in

Johnny Kitagawa, bos agensi hiburan Jepang meninggal di usia 87 tahun

Jakarta (ANTARA) – Johnny Kitagawa, salah satu bos agensi hiburan ternama di Jepang yang sudah membentuk lanskap boy band Negeri Sakura selama lebih dari setengah abad, meninggal karena stroke, Selasa, di rumah sakit Tokyo, dalam usia 87 tahun.

Pendiri agensi artis-artis pria Jepang ternama, Johnny & Associates, yang berdiri sejak 1962 itu dirawat di rumah sakit sejak 18 Juni karena perdarahan subarachnoid, salah satu jenis stroke.

Seperti dikutip dari Japan Times, Kitagawa dikabarkan pingsan pada hari itu. Kejadian itu dirahasiakan namun sejumlah pesohor dikabarkan membesuk ke rumah sakit untuk menemui sosok penting di dunia hiburan Jepang.

Di hadapan para pewarta pada 1 Juli lalu, kelima anggota ARASHI untuk pertama kalinya mengungkapkan bahwa bos mereka sedang dirawat di rumah sakit.

“Saat kami senggang, kami membesuk sesering mungkin. Kami harap beliau akan segera sembuh,” ujar Jun Matsumoto, anggota ARASHI.

Dilansir Kyodo, Johnny Kitagawa telah mengorbitkan sederet grup-grup terkenal di Jepang, termasuk SMAP, ARASHI, KAT-TUN, Hey! Say! JUMP.

Baca juga: Penggemar Arashi, simak tiket promo ke Jepang per Desember 2019

Kitagawa yang dihormati di dunia hiburan Jepang punya strategi untuk memperluas ranah pekerjaan para artisnya, bukan sekadar merekam lagu, tapi menempatkan mereka di acara televisi, membuatnya bisa mempertahankan monopoli virtual boy band selama lebih dari 57 tahun.

Namun karirnya tidak selalu mulus.

Johnny Kitagawa sudah beberapa kali jadi subjek tuduhan pelecehan seksual. Pada 1999, majalah mingguan Jepang Shunkan Bunshun menerbitkan daftar tuduhan kekerasan dan eksploitasi seksual pada anak terhadap sebagian orang yang berada di bawah naungannya.

Namun, ia tidak pernah didakwa melakukan kejahatan berdasarkan tuduhan tersebut.

Kitagawa menggugat Shukan Bunshun dan mendapat ganti rugi, tetapi putusan itu dibatalkan sebagian melalui banding dengan putusan bahwa majalah itu punya cukup alasan untuk mempublikasikan tuduhan pelanggaran seksual. Kitagawa kemudian mengajukan banding, kemudian ditolak.

Baca juga: Keputusan Arashi hiatus kejutkan penggemar

Pria Jepang-Amerika itu lahir di Los Angeles pada 1931 dan menghabiskan masa kecil dengan berpindah-pindah antara Jepang dan Amerika Serikat.

Dia akhirnya menetap di Jepang pada 1950-an setelah bertugas dengan tentara AS untuk mengajari bahasa Inggris pada anak yatim piatu saat Perang Korea.

Kitagawa adalah pemegang tiga rekor dunia Guinness untuk artis nomor 1 terbanyak, single nomor satu terbanyak dan konser terbanyak yang diproduksi individu.

Baru-baru ini dia bekerja sebagai produser eksekutif untuk film Jepang “Shonentachi” yang dirilis pada Maret tahun ini.

Hideaki Takizawa, mantan anggota duo J-pop Tackey & Tsubasa yang dinobatkan jadi presiden Johnnys’ Island Inc, perusahaan afiliasi Johnny & Associates, pada Januari lalu, dirumorkan akan jadi penerus Kitagawa.

Baca juga: Acara hiburan grup idola Arashi tayang di Indonesia

Baca juga: Grup idola Arashi rehat mulai akhir 2020

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2019


What do you think?

Written by Julliana Elora

Pasar film Indonesia tumbuh, Bekraf buat insentif untuk lokasi syuting

Meski tidak yakin di Silverstone, Ferrari tetap menanti kejutan