Dari Pelatihan Pariwisata di Filipina
Belajar dari dekat tentang pariwisata negara revolusi, Filipina tidak terpikir sebelumnya. Semua itu terwujud setelah Mirawati pengusaha muda asal Bintan memenangkan kompetisi Maritim and Tourism Entrepreneur Award (MTA) se-Sumatera tahun 2016. Ilmu apa yang didapatnya?
Tanjunguban – Kemarin Minggu (20/11) siang, wartawan Tanjungpinang Pos menemui bos CV Traveller Bintan di Tanjunguban. Rona wajah perempuan berusia 25 tahun itu terlihat berseri-seri. Berulang kali pemilik usaha jasa pariwisata itu melempar senyuman. Wajar saja, pemenang pertama kategori pariwisata yang ditaja Bank Indonesia (BI) itu baru menginjakkan kaki di Tanah Air setelah perjalanan dari Filipina, 14-17 November lalu.
Di negara Presiden Rodrigo Duterte itu, Mirawati mendapat kesempatan menjadi peserta pelatihan pariwisata. Di sana, Mirawati ditemani Apraca Centrab (Asia-Pacific Rural and Agricultural Credit Association Center for Training and Reserch in Agricultural Banking) bisa belajar langsung pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan teknik mempromosikan sektor pariwisata.
”Pemerintah di sana sangat fokus mengembangkan UKM dan pariwisata sehingga membuat pelaku usaha di negara itu maju,” kata dia menambahkan, lawatan wisatawan mancanegara (wisman) ke negara berpenduduk sekitar 104 juta itu terus meningkat dari tahun ke tahun.
Para pelaku usaha seperti UKM, kata Mirawati mendapat tempat sendiri. Karena, pemerintahnya memberikan ruang untuk UMK memasarkan hasilnya seperti di pertokoan, pusat perbelanjaan hingga sejumlah lokasi objek wisata. Dengan demikian, perkembangan UKM berkembang dan banyak berdampak bagi pelaku usaha.
”Filipina sangat memperhatikan perkembangan usaha dan pariwisata. Untuk pelaku usaha saja disediakan lahan 2×2 meter di setiap pertokoan, pusat perbelanjaan dan lokasi wisata, sehingga tidak ada kata kaki lima dan berserakan tidak beraturan,” katanya.
Jumlah kunjungan wisatawan, lanjutnya, pada tahun tahun 2013, ada 4,3 juta orang datang ke Filipina. Jumlah tersebut meningkat sekitar 4,7 juta pada tahun 2014, pada tahun 2015 sekitar 4,8 juta da pada tahun 2016 hingga Oktober sudah sekitar 5,4 juta orang. Ini menunjukkan jika pemasaran dan daya tarik wisata di negara tersebut cukup tinggi.
”Saya banyak menemui warga Indonesia di Filipina, sebagian besar mereka berasal dari Pulau Jawa. Padahal nilai jual Filipina sama seperti Indonesia, yaitu pantai dan budaya. Seperti di setiap restoran makan selalu ada pertunjukkan budaya,” jelasnya.
Untuk itu, ia juga mempromosikan Bintan kepada Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Filipina, termasuk akan memasarkan secara online wisata Bintan ke Filipina. Ini karena banyak juga wisatawan Filipina yang berkunjung ke Bintan.
”Kami akan terus menggaet turis Filipina untuk datang ke Bintan, termasuk juga wisatawan lokal dari Pulau Jawa. Kami akan tunjukkan jika di Bintan juga sama dengan Filipina tentang keindahan alamnya,” terangnya.
Ia menyampaikan juga, hadiah berupa training di luar negeri ini merupakan pengalaman yang sangat berharga. Bila dibandingkan dengan hadiah uang tunai atau barang, pengalaman training ini jauh lebih berarti. Selain ilmu, ia juga mendapatkan relasi untuk memasarkan Bintan ke mata dunia, terutama Filipina. (Jendaras Karloan)