Puluhan karung itu kini menumpuk di gudang Kepolisian Jakarta. Isinya, sabu sekitar satu ton. Sabu senilai Rp1,5 triliun itu disita polisi dalam penggerebekan Kamis dinihari di Serang, Banten. Entah berapa juta orang yang bisa diselamatkan dari upaya polisi itu. Ini merupakan penangkapan terbesar upaya penyelundupan sabu di Indonesia. Juga membesarkan semangat bangsa ini melawan narkoba. Apalagi, kemarin pemerintah baru memperingati Hari Antinarkoba Internasional.
Langkah aparat kepolisian dan berbagai pihak yang tidak lelah berjihad melawan peredaran narkoba mesti diapresiasi. Tapi kejadian ini jelas bikin merinding. Ternyata Indonesia masih jadi sasaran peredaran narkoba di Asia. Ketua BNN Budi Waseso menyebut pasar perdagangan narkotika di Asia Tenggara sudah pindah dari Thailand ke Indonesia, terutama sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan perang besar-besaran melawan para pemain narkoba tingkat dunia.
Setiap tahun, ada 190 ribu orang di dunia meninggal karena penyalahgunaan narkotika. Itu dampak langsung yang terasa. Belum lagi dampak-dampak lain yang ditimbulkan dari ketergantungan terhadap narkotika, seperti berbagai tindak kriminalitas hingga untuk mendanai terorisme.
Satu ton sabu adalah jumlah yang besar. Keberhasilan aparat ini mesti dibarengi dengan langkah taktis dan strategis melawan pengedar narkoba yang sudah menggurita ke berbagai lapisan masyarakat – dari pejabat, aparat sampai pelajar. Sementara kita juga punya peran penting: mewaspadai peredaran narkoba di sekitar kita, termasuk di lingkungan keluarga.