan menyusuri jalan yang telah di cor beton hingga sampai kebun kopi dan dilanjutkan menyusuri jalan setapak dengan pohon kopi di kanan dan kiri jalan. Setelah berjalan sekitar 50 meter benda pertama yang dijumpai adalah lumpang batu berelief atau bermotif dan dalam jarak 30 meter akan terlihat tinggalan arca manusia, berikutnya puluhan lumpang batu akan terlihat di bawah pepohonan kopi,” katanya.
Menurutnya, kondisi situs secara umum terawat dengan baik yang selalu dipelihara dan dijaga oleh seorang juru pelihara bernama Ahlan dan merupakan pegawai dengan status PNS dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumatera Selatan. Dahulu para juru pelihara merupakan pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi dengan wilayah kerja Jambi, Bengkulu, Sumsel dan Bangka Belitung.
Dari situs-situs megalitik yang berada di Kabupaten Lahat menurutnya masih banyak yang belum mempunyai juru pelihara, hal ini harus menjadi pertimbangan dan perhatian pemerintah terutama Pemerintah Daerah karena bila situs megalitik tidak ada juru pelihara nya maka tidak ada yang memelihara dan menjaganya sehingga rentan kerusakan dan kehilangan.
“Mari kita jaga dan pelihara megalitik kita yang merupakan peninggalan nenek moyang kita, leluhur kita, budaya bangsa kita. Salam Lestari Budaya Indonesia,” katanya.#udi
Berita Serupa