in

Kabut Asap Ganggu Produktivitas Petani

ASAP TEBAL: Salah seorang petani di Kecamatan Kototangah
memeriksa tanaman padi di sawah miliknya, Selasa (3/10).(MIFTAHUL KHARIYAH/PADEK)

Kabut asap yang menyelimuti Kota Padang sejak beberapa hari terakhir, tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga memberikan dampak buruk terhadap sektor pertanian.

Tebalnya kabut asap mengganggu produktivitas petani disebabkan pencahayaan matahari yang tidak cukup. Hal ini menyebabkan terancamnya hasil panen.

Intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan padi. Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang petani di Kecamatan Kototangah, Afrizal, 55, kepada Padang Ekspres, Selasa (3/10).

Afrizal menjelaskan, akibat kabut asap tersebut membuat cahaya matahari terhalang sehingga proses pembuahan padi terganggu. “Tebalnya kabut asap sangat berpengaruh terhadap hasil panen. Sebab kabut menutupi cahaya matahari sehingga dikhawatirkan hasil panen menjadi tidak maksimal,” katanya Selasa (3/10).

Tak hanya pertumbuhan padi yang terganggu, tetapi proses penjemuran gabah juga mengalami kendala. Seperti yang dirasakan oleh Farhan, 22, pemilik penggilingan padi di Tanjuangaua, Kecamatan Kototangah.

Ia mengungkapkan, dalam proses penjemuran yang biasanya dapat dilakukan satu hari, sekarang memakan waktu selama dua hari. Kondisi ini disebabkan cahaya matahari yang tertutup kabut asap. “Kondisi kabut asap saat ini hanya mempengaruhi lama penjemuran padi, tetapi untungnya untuk harga beras masih tetap sama,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Yoice Yuliani mengatakan, kondisi yang terjadi saat ini belum mengganggu para petani Kota Padang secara keseluruhan. Ia mengatakan, yang menjadi persoalan saat ini adalah belum turun hujan yang mengakibatkan sumber air pertanian di Kota Padang mulai berkurang.

“Kondisi para petani belum keseluruhan berdampak karena mereka sudah memasuki masa tanam. Namun karena masih belum turun hujan akan berdampak kepada para petani yang membutuhkan air,” ungkapnya.

Yoice mengimbau agar para petani mulai melakukan penghematan air terutama air irigasi. “Jangan boros agar dapat diatur antara sawah satu dan sawah selanjutnya,” tutupnya. (y/mg4/mg5/mg6)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Braditi Moulevey: Predator Pricing Menghantui UMKM

KPU dan Bawaslu Solsel Tanggapi ”Surat Kaleng”