in

Jokowi Menjawab Gunarti

Lebih dari 60 persen masyarakat Indonesia mengaku puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo dalam dua setengah tahun terakhir. Jokowi dinilai berhasil melaksanakan sejumlah program pembangunan. Hasil survei Lembaga Survei Indo Barometer ini dirilis kemarin. Persis di hari yang sama, ada Gunarti, yang menangis tersedu di dekat pilar istana sembari memeluk adiknya, Gunarto.

Kakak beradik ini adalah warga Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. Mereka akhirnya bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana kemarin. Gunarti mengaku sempat berbincang sedikit sebentar dengan Presiden Jokowi, menyampaikan protes warga terkait keberadaan pabrik semen PT Semen Indonesia di tempat tinggalnya. Menjawab Gunarti, Jokowi meminta dirinya untuk berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Gunarti sampai harus menjawab: kami sudah melakukan apa pun agar jangan sampai Pak Ganjar mengeluarkan izin.

Penantian itu berujung kecewa. Mendalam. Gunarti sampai merasa seperti sudah kehilangan Bapak, begitu mendengar jawaban Jokowi. Keduanya lantas meninggalkan Istana tanpa bersalaman dengan Presiden. 

Apa yang dilakukan petani Kendeng dengan menyemen kaki, aksi yang lantas diikuti oleh banyak sekali aktivis lainnya, di berbagai kota di Indonesia, seharusnya membuat Pemerintah malu. Baik yang di daerah, maupun yang di pusat. Sebegitu mampetnya kah jalur komunikasi sehingga tak bisa menjawab kegelisahan rakyat? Sebegitu enggannya kah negara menaati putusan Mahkamah Agung yang sudah keluar?

Pak Jokowi, Gunarti kemarin menyerahkan lembaran kertas berisi dua tembang Pangkur ciptaaannya. Ia sebetulnya berharap bisa punya waktu khusus untuk menyanyikan lagu tersebut. Begini cuplikannya:

Pak Jokowi yang mulia,

Dosa apa yang disandang negara ini?

Rakyat yang jadi korban peraturan kebijakan

Menghidupi Ibu Bumi yang disakiti

Ingat dan ingatlah Bapak,  Negara ini negara rakyat 

What do you think?

Written by virgo

Ishak Mekki: FKK Baik Bagi Pariwisata Sumsel

‘Harga’ RUU Tembakau di Mata Jokowi